1. Malam Mencekam Dibalik Tembok Kerajaan

1.6K 472 62
                                    

.
.
.

Tahun 1915

    Pagi itu, sekitar pukul sembilan, seluruh pejabat di Valborg telah berkumpul di lapangan kerajaan Valborg, menghadap sang Kaisar yang tengah memberikan pengumuman penting. Ini terkait soal kontroversi pengangkatan Pangeran Yeosang Thuringbert sebagai pangeran mahkota mutlak.

    Mulai tahun 1912, ketika Yeosang kehilangan pengelihatannya, setiap orang mulai mempertanyakan apakah Yeosang masih pantas menduduki takhta dengan kecacatannya itu. Mereka menganggap, oramg buta tidaklah dapat memimpin—menentukan jalannya sendiri saja dia butuh bantuan, apalagi menyetir kekaisaran Valborg di tengah Perang Dunia ini?

    Namun pernyataan Kaisar Thuringbert VI pagi itu mengejutkan banyak pihak yang menebak nebak bahwa Raja mereka akan mengangkat seorang pemuda dari saudara atau keluarga lainnya untuk menjadi Pangeran Mahkota. Raja itu dengan tegas berkata : "Tahun ini, Yeosang putraku akan menginjak usia 17 tahun, usia yang memang telah leluhur tetapkan untuk menjadikannya Pangeran Mahkota mutlak. Demi langit yang ditopang oleh bumi, Yeosang Thuringbert akan menggantikan posisiku menjadi Kaisar Valborg berikutnya."

    Wooyoung yang berada di barisan orang orang itu lantas menyadari dengan jelas bahwa hampir semua orang menentang hal itu. Mereka mulai berbisik bisik, menyebut bahwa Kaisar mereka seseorang yang gila kekuasaan karena ngotot menunjuk anaknya yang buta itu untuk mengambil alih kekuasaannya nanti. Terganggu dengan gosip itu, Wooyoung mendahului untuk bertepuk tangan, menunjukkan dukungan dan rasa hormatnya pada Kaisar Thuringbert VI. Tanpa komando lainnya, semua orang mulai bertepuk tangan juga, mengikuti 'Si Jendral Besar'.

    Kemudian dari sudut mata Wooyoung, dia sadar seseorang tampak mengawasinya dari balkon istana, dia menengok dan menemukan sepupu Pangeran Yeosang yang dulunya juga teman seperguruan di suku Rhys. seorang pemuda yang dulu terkenal kuat namun sering sekali jatuh sakit. Walau begitu, di sisi lain dia dikenal sebagai ahli strategi, maka dari itu dia diutus untuk berkelana, guna menggambar sebuah peta untuk persiapan perang. Pemuda itu bernama Allen.

   
    Dari atas balkon itu, Allen tersenyum padanya, dan tepuk tangan yang pemuda itu lakukan seakan dimaksudkan untuk menepuk tangani keberanian Wooyoung tadi. Sementara Wooyoung yang selalu sadar soal kedudukannya pun hanya menundukkan kepala, menunjukkan hormat pada bangsawan itu.
  
    Selepas pertemuan memuakkan itu, Wooyoung segera menuju ke kamar Yeosang. Dia mengetuk pintu dengan sopan sebelum membuka pintu—sebetulnya itu bukan tata krama yang Wooyoung miliki jika terkait soal Yeosang, namun dia berjaga jaga, siapa tahu saja ada Kaisar Thuringbert VI di dalam dan dia tidak tahu.

    Setelah membuka pintu, benar saja, dia menemukan Sang Kaisar ada di dalam kamar putranya itu bersama beberapa pengawal pribadinya. Wooyoung berlutut sebentar sebelum diizinkan untuk berdiri.

  "Kau tidak perlu melakukan itu, Wooyoung." Sang Raja berucap pelan, "namun, aku sangat senang dengan apa yang kau lakukan."

  "Jangan mengatakan itu, Yang Mulia.. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh rakyat." Balas Wooyoung.

  "Kau keren seperti biasa, Wooyoung." Kata Allen yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu, dia berlari kecil dan memeluk tubuh Wooyoung.

  "Lama tak bertemu denganmu, Allen!" Seru Wooyoung sambil menyambut pelukan kawannya itu.

  "Allen ada disini?" Tanya Yeosang.

  "Saya disini, Pangeran." Kata Allen, dia berjalan mendekati Yeosang dan menggenggam tangan Yeosang, membiarkan sepupunya itu mengenalinya lewat garis tangannya.

  "Kau sehat?" Yeosang bertanya.

  "Benar benar sehat, Pangeran. Saya telah melelintasi daratan Austria-Hongaria begitupula Serbia. Perang menjadi intens dengan begitu cepat, saya yakin tak lama lagi Rusia akan mengirimkan utusan ataupun surat untuk kita." Balas Allen.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Where stories live. Discover now