Aksara terlukis, tinta tercoret semu.
Alunan syahdu, mengetuk kalbu.
Bayangan melambai-lambai pilu,
tentang bagaimanakah nanti aku.Rasanya ingin berteriak,
karena semesta terlalu kejam unjuk sebuah jiwa yang singgah tapi retak.
Karena aku terlalu banyak mau tentang apa-apa yang seharusnya tidak.
Karena aku terlalu menganggap sesuatu berlebihan hingga telak.Seolah secercah hidayah datang,
Menyentuh hati dengan lembut dan penuh sayang,
Mengetuk penuh hingga terngiang-ngiang,
Memeluk raga seolah kuat seperti karang,
Kemudian bertekad.Ruang rusuh, 28 Mei 2022
-Shel
![](https://img.wattpad.com/cover/260112562-288-k788650.jpg)
YOU ARE READING
Momentum
PoetryTidak perlu dibaca, ini bukan cerita. Ini hanya tentang celotehan di kepala, juga tentang semesta. Berisi rentetan kata yang bisa disebut puisi ataupun bukan puisi.