chapter 14

91.6K 6.9K 95
                                    

Ali berdecak pinggang melihat sepupunya yang masih bergelut dengan selimut dan bantalnya dengan posisi yang tidak beraturan sama sekali.

"Woy Jordan bangunnnn," pekik Ali. Alih-alih direspon Jordan malah membetulkan posisinya mencari posisi yang lebih nyaman.

"Lo bener-bener ya. Udah jam berapa nih? Lo gak ngampus apa?"

"Udah ah lo pergi duluan aja, berisik. Gue ngantuk nih gara-gara lo ngajakin main ps sampai subuh," balas Jordan sembari menenggelamkan seluruh badannya didalam selimut hitam legamnya.

Sepertinya Jordan benar-benar mengantuk, benar saja ali mengajaknya bermain ps hingga subuh. Akhirnya Ali memutuskan untuk pergi ke kampusnya sendiri.

"Yaudah lo ntar perginya pakai mobil gue yang satunya lagi ya. Kuncinya ada di nakas kamar gue."

"Hmmm," balas Jordan seadaanya. Alipun keluar dari kamar Jordan.

"Gak sarapan dulu Li?" Tanya Mona yang sedang mengoleskan selai dirotinya saat melihat Ali baru turun dari tangga.

"Ntar dikampus aja Ma," balas Ali seadanya lalu berlalu begitu saja dari Mona.

Mona hanya menggelengkan kepalanya lemah. Putranya selalu seperti itu. Bersikap dingin padanya. Sebenarnya Mona tau penyebab putranya bersikap seperti itu. Bagaimana tidak, dalam seminggu mungkin Mona hanya 2 hari di rumah, itupun tak bisa menghabiskan waktunya dengan Ali. Tapi Mona punya alasan kenapa melakukan semua ini. Apakah ini salahnya? Entahlah. Mona menghembuskan nafasnya lelah.

***

Ali melirik jam tangannya. Masih 1 jam lagi kelasnya akan di mulai. Kenapa ia bisa lupa? Kalau tau begini lebih baik ia menunggu Jordan sampai benar-benar bangun dan berangkat bersama. Karena bosan Ali memutuskan untuk main-main ke daerah fakultas kedokteran yang memang bersebelahan dengan falkutasnya. Ali mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Mana gadisnya? Gadisnya? Batin Ali terkekeh menyadarinya dirinya yang sudah mengklaim gadis chubby itu adalah gadisnya.

"Nyariin aku ya?" Tiba-tiba suara yang sangat Ali kenal mengagetkannya terlebih lagi orang yang sedari tadi ia cari sudah ada didepan matanya. Orang itu tersenyum manis pada Ali. Sedangkan Ali hanya membalas senyuman kikuk bingung harus bersikap seperti apa.

"Kamu sendiri? Jordan mana?" Tanya Prilly.

"Belum bangun."

"Kamu udah sarapan?"

"Belum."

"Kebetulan, aku bawain bekal buat kamu pas kamunya belum sarapan," ucap Prilly sumringah lalu memberikan sebuah kotak makanan pada Ali.

Tiba-tiba ali tersenyum sumringan melihat kotak itu. Apakah gadis ini selalu mengingatnya sampai-sampai menyempatkan diri membuatkannya sarapan..oh Ali! Lo akan semakin cinta sama dia.

Namun beberapa saat kemudian senyum Ali memudar melihat satu kotak lagi yang serupa di tangan Prilly yang lainnya. Jadi Prilly bukan hanya membuatkannya untuk dia?

"Itu buat siapa?" Tanya Ali. Prilly mengikuti arah pandangannya Ali

"Oh ini aku bikinin buat Al juga."

Deg! Shit! Dia lagi? Prilly membuka kotak untuk Al dan memperlihatkannya pada Ali.

"Sama kan kayak kamu," kata Prilly.

Ali hanya menatapnya malas, ntah lah, bahkan ia belum melihat isi bekal Prilly yang disebutnya sama dengan Al. Gadis ini berhasil membuatnya bahagia dan sesak dalam waktu yang bersamaan.

"Bentar lagi aku ada jam pelajaran. Bekalnya dimakan ya," kata Prilly lembut. Diberanikannya dirinya untuk mengelus pipi Ali. Demi apapun jujur Prilly sangat meridukan Ali. Ali terpejam sesaat merasakan elusan tangan lembut Prilly. Ali mengambil tangan Prilly dipipinya lalu mengecupnya dalam-dalam.

With YouWhere stories live. Discover now