10. Penguntit

313 87 57
                                    

Memang sudah seharusnya tadi Anya naik angkutan umum saja, daripada sekarang ia hanya jalan luntang-lantung di trotoar. Sebenarnya tadi dia sudah memesan ojek online, namun saat ditengah perjalanan ban motornya tiba-tiba meledak itu membuat Anya terkejut. Jujur baru kali ini ia naik ojol yang begitu, niatnya tadi mau memberikan bintang - 1000 tapi tidak jadi. Alhasil jadi begini, tapi si Bapaknya juga berbaik hati menyuruhnya tidak usah membayar. Lumayan untuk tambahan uang sakunya besok.

"Ck! Ini semua salah si 2 bekicot itu. Coba mereka nggak pulang sama si duo racun pasti gua udah leha-leha dikamar lagi deh" sungutnya kesal mengingat kejadian diparkiran sekolah tadi, benar-benar mereka berdua itu. Anya cuma takut mereka akan melupakannya dan mulai akrab dengan si anak baru itu, begitu pikirnya.

Saat sedang asyik melamun seseorang dengan motor bermerk Kawasaki ninja 250 Fi berhenti disampingnya, Anya tentu bingung siapa orang itu.

Perasaan tadi gua nggak pesen ojol lagi deh, ini orang siapa ya. Batinnya.

"Ayo naik" titah orang itu membuat Anya melongo tak mengerti, orang itu berdecak dan langsung membuka kaca helm full face nya.

"Lho ente" ujar Anya spontan sambil menunjuk orang itu yang ternyata adalah kakak kelasnya aka temennya si duo racun.

"Eh maksudnya Kak..." Gantung Anya, gadis itu berharap Lio peka dengan perkataan nya barusan yang menyuruhnya memperkenalkan diri.

"Panggil Lio aja" balas Lio yang paham dengan maksud Anya yang menggantung perkataan nya tadi.

"Ayo buruan naik, gua anter Lo sampe rumah" titahnya ulang membuat Anya menggeleng tanda tak setuju.

"Nggak usah Kak, udah Deket" tolak Anya halus, jujur saja ia bingung ini kakelnya kenapa deh kok tiba-tiba mau anter dia pulang. Kalau waktu masih disekolah sih mungkin Anya mau-mau aja, tapi masalahnya ini Anya udah Deket sama rumahnya. Jalan bentar juga udah nyampe gerbang perumahan nya, jadi buat apa nerima ajakan kakel gaje ini kan.

"Blok rumah Lo masih harus muterin lapangan, masih lumayan jauh. Jadi mending gua anter" ujar Lio datar, membuat Anya melongo tak percaya untuk yang kesekian kalinya. Ia speechless, serius deh ini kakel gaje tau darimana blok rumah dia.

"Kak Lio kok tau sih anjir, nguntit gua ya?" Tudingnya membuat Lio menyentil dahinya pelan.

"Kalau Lo nggak tau kita tetanggaan, rumah kita cuma kehalang beberapa rumah" jelas laki-laki itu berbisik tepat disamping telinga kanan Anya. Membuat gadis itu menahan nafas, bagaimana tidak posisi mereka sangat ambigu apalagi kalau Anya sampai menolehkan kepalanya ke kanan, bisa-bisa bibir keduanya bertemu. Buru-buru Anya memundurkan tubuhnya, membuat jarak diantara keduanya. Melihat gadis itu mundur sambil menggelengkan kepalanya membuat sudut bibir Lio terangkat.

"Buruan, sebelum gua berubah pikiran" lanjutnya seraya memundurkan tubuhnya kembali ke posisi semula yang segera diangguki oleh Anya, gadis itu pun segara naik sambil berpegangan pada bahu Lio.

🦧🦧🦧

"Makasih loh Kak, udah mau nganter gua sampe depan rumah" ujar Anya cengengesan yang dibalas anggukan kecil dari Lio.

"Nggak mau mampir dulu Kak, gua bikinin sirop Marjan nih. Kebetulan masih ada sisa lebaran kemarin" tanyanya.

Lio terkekeh kecil mendengar nya, ia pun segara memakai helm nya kembali dan menstater motornya.

"Nggak perlu, rumah gua tinggal 5 meter. Lo masuk sana, ganti baju istirahat" balasnya sambil menepuk kecil kepala Anya, membuat gadis itu membeku ditempat.

"O-oke, hati-hati" ujar Anya gugup yang hanya diangguki oleh Lio.

Setelah memastikan Lio menjauh dari perkarangan rumahnya, Anya buru-buru masuk ke rumah dan langsung ngibrit ke kamar mandi. Daritadi Anya menahan gejolak pipis di perutnya, akhirnya terlaksana juga.

Trouble Maker || BlackBangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang