Chapter 29

1.9K 217 79
                                    

"Ada apa Jeno?"

Karina kesal karena pria di sebelahnya itu hanya diam menopang kepala tanganya ke sisi kepala sembari menatap ke depan. Dia sama sekali tak terlihat di mata Jeno.

Pesawat sudah lepas landas sejak lima belas menit yang lalu. Jeno belum juga mengeluarkan suaranya sejak tadi.

"Apa yang kamu pikirkan hm?" ulang Karina bergelayut manja di lengan Jeno.

"Duduk yang benar di kursimu Karin, jangan mengangguku."

"Menyebalkan!" Desis Karina tak suka.

Dari dulu sifat Jeno memang seperti ini. Pria itu seperti memiliki banyak kepribadian dan wajah. Jadi tak heran jika orang-orang terkecoh dengan sifat asli seorang Jeno Xander.

Karina sadar, sejak dia bangun dari operasi itu sampai hari ini sikap Jeno menjadi semakin dingin dan selalu abai padanya. Hanya dihadapan orang tua Jeno selalu memamerkan kemesraan mereka dan itu semua hanyalah sebuah sandiwara.

"Jeno!"

"Ada apa? Jangan berteriak sembarangan kecuali kita memakai pesawat pribadiku." kata Jeno mengukir sebuah senyuman paksa.

"Aku tahu kamu nggak pernah serius untuk mencari pelaku penembakanku malam itu."

Jeno salut, ternyata Karina menetahuinya. Wanita itu juga berani membahasnya di sini. Tidak salah, Karina memang wanita yang pintar dan peka.

"Setidaknya kau harus bersungguh-sungguh untuk mengobati luka di tubuhku! Kamu pasti nggak suka kan dapat istri cacat seperti ini!" Karina membuka sedikit kemeja panjangnya di bagian pundak.

Memang Karina tak pernah lagi memakai pakaian bebas karena luka ini. Terpaksa juga semua kegiatannya dalam dunia model dan iklan dia kurangi secara perlahan.

"Mungkin aku harus berpikir ulang untuk menikahimu," candaan Jeno memang suka melewati batas.

"Tidak akan kubiarkan itu terjadi!"

"Who knows? Mungkin saja aku jatuh cinta dengan gadis lain dan berpikir untuk menikahinya."

"Hahaha cinta? Omong kosong apa yang kamu bicarakan Jeno! Kau membuatku menangis." Karina mengusap air mata di sudut matanya.

Astaga lucu sekali mendengar Jeno membahas soal cinta rasanya sangat tidak manusiawi.

Jeno tersenyum lalu mengangguk. "Kamu benar. Membicarakan soal cinta hanya akan membuatmu menangis."

"Jadi berapa lama kita akan bulan madu di Korea?" tanya Jeno jahil.

"Satu minggu," Karina tersenyum lebar.

"What the fuck? Satu minggu katamu?!"

Jeno pikir mereka hanya akan pergi selama beberapa hari.

Satu minggu? Omong kosong macam apa itu?

"Ada apa Jeno? Kau tidak senang? Ada dad dan Jaemin yang mengurus pekerjaanmu. Tenang saja." Karina menepuk-nepuk pundak lebar Jeno.

"Siapa yang menjalani operasi selama itu!"

Bekas luka tidak sulit untuk dihilangkan. Kecuali Karina ingin mengoperasi wajahnya barulah Jeno percaya waktu satu minggu tidak akan cukup.

Obsession Series 1; Love and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang