....🚩bagian lima puluh enam : menanam bibit drama🚩....

27K 4.1K 73
                                    

"Kejutan yang menarik!" ujar Noah, terkekeh kecil.

Edbert berjalan cepat ke arah keduanya, dan secepat itu pula ia menarik tangan Noah menjauh dari Selena. Namun begitulah Noah, bukannya sakit hati dia justru terkekeh karena sikap Selena dan juga Edbert yang cukup menggelitik.

"Ada apa ini?!" Edbert mendesis tak suka, menatap Selena dan Noah dengan tatapan menuntut.

Selena melotot marah "Tanyakan saja pada pria gila itu!!"

"Noah!" panggil Edbert penuh peringatan.

Seketika Noah langsung memasang ekspresi polos "Kenapa?"

"Kami hanya bersenang-senang, bukan begitu Selena?" Noah menambahkan dengan seringai nakalnya.

Selena ternganga "Apa kau gila?!"

Mengangkat bahu acuh "Kenapa kau takut begitu? Bukankah alasan kenapa kau berani datang ke kamarku pagi-pagi buta begini, karena kau ingin menggodaku dengan alasan kerja sama?"

"Kau ingin berpaling dari Edbert bukan?"

Selena menatap Noah tak percaya, lalu tatapannya beralih pada Edbert yang kini balas menatapnya tajam.

"Jelaskan apa maksud dari perkataanmu!"

Selena menggeleng cepat dan secepat itu pula ia berdiri hingga keduanya saling berhadapan, sangat jauh berbeda dari Noah yang asik bersandar pada sofa dengan ekspresi angkuhnya.

"Jangan percaya padanya, semua perkataannya hanya omong kosong!"

"Kalau begitu jelaskan kenapa kau bisa ada disini?!" tuntut Edbert.

"Percaya padaku Edbert, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Noah. Aku datang hanya untuk menanyakan beberapa hal saja!"

"Apa benar begitu Noah?"

Noah mengerucutkan bibir sembari mengangguk kecil, tak lama ia turut bangkit dari duduknya. Dengan salah satu tangan terselip didalam saku celananya, wajah merendahkan itu kini tertuju tepat pada Selena. Meski hanya dalam hitungan detik, tapi Selena bisa merasakan kalau Noah memberinya seringai misterius dibalik ekspresi itu.

"Kau lebih percaya pada perempuan itu dari pada diriku? Sepupumu sendiri?"

Noah tertawa renyah "Ayolah Edbert, meskipun kau menyukainya, tidak seharusnya kau dibutakan oleh perkataan perempuan itu. Dia palsu!"

Edbert termenung, meresapi perkataan Noah yang terdengar sangat meyakinkan.

"TUTUP MULUTMU, BERANI-BERANINYA KAU MENUDUHKU!"

"KAU YANG HARUSNYA TUTUP MULUT JALANG!" maki Edbert marah, telunjuknya mengacung  tepat didepan wajah Selena.

Tentu saja aksi tiba-tiba Edbert mampu membuat bola mata Selena membulat, sementara dada perempuan itu terasa sesak karena ini kali pertama Edbert menghinanya dengan panggilan kasar. Bahkan tanpa Edbert sadari, diam-diam Noah tengah tersenyum puas karena drama pagi ini.

"Bukankah sejak awal aku sudah bilang dia tidak cocok menjadi istrimu, jalang yang kau pungut tidak akan pernah menjadi ratu, Edbert!"

"Jangan percaya padanya!" pinta Selena, menatap Edbert dalam.

Sementara itu Edbert masih diam dengan garis rahangnya yang tercetak kuat, tatapan setajam belati itu menusuk tepat diatas iris Selena. Selain sakit, Selena juga bisa merasakan tatapan itu perlahan berubah menjadi asing.

"Aku sudah bilang, kau harus menjadi istriku dan sebagai gantinya aku akan melindungimu. Apa kau lupa Selena Martinez?!"

Selena menggeleng cepat "Tentu saja aku ingat, aku bahkan... UKH!"

PROLOG (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang