01. MEREKA COSTRALID

63 13 7
                                    

"Anjing lo"

"Dih enteng banget mulut lo ngatain gue anjing, maju lo sini monyet"

Dia Liandra Raffael, orang orang kerap memanggilnya dengan sebutan El. Jika orang lain bangga dengan prestasi yang di capai, Raffael sendiri bangga dengan wajah tampan yang ia miliki. Keahliannya dalam memikat hati teruji lulus, hampir seluruh siswi UNAKARA pernah ia kencani. Meskipun sering murung karena memiliki nilai akademik yang terbilang jelek, Raffael selalu memperbaiki moodnya dengan bercermin dan mengagungkan wajah dewanya. Laki laki itu hampir tidak pernah merasakan kesedihan karena karakternya yang humoris dan selalu berekspresi berlebihan.

"Heh lo punya dosa besar ya sama gue" Ujar Raffael  emosi dengan napas yang tersengal sengal.

"Dosa apaan gue sama lo"

"Ngga usah belagak amnesia deh lo. Gara gara lo nendang paku bumi gue terpaksa gue jalan kaya habis sunat"

"Yaudah sih gitu doang dendam"

Raffael yang sudah habis kesabaran membalas perbuatan musuhnya minggu lalu dengan cara yang sama.

"Impas" Ucap Raffael tersenyum puas melihat musuhnya terkapar.

"El, di belakang lo!"

Baru saja Raffael berbalik hendak menghajar musuhnya seorang dengan badan jangkung lebih dulu melindunginya.

"Lain kali pasang spion"

"Lo baik deh" Ucap Raffael dengan mata berbinar.

Bukannya menanggapi dengan perkataan laki-laki itu justru mendaratkan tinjuan kuat ke wajah Raffael membuat sang empu hampir kehilangan keseimbangan.

"Aset berharga gue!" Teriak Raffael dramatis.

Tidak kalah tampannya laki-laki ini di juluki sebagai Kutub Bernyawa. Dari julukannya saja sudah menjelaskan bagaimana sifat seorang Rayyan Sagara Adhiyaksa. Selain irit dalam berbicara salah satu anggota Costralid itu juga enggan menampilkan senyumnya. Hidupnya terlalu abu-abu dan datar sama seperti wajahnya. Menurutnya tidak ada tempat ternyaman di dunia ini kecuali Costralid. Meskipun selalu bersikap kaku dan tidak peduli, di dalam hatinya ia tulus dan sayang kepada teman-temannya. Otaknya yang terbilang sangat jenius tak ayal membuat Rayyan selalu menyumbang banyak penghargaan bagi UNAKARA baik di dunia akademik maupun nonakademik.

Satu persatu anggota Thunder sudah berhasil mereka lumpuhkan, hanya tersisa sedikit saja. Meskipun kalah dalam jumlah pasukan, kemampuan bela diri masing-masing anggota Costralid lebih baik dari mereka. Hanya saja luka yang mereka dapat sudah pasti lebih banyak dari biasanya.

"Heran gue sama lo, udah tau di manfaatin masih aja bertahan di geng busuk itu"

"Itu urusan gue kenapa lo pikirin?"

"Kapan gue mikirin lo? Gue ngga bilang tuh. Gue cuma kasian aja sama pangkat lo di Thunder yang cuma di anggap sampah"

Alan yang melihat perubahan emosi musuhnya tersenyum puas dalam hati.

Terkenal dengan taktiknya dalam melawan musuh, dia Akalanka Bimantara. Hampir sama dengan Raffael, satu satunya anggota Costralid yang mempunyai ketertarikan kuat dengan fauna itu juga tidak begitu unggul di dunia akademik. Meskipun begitu ia tetap menekuninya berbeda dengan Raffael yang hanya mengandalkan wajahnya saja. Alan di kenal begitu pintar dalam menentukan taktik penyerangan, sehingga persentase kekalahan Costralid cukup rendah. Berbicara asal dan mencaci maki keahlian yang sangat di sukainya, ia bahkan merasa bangga jika seseorang tersakiti akan ucapan yang ia lontarkan. Terdengar aneh tapi itulah Akalanka Bimantara.

"Mulut lo bener bener kurang ajar, Al"

"Gue tau, makanya sekarang tangan gue yang bakal kurang ajar sama lo"

ATLANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang