awal

3.3K 345 62
                                    

Acara pernikahan sudah selesai dengan lancar, sesuai ekspetasi. Sekarang Glacier sudah berada di rumah barunya bersama seorang wanita yang kini secara resmi sudah menjadi istrinya.

"[Name],"

"Ya?"

"Mau sampe kapan kamu berdiri disitu?"

Perempuan berparas cantik itu nampak bingung menjawab, ia sedikit memiringkan kepalanya dengan gerakan lambat, lalu menunjuk dirinya menggunakan jari telunjuk.

"Memangnya saya boleh mendekat?"

Glacier mengerutkan keningnya bingung, apa maksudnya? Mereka ini suami-istri, sudah sah, tentu fak apa jika mendekat.

"Huh? Maksudmu? Gapapa, dong."

Dari awal, Glacier sedikit merasa aneh dengan istrinya. Ada yang janggal saja rasanya. Saat acara mandi saja, perempuan itu memilih untuk menggunakan kamar mandi dekat dapur yang dibangun untuk tamu. Padahal ada kamar mandi yang lebih bagus dan untuknya dari pada yang itu.

"... Kalo kamu ngerasa kurang nyaman deket sama aku, gapapa kok, kamu tetap di sana. Aku gak maksa kamu."

Perempuan itu dengan ekspresi yang sama, berjalan mendekat dengan lambat ke arah Glacier, ia menatap Glacier lekat sebelum kembali berbicara.

"Bukankah sudah seharusnya dari awal saya tidak mendekati Anda? Saya harus membuat jarak."

"Kenapa gitu? Omong-omong, cara kamu ngomong formal banget, [Name]. Kamu ke semua orang begini?"

[Name] mengangguk. "Saya selalu seperti ini."

"Kenapa?"

"Tidak tahu ... Tuan tidak memberitahu apa alasannya kepada saya."

Yang benar saja? Baru juga mereka menikah, Glacier sudah dibuat bingung oleh istrinya yang seperti robot.

"Tuan ... dia itu siapa?"

Lagi, [Name] menggeleng. "Para tamu yang datang kepada saya, selalu memberitahu hal yang sama. Mereka bilang, Tuan adalah Ayah saya, dan Nyonya adalah Ibu saya."

"... Ah, [Name]."

Sepertinya Glacier sudah sedikit mengerti. Ia mulai mengerti kenapa [Name] seperti ini.

"Ya, Glacier?"

"Kamu laper?"

"Tidak. Glacier merasa lapar? Saya sudah membuatkan hidangan makan malam untuk Glacier. Semoga saja rasanya memuaskan."

Glacier tak menjawab. Ia malah melihat sang istri dari bawah ke atas. Caranya berdiri sangat tegak, dan ia tak bergerak sedikitpun seperti patung, tapi walau begitu, tiap kali [Name] menggerakkan tubuhnya, itu terasa sangat kaku, seperti robot.

"Glacier?"

Glacier menoleh, ia menatap [Name] yang ikut menatapnya dengan ekspresi yang sama seperti sebelum-sebelumnya.

"Kamu ... robot, ya?"

"... Maaf? Saya tidak mengerti."

"Ah, enggak, gapapa. Sudah makan? Kalo belum, kita makan bareng, yuk."

"Saya tidak makan."

Mendengar jawaban [Name], Glacier merasa bingung. Apa-apa istrinya ini?

"Memangnya kamu makan apa biasanya?"

"... Apel, atau mangga dua biji dalam sehari. Hanya itu saja."

"Eh? Makanan yang kamu buat ini, pernah kamu makan?" tanya Glacier sambil menunjuk nasi goreng buatan [Name].

robot; b. glacier [√]Where stories live. Discover now