chapter 9

92.8K 7.4K 130
                                    

"Lo bikin gue kesini sia-sia deh kayaknya," ucap Ali yang membuat Prilly langsung menoleh kearahnya.

"Kamu nyesel udah nganterin aku?" Tanya Prilly. Ali langsung terkesiap. Menyesal? Bagaimana bisa.

"Bukan gitu maksudnya. Lo sadar gak kalau Tuhan ciptain daerah ini dengan berbagai keindahannya. Masa lo cuma ngurung gue dirumah lo aja." Prilly terkekeh mendengar ucapan kesal Ali

"Jadi kamu mau jalan-jalan?" Tanya Prilly. Ali langsung mengangguk.

"Yaudah yuk," ajak Prilly.

Akhirnya merekapun pergi berjalan-jalan. Prilly mengajak Ali melewati hamparan kebun teh yang luas. Udara benar-benar sangat sejuk. Sepertinya udara seperti ini yang sangat cocok untuk Ali. Setelah beberapa lama berjalan merekapun berhenti disuatu tempat.

"Wow," ucap Ali takjub melihat sebuh air terjun didepannya. air terjun yang cukup tinggi dengan sungai yang tenang dibawahnya.

"Dulu waktu kecil aku sering mandi disini," kata Prilly. Ali melirik prilly sambil mencibir.

"Yakin waktu kecil doang?"

"Yaiyalah, aku kan sekarang udah gede."

Ali menggulung jeansnya lalu mencelupkan sebagian kakinya kedalam air yang sangat dingin itu.

"Sini," ajak Ali pada Prilly yang hanya berdiri terdiam ditepi sungai.

"Enggak ah. Dingin."

"Payah," cibir Ali. Ali memutuskan untuk menghampiri Prilly. baru beberapa langkah ingin menghampiri Prilly tiba-tiba...

"Awww" pekik Ali kemudian memegangi kakinya. Prilly yang melihatnya dengan hati-hati mengampiri Ali.

"Ali kamu kenapa?" Tanya Prilly.

"Kayaknya kena batu yang runcing deh nih kaki gue," benar saja, ada darah segar keluar dari ibu jari kaki Ali. Prilly langsung mengajak ali duduk disebuah batu besar.

"Makanya hati-hati, kamu sih norak, kayak gak pernah liat air terjun aja," ledek Prilly.

"Gue tu tadi mau nyamperin lo," balas Ali.

"Siapa suruh kamu nyamperin aku."

"Emang lo gak nyuruh, tapi hati gue yang nuntun gue nyamperin lo," balas Ali diiringi tawanya.

"Apaan sih," Prilly menahan senyumnya menerima godaan dari Ali..apa pipinya sedang memerah? Sepertinya begitu.

"Ali," panggil Prilly. Ali langsung menoleh pada prilly. Arghhh!!! Kenapa mata coklat Prilly selalu memabukkan bagi ali?

"Emangnya Bella gak papa tadi kamu tinggal gitu aja?" Tanya Prilly hati-hati. Ali menghela nafas. Kenapa malah membahas Bella? Merusak suasana aja.

"Gue gak peduli."

"Kamu jangan gitu. Kayaknya dia masih cinta sama kamu." Ali menatap tajam pada prilly.

"Jadi lo maunya gimana? Gue tetap sama dia?" Tanya Ali. Prilly langsung terdiam..meminta Ali tetap bersama Bella? Ntah lah, rasanya sangat tak rela.

"Bukan gitu juga..cuma setidaknya kamu ngomong baik-baik sama dia."

"Udah lah biarin aja. Gue gak mau ya gara-gara dia kita salah paham," ucap Ali yang membuat Prilly mengerinyitkan dahinya.

"Kita salah paham?" Tanya Prilly heran.

"Iya..lo kan cemburu kalau gue dekat-dekat sama Bella?" Tanya Ali sambil tesenyum jail.

"Ih kamu apaan sih. Pede banget."

"Lah emang bener kan. Buktinya tadi nangis," goda ali yang kini membuat Prilly malu. Ia merutuki dirinya sendiri karna sudah menangis tadi.

With YouWhere stories live. Discover now