Prolog

843 93 5
                                    

Prolog

Ruang makan di rumah mewah yang telah menjadi tempatnya pulang lebih dari lima tahun terasa dingin dan sunyi. Lilin yang hampir habis di tengah meja terlihat mulai enggan untuk menerangi dua orang yang menunduk dengan pikiran yang tak searah. Hampir tiga puluh menit Raya mengunci bibirnya. Ia hanya memandang jari manis yang semenjak tadi menjadi pusat perhatiannya.

“Hon ….” panggil Pram yang menatapnya dengan lembut. “Jangan diam saja!”

Mendengar suara suaminya yang terdengar semakin tidak sabar membuat gerakan jarinya berhenti. Masih dengan kebingungan yang sejak tiga puluh menit lalu ada di kepalanya, Raya mengangkat kepala dan memandang tepat di kedua bola mata yang masih membuatnya merasa dicintai. “Kenapa?”

“Kenapa apanya? Kenapa aku selingkuh?” tanya Pram.

Raya menggeleng tanpa, “Kenapa aku harus mengatakan sesuatu? Kenapa aku enggak boleh hanya diam setelah Mas menceritakan ketidaksetiaanmu? Kenapa bibirku harus berkata sesuatu tentang kekasih gelapmu yang hamil empat bulan? Kenapa aku enggak boleh hanya diam?!” bentak Raya bersamaan dengan hembusan angin mematikan sisa lilin di tengah meja makan yang penuh dengan masakan kesukaan Pram sebagai perayaan hari pernikahan mereka yang kesepuluh.

Baca selengkapnya di KaryaKarsa, juga tersedia di Google Playbook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baca selengkapnya di KaryaKarsa, juga tersedia di Google Playbook. Untuk buku cetak bisa wa ke 0821-3928-7354

Untuk cerita ini aku akan super duper slooow update ya, jangan di tanya kapan update karena sudah tamat di KK.
😘😘😘

Segenggam Rindu (Repost)Where stories live. Discover now