07. TRIPLE N

19 6 0
                                    

Pertemuan bisa terjadi karena dua hal. Disengaja, atau lewat bantuan semesta. Manfaatkanlah momen dengan baik, lalu biarkan kisah selanjutnya menjadi penentuan. Menetap mempertahankan hubungan, atau pergi menyelasaikan cerita.

***

Daripada menghabiskan waktu tidak jelas berada di dalam kelas, Triple N memutuskan untuk pergi ke perpustakaan hanya sekedar membaca buku. Berhubung saat ini guru sedang mengadakan rapat jadi mereka memiliki banyak waktu kosong.

Saat akan melewati area koridor, tak sengaja Nana melihat Anrez tampak sedang berbincang dengan temannya yang lain. Hal itu membuat Nana penasaran dan memutuskan untuk menghampiri mereka.

Guys kalian ke perpusnya berdua aja yah, gue mau nyamperin si Anrez dulu.”

Nopi dan Naura mengikuti arah pandang Nana.

“Jangan lupa nyusulin kita kalau udah selesai.” Nopi menepuk pundak Nana, memberi semangat pada sahabatnya.

Setelah kepergian keduanya, Nana berjalan mengampiri Anrez.

“Kalian pada bahas apa sih?” tanya Nana, penasaran.

“Ada apa?” tanya Anrez, mengabaikan pertanyaan Nana.

“Lo mau latihan basket yah entar sore? Gue temenin yah.”

“Gak perlu, gue sampe malam.”

“Gak papa kali gue selalu ada waktu.” Apalagi buat lo.

Nana bersikeras meminta menemani, anggap saja ini sebagai langkah awal bentuk perhatiannya pada calon pacar.

“Lo serius? Orang tua lo ijinin?” tanya Anrez, lagi. Kening Anrez mengerut melihat perubahan wajah Nana yang entah kenapa terlihat... Sedih?

“Jadi gue boleh nemenin lo apa enggak nih?” tanya Nana, jelas mengalihkan perbincangan.

Anrez mengangguk. “Boleh,” jawabnya membuat Nana tersenyum senang.

Good, itu yang mau gue denger.”

***

Bola mata itu membulat, wajahnya terperangah menatap ban mobil sport biru itu yang sudah kempes, bukan hanya satu saja tapi keempat-empatnya sudah tidak memiliki oksigen lagi.

“Nau, ini siapa yang ngelakuin?” tanya Nopi pias.

Naura menggeleng, ikut syok melihatnya. “Ini kita gak salah ngempesin ban kan tadi?”

“Kayaknya enggak Nau, lo kan tadi liat kita ngempesin mobii warna kuning, bukan biru.”

“Terus ini kita pulangnya gimana?”

“Lo bisa ngedorong gak Nau?” tanya Nopi dengan lugunya.

“Ihhh itu mah lo namanya pengen ngebunuh gue,” tandas Naura tanpa pikir panjang.

Bayangkan saja jarak antara sekolah menuju rumah Nopi membutuhkan waktu berkilo-kilo meter, dan dengan tidak berdosanya Nopi memintanya mendorong mobil menggunakan tubuhnya yang imut ini? Memang tidak waras teman Naura yang satu ini.

TRIPLE NWhere stories live. Discover now