Prolog

618 65 1
                                    

Manusia selalu merasa dunia tidak adil, tidak peduli telah seberapa tinggi dirinya. Melempar senyum ke sana kemari, menciptakan ingatan dan kesan baik di mata orang lain. Namun, jauh di dalam sana, ada secuil dari hati yang telah mati.

Kim Taeyeon adalah pelukis terkenal bukan hanya dari bakat seninya, tapi juga karena istri dari walikota Seoul. Semua orang mengenal Taeyeon sebagai wanita, istri, dan ibu yang sangat ideal. Tak peduli dan tak ada yang tahu betapa Taeyeon telah melalui setitik benih sekarat, hingga dia bisa sampai di titik ini, saat senyumnya tidak pernah lagi memudar.

Taeyeon tidak lupa pada masa lalunya, tapi akhirnya dia bisa lepas darinya. Taeyeon sudah memiliki keluarga yang lengkap dan bahagia saat ini. Bersama seorang suami romantis menghasilkan satu buah hati yang manis, Han Jennie. Segala yang Taeyeon usahakan saat ini adalah sebaik-baiknya melindungi apa yang ada.

Menikahi Han Tae-soo memang bukan impian awal Kim Taeyeon, tapi itu terasa indah sekarang. Taeyeon bisa melakukan apa pun untuk melindungi yang satu ini, keluarga kecilnya. Masa lalunya yang hilang mengajarkan Taeyeon yang sekarang agar selalu menjaga baik-baik miliknya.

"Kim Taeyeon, pelukis ternama dari Korea Selatan, berhasil meraih kemenangan pada kontes Internasional Worldwide Art dengan karyanya yang berjudul Keselamatan di Titik Mati. Selamat kepada Nyonya Kim Taeyeon."

Senyum memukau lain mengiringi senyum Kim Taeyeon saat menerima penghargaan itu. Gadis Kimchi Manis, beberapa orang menjulukinya begitu. Sebab selain manis, gadis itu selalu membantu ibunya menjual kimchi di kedai mereka.

Koo Jisoo tidak pernah telat mengikuti berita terbaru tentang idolanya. Melalui layar ponsel ekonomis miliknya, Jisoo selalu termotivasi oleh setiap pencapaian Kim Taeyeon. Taeyeon adalah wanita yang paling Jisoo hormati setelah ibunya. Di mata Jisoo, Taeyeon merupakan sosok rendah hati yang selalu peduli pada sekitarnya.

Setiap kali Taeyeon tampil di layar, Jisoo seakan tak rela mengedipkan matanya. Taeyeon begitu sempurna di mata Jisoo. Setiap kebaikan yang Taeyeon lakukan, membuat Jisoo merasa telah memilih idola yang paripurna.

Jisoo sadar posisinya saat ini sangat jauh dari kehidupan berkelas Kim Taeyeon. Ibarat langit dan bumi. Jisoo sangat ingin menarik perhatian Kim Taeyeon. Meski tinggal di kota yang sama, sekali saja Jisoo belum pernah bertatap muka secara langsung dengannya. Koo Jisoo sedang berusaha keras saat ini.

Melalui Sekolah Seni Yeseol, Jisoo akan bertemu dengan Kim Taeyeon. Memang ada banyak jalan lainnya, tapi Jisoo juga ingin menarik perhatian Kim Taeyeon, bukan hanya sekadar bertemu dengannya. Sekolah Seni Yeseol adalah sekolah setara SMA yang dikelola langsung oleh Kim Taeyeon. Memang seperti sekolah pada umumnya, hanya saja sekolah ini lebih fokus pada seni dan sains.

Jisoo terpaksa harus telat setahun untuk melanjutkan sekolah. Bukan terhalang kecerdasan, tapi kemampuan ekonomi. Untuk meningkatkan perekonomian, ibunya membuka sebuah kedai makan.

Ibu Jisoo, Song Hyoyeon, adalah seorang guru sekolah dasar dengan gaji pas-pasan. Dengan hadirnya kedai makan yang terkenal dengan kelezatan kimchinya ini, perekonomian mereka bisa sedikit membaik. Jisoo mungkin akan melanjutkan pendidikannya tahun ini.

"Jisoo-ya, ayo makan. Makan malam sudah siap."

"Aku datang, Eomma."

Jisoo menyudahi kesibukannya bersama ponselnya. Sekali saja, Jisoo tidak pernah menyesal terlahir di keluarga sederhana ini. Ayahnya sudah bercerai dengan ibunya, maka Jisoo hidup bertiga bersama ibu dan satu adik perempuannya.

Jisoo mengacak poni adiknya dengan sengaja untuk mengganggunya. Selalu menghibur melihat adiknya cemberut lalu berteriak.

"Unnie!"

Jisoo menjulurkan lidahnya untuk lebih mengejeknya.

"Eomma!"

Hyoyeon sudah terbiasa dengan itu. Jadi tanpa melihat pun sudah tahu apa yang Jisoo lakukan. "Jisoo, jangan ganggu adikmu."

"Gadis Kimchi Manis."

"Yakk! Koo Lisa!" Jisoo sering kali geli mendengar julukan itu. Apalagi adiknya mengatakannya dengan nada mengejek.

"Unnie tidak suka, kan? Aku juga tidak suka saat seseorang merusak poniku."

"Ayo makan, sebelum Eomma yang memakan kalian."

Meski hanya tinggal bertiga, rumah ini tak pernah sepi. Hyoyeon bersyukur memiliki dua putri yang selalu pengertian. Jisoo dan Lisa tidak pernah terlalu menuntut untuk dipenuhi keinginannya. Mereka selalu memahami keadaan keluarga mereka.

Hyoyeon sedang berusaha untuk memenuhi cita-cita putri sulungnya. Jisoo berbakat di bidang seni dan juga pintar. Rasanya sangat disayangkan jika bakat itu diberhentikan karena alasan biaya. Jisoo memang tidak pernah mengeluh atau menuntut untuk bisa sekolah lagi. Namun, Hyoyeon tahu Jisoo sebenarnya menginginkannya.

Bukan tidak mungkin, ketika ekonomi kelas bawah berhadapan dengan ekonomi kelas atas, sering kali ketidakadilan terjadi. Jisoo sedang berusaha untuk bisa masuk dalam sekolah paling bergengsi. Apa perjalanannya benar bisa semulus itu? Jisoo akan sangat bahagia atas pertemuannya dengan Kim Taeyeon dan cita-citanya untuk bisa seperti idolanya akan tercapai?


 Apa perjalanannya benar bisa semulus itu? Jisoo akan sangat bahagia atas pertemuannya dengan Kim Taeyeon dan cita-citanya untuk bisa seperti idolanya akan tercapai?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat datang di ceritaku yang ke... ke tujuh keknya. Masih bersama uri BLACKPINK dan memang akan selalu begitu. Stay safe and happy for BLACKPINK and all of us.

Ini akan dilanjut hanya ketika Twins 2 tamat. Aku sedang berjanji pada diriku sendiri, supaya gak terlena untuk terus-terusan selingkuh. Mengcapek emang.

Jangan lupa nonton vlog-nya Kim Jisoo-ssi♡♡

Incomplete: Part 1. Found It ✓Where stories live. Discover now