Dokuta-mama+13

432 40 0
                                    

   Hy readers tercinta ku 💕

Akhirnya udah ngk lama mau dekat penghujung cerita nih, Terima kasih yang pada mampir dan baca cerita ku. Aku sebagai penulis sangat berterimakasih sama kalian semua.

Happy reading 📖💕

***

***

   Keiko merasakan sebuah tepukan pelan di pipinya, seseorang mencoba mengembalikan kesadaran yang sebelumnya pingsan.

Sore telah menjelang senja. Temari dan Shikamaru baru saja sampai ke desa suna belum lama ini, bersama para dokter dan shinobi. Kekacauan dalam rumah sakit membuat dokter Aki terkejut bukan main, apa lagi melihat keberadaan seorang gadis terbaring tak sadarkan diri yang tak jauh dari kehancuran akibat pertarungan tengah terjadi.

"Nak, bangun!" dokter Aki terus menepuk pipi gadis itu, berkali-kali dengan raut kekhawatiran.

Temari dan Shikamaru melihat kejadian ini juga berkeliling mencari keberadaan Sakura yang menghilang. Bahkan mereka sempat bertanya pada shinobi lain sedang berjaga, mereka pun tidak tahu. Kini semua para shinobi berjaga benar-benar menyesal atas keteledoran mereka dalam bertugas. Jadi semuanya bantu ikut mencari.

Kalian taukan!, betapa sangat pentingnya Sakura dalam penelitian ini?!

Gadis itu terbangun memegangi leher, ketika tubuhnya belum sepenuhnya siap terduduk, sudah lebih dulu terasa ngilu di belakang leher.

Dokter Aki memegangi bahu sang gadis. "Nak siapa nama mu?! Sebenarnya apa yang terjadi?!"

Keiko belum menjawab segala pertanyaan di ajukan pada dirinya. Kesadarannya masih mengambang, penglihatannya mencoba memeriksa keadaan sekitar. Apa membuat seorang dokter nampak panik sampai bertanya tergesa-gesa?

Cukup sedetik Keiko melihat kekacauan ini, hingga ingatannya terakhir sedang berjaga di depan pintu Sakura, yang kini semua di penuhi kehancuran layaknya seabis tertimpa badai topan.

"S-SAKURA SENSEI?!" spontan Keiko berdiri dari duduknya, tak percaya ketika melihat semua ini!.

Dokter Aki mendekati Keiko. Dia adalah seorang dokter seharusnya bisa mengendalikan emosinya, tapi nama juga seorang manusia, tentu perasaan seperti ini tak lepas dalam setiap keadaan musibah atau rasa khawatir.

Dokuta-mama [Sasusaku] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang