8: Makan lesehan

913 222 15
                                    

Neva membawa Kello untuk makan di warung pinggir jalan lesehan pada sore hari.

Warung makan ini adalah tempat favorit Neva jika sudah mendekati tanggal tua.

Gadis cantik itu duduk bersila dengan Kello yang duduk anteng di sebelahnya.

"Sayang, acara reuni nanti kamu ikut? Ikut, ya? Udah lama juga kita enggak ketemu dengan teman-teman kita."

Kello menatap Neva yang saat ini sedang memperhatikan area sekeliling yang ramai.

"Boleh. Memangnya kapan acara reuniannya?" tanya Neva, membalas tatapan sang kekasih.

"Memangnya kamu enggak buka grup WA? Seingatku kamu udah masuk grup." Kello membuka ponselnya kemudian mencari aplikasi WhatsApp dan membuka grup reuni yang akan diadakan. "Nih, padahal kamu ada loh di dalam grup ini."

"Aku memang ada di dalam grup tapi bukan berarti aku harus memelototi di grup terus-menerus." Neva mendengkus dengan sikap Kello bukannya langsung memberitahu kapan acaranya dimulai, tapi justru mengotak-atik ponselnya terlebih dahulu.

"Iya. Tanggal 14 ini. Kebetulan itu malam minggu dan kita bisa berangkat bareng."

"Kalau acaranya tanggal 14 berarti tinggal seminggu lagi, ya? Ya udah aku ikut. Tapi, kamu jemput, ya?"

"Iya, Sayang. Apa sih yang enggak buat pacarku satu ini." Kello dengan gemas mencubit pipi Neva yang langsung ditepis oleh gadis itu.

"Jangan cubit pipi aku, Kello. Kalau nanti pipi aku kendor bagaimana?"

"Gampang itu. Tinggal kamu kencangin lagi."

Neva mendengus sebagai respon.
Gadis cantik itu langsung tersenyum semeringah saat melihat hidangan sudah disajikan di depan matanya oleh pelayan warung makan.

"Ah, sambal terasi ini yang paling mantap," kata Neva dengan penuh semangat.

Menu yang dipesan Neva dan juga Kello sore ini hanya ikan gurame bakar, sambal terasi, berikut dengan lalapannya.

Kello yang semula tidak tahu apa-apa tentang makanan seperti ini akhirnya ikut ketagihan seperti Neva.

"Kalau makan daun kemangi nanti badan kita wangi kata mereka," ujar Kello, mengambil daun kemangi di dalam tatakan.

"Berarti kalau kamu makan jengkol, nanti badan kamu juga bakalan wangi jengkol," timpal Neva menatap Kello sekilas.

"Mana ada jengkol bau wangi, Sayang."

Keringat sudah membasahi kening kedua sejoli yang melahap sambal terasi pedas di hadapan mereka dengan lalap serta ikan gurame bakar.

Ini memang jenis makanan sederhana, namun nikmatnya luar biasa.

Satu potong timun tergeletak di dalam tatakan membuat Neva maupun Kello saling menatap, sampai akhirnya kedua tangan mereka berebutan untuk mengambil sepotong timun yang tersisa.

"Aku duluan, Kell."

"Aku duluan, Nev."

"Ih, aku duluan pokoknya." Neva menarik potongan timun dari Kello.

Kello berusaha menarik potongan timun tersebut dari tangan Neva hingga membuat mereka berdua menjadi tontonan pemilik warung.

Pemilik warung yang bernama bu Yati menggelengkan kepala melihat tingkah laku kedua sejoli tersebut. Wanita paruh baya itu kemudian mengambil irisan timun di dalam wadah kemudian memasukkannya ke dalam piring yang langsung ia sajikan tepat di hadapan kedua sejoli yang masih berebutan timun.

"Ini timunnya masih banyak. Enggak perlu kalian berdua berebutan seperti itu," kata bu Yati menatap keduanya.

Baik Kello dan Neva sama-sama menatap timun di dalam piring yang disajikan oleh Bu Yati.

"Ya ampun, bu Yati baik banget. Terharu aku, tuh," kata Neva menatap bu Yati.

Neva menggaruk telapak tangan Kello hingga membuat pemuda itu melepaskan timun dari tangannya.

"Dari pada saya melihat kalian berdua rebutan timun." Bu Yati menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Terima kasih banyak, ya, Bu. Neva memang begitu orangnya. Enggak mau mengalah sama suami sendiri," ucap Kello, disambut pelototan Neva.

"Suami dari Hongkong! Lagi pula kamu ini aneh, sama cewek sendiri enggak mau mengalah."

"Siapa bilang aku enggak mau mengalah? Buktinya timun yang kita rebutin udah di tangan kamu 'kan?" Kello menunjuk pada potongan timun yang sudah berada di tangan Neva hingga membuat gadis itu mendengus.

"Ini bukan karena kamu yang mengalah, tapi kamunya yang kalah dalam persaingan perebutan," sahut Neva dengan acuh.

"Neva dan Kello, lanjut aja makanan kalian. Kalau lama-lama seperti ini nanti udah enggak enak lagi." Bu Yati memperingati keduanya untuk kembali melanjutkan makanan mereka yang sempat tertunda.

Neva tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Gadis cantik itu kemudian mencuci timun yang direbut dari tangan Kello kemudian mulai menyantapnya. Begitu juga dengan Kello yang dengan lahap menyantap kembali makanannya dengan campuran lalapan seperti timun tentunya.

Kello membayar tagihan selesai mereka makan. Keduanya tidak langsung pergi karena mereka harus duduk-duduk dulu untuk mencerna makanan yang baru saja masuk ke dalam perut mereka.

"Besok lusa kita makan di sini lagi. Nanti aku ajak Alea dan Alana."

"Memangnya mereka mau makan di sini?"

Kello mengangkat bahunya dan menjawab, "makanya kita coba-coba dulu ajak mereka."

Neva menganggukkan kepalanya setuju. Setelah merasa makanan mereka sudah tercerna di dalam perut, keduanya kemudian memutuskan untuk pulang dengan Kello yang mengantarkan Neva ke kontrakannya terlebih dahulu baru kemudian ia pulang ke rumahnya.

Kello tiba di rumahnya dan baru saja turun dari mobil ketika mendapat telepon dari Riko yang mengajaknya untuk nongkrong malam ini.

"Sorry, ya, Bro. Gue enggak bisa."

"Kenapa memangnya enggak bisa, bro? Lo masih takut sama cewek lo itu?"

"Bukan soal cewek gue tapi gue memang enggak bisa keluar soalnya ada pekerjaan yang harus gue selesaikan. Udah dulu, bro. Gue baru aja sampai rumah."

Tidak menunggu balasan dari seberang telepon, Kello langsung mematikan sambungan dan melangkah masuk ke dalam rumah yang sudah ia tempati selama lebih dari 20 tahun.

___

Ratu jual pdf untuk PO.
Harganya selama PO ONLY 23 RIBU. SEKRESI PO kembali normal jadi 35 ribu.

judul: Tini, I Love You.
Penulis: Ratu Tiana.
Bab : 26 bab.
Genre: Semi komedi

Valentina Rosida, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Mukhlis, adalah orang kepercayaan Mukhlis dan istrinya. Perempuan 22 tahun yang kerap disapa sebagai Tini tersebut tidak pernah menyangka jika ia akan dipinang oleh anak dari majikannya sendiri. Bersatus sebagai Duda anak 2, tentu saja membuat Tini dilema. pasalnya Tini sendiri tidak memiliki kepercayaan diri untuk merawat anak kecil.

Balikan, Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang