18 | KATARSIS

89 14 14
                                    

2 April 202301:15

"Kamu kalah telak, Kron!" Aldon mencoba menasehati Kron. "Sudahlah, cukup! Kita sudah terlalu banyak berbuat jahat pada mereka."

Amarah Kron pun meledak. "Oh, jadi aku orang jahat, dan aku harus mengalah? Aku, Kron, sang Dewa Waktu ini kalah? Hah!?" Api kecemburuan membakar Kron. "Aku kalah telak katamu tadi, hah? AKU TIDAK PERNAH KALAH!!!"

"Terus kamu mau ngapain lagi sih, Kron!? Kamu nggak lelah? Semua cara kotormu sudah nggak akan ada gunanya. Move on lah ke cewek lain, masih banyak! Sadar oi Kron, sadar!!" kata Aldon.

Kron menggigiti kuku jari tangannya, sembari berpikir keras. "Ada satu cara terakhir . . . Dan pamungkas!"

"Apaan bro? Come on, sudahlah!"

"Kali ini, kita benar-benar singkirkan Nelven!" tegas Kron.

"Singkirkan as in . . . what?! Jangan bilang kamu mau—!?"

Kron mengangguk dan menatap tajam Aldon.

"Oh wow! Kamu sungguh persisten ya! Jangan kelewatan bro, stop it!"

Kron menatap tajam Aldon, namun dia malah mengangkat kedua tangannya."Nope! Sorry. No way! Aku nggak ikutan! Lakukan sendiri!"

"Kok mendadak skeptis, brother?!" timpal Kron berusaha membujuk Aldon. "Kita bisa mengulang waktu, ingat?"

"Baik, mari kita pertegas secara eksplisit!" Aldon menghela nafasnya dan balik menatap Kron tajam. "Jadi maksudmu, kamu mau membunuh Nelven, gitu? Terus nanti suatu hari kalau semua rencana sintingmu udah usai, kamu mau kembalikan waktu ke hari ini dan hidupkan dia lagi, gitu? Atau gimana maksudmu?!"

"Persis! Tepat sekali!" Kron menjetikkan jari, "please, Aldon! Aku cuman ingin sekali merasakan, pacaran dengan Vamara. Entah itu satu atau lima tahun, sepuas hatiku! Kamu kan tau aku orangnya mudah bosan!? Nanti setelah aku udah benar-benar bosan padanya; aku akan kembali ke hari ini, dan mengembalikan Vamara pada Nelven. Aku janji!"

"Kamu nggak waras bro? Jadi hanya demi satu cewek ini, SATU CEWEK INI, kamu mau melanggar hukum?" Aldon geleng-geleng kepala. "Kamu mungkin kebal waktu tapi kamu nggak kebal hukum, brother!"

Kron memelototi Aldon.

"Well, ya mungkin kamu bisa selalu kabur dari hukum dengan mengulang waktu. I know!" Aldon memutar kedua bola matanya. "Tapi kamu nggak akan pernah bisa kabur dari dosa! Segala tindakan represifmu itu dosanya besar, Kron!"

"Kan waktu akan ku—"

"—Ulang, kan!?" sambung Aldon seolah sudah tahu apa kalimat berikutnya yang bakal Kron ucapkan. "Waktu akan kamu ulang dan artinya semua ini dosa ini nggak akan pernah terjadi! Gitu kan, Kron!?"

"IYA!" bentak Kron.

"Tapi malaikat udah catat tuh dosa kamu! Kita!!!" pekik Aldon.

"Pake otakmu, DON! Jika memang benar malaikat itu ada dan dosa selalu dicatat, ketika kuulang waktu: semuanya akan dihapus, kan? Gimana bisa kita dibilang berbuat dosa jika waktu itu kita belum melakukannya?!"

"Logika sinting macam apa itu, Kron!? Kamu nggak bermoral, Kron, sungguh biadab kalau sudah sampe terpikir di otakmu keinginan untuk membunuh orang lain! SADAR KRON, SADAR! Kamu mau jadi bajingan apa gimana—"

BUAKK!!

Tiba-tiba Kron menghantam wajah Aldon hingga darah berhamburan dari hidungnya, amarahnya memuncak dan nggak bisa menahannya lagi.

"Ah maaf brother. Aku—" tukas Aldon.

BUAKK!!

Kron langsung memukul Aldon lagi, menghajarnya tanpa ampun.

TIME TRAP (END)Where stories live. Discover now