CHP 12

38 6 0
                                    

POV Aeri

06:30 (Lorong sekolah)🏫

"Aeri..." Panggil pak rektor dari depan pintu ruangannya.

Aeri yang merasa terpanggil pun langsung datang mendekati pak rektor tersebut.

"Rektor memanggil ku?!" Tanya Aeri sopan.

"Iya, kebetulan sekali saya bertemu kamu di sini. Ada yang ingin bapak katakan." Ujarnya.

"Silahkan pak, apa yang ingin bapak katakan kepada ku." Jawab Aeri sopan.

"Mm baik lah. begini, apa kau sudah tau bahwa kelas mu akan di bagi menjadi tiga bagian?!" Tanya rektor tersebut dan di jawab anggukan oleh Aeri.

"Bagus lah jika kau sudah tau, bapak ingin minta bantuan mu."

"Bantuan?! Bantuan apa?! Memangnya apa yang bisa aku bantu?!"tanya Aeri sedikit bingung.

"Jadi begini, akan ada dua murid baru di sekolah ini. Salah satunya akan hadir dan mulai mengikuti kegiatan, namun anak baru itu memiliki kepribadian yang sangat kacau. Jadi bapak dan dosen lain sudah memutuskan memasukkan dia ke kelas bisnis 1 dan bapak harap kau sebagai ketua kelas harus mencegah keributan atau lebih baiknya jangan ada keributan di sekitar dia. Jika itu terjadi maka akan ada yang terluka, itu membuat sekolah kita menjadi perbincangan di masyarakat dan lebih buruk nya lagi bapak akan di pecat." Jelas nya panjang lebar, Aeri yang mendengar penjelasan rektor itu hanya diam tak bisa berkata apa-apa.

"Jika kau tau dampak yang akan terjadi seperti ini, mengapa kau menerima murid seperti itu dan bahkan kau menggabungkan dia dengan anak-anak berprestasi. Bagaimana jika mereka terluka, bahkan di kelas itu juga ada siswa yang hanya ketergantungan oleh beasiswa jika mereka terluka maka mereka tidak bisa bersekolah lagi dan akan mendapatkan tuntutan atas pelanggaran kontrak perjanjian dari pihak kampus dan membayar denda sesuai ketentuan kontrak. Apa kau juga memikirkan itu?!. Bahak lebih penting dari pemecatan mu." Ucap Aeri di dalam hati nya.

"Aeri.. Aeri kau mendengar ku." Panggil pak rektor itu berkali-kali, karena melihat Aeri terdiam seperti patung tidak berkutik sedikit pun saat rektor itu selesai bicara.

"Aeri....." Panggilan nya dengan suara sedikit keras.

"Ya..iya baik pak aku mengerti. Akan ku usahakan sebisa mungkin tidak akan ada keributan di sekitarnya." Jawab Aeri spontan tanpa berpikir panjang.

POV BERAKHIR

◾◾◾◾ TOILET

◾◾◾◾ TOILET

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"YAKKK.....Aeri kau gila, apa kau sudah tak waras. Kenapa kau tidak membantah apa yang rektor itu katakan padamu tadi pagi. Dan kenapa!! kenapa kau ikut campur urusan orang lain. sejak kapan kau sebodoh ini Aeri." Ucap Aeri kepada dirinya sendiri.

"Dia! Dia adalah anak wali kota.Aeri!Kenapa kau ikut campur dalam situasi ini...ahh. sungguh bodoh. Sekarang bagaimana?! Bagaimana nasibmu sekarang Aeri?! Kau hanyalah murid beasiswa.... maka dari itu tamatlah riwayatmu Sekarang." Ucap sebari menunjuk dirinya yang di cermin.

Pretty face PsychopathDove le storie prendono vita. Scoprilo ora