Bab-1

4.3K 230 9
                                    

Di ruangan di mana hanya ada sinar matahari pagi yang meneranginya, terdapat seorang pemuda yang masih tertidur lelap meski sinar matahari dari celah-celah jendela menerpa wajahnya.

Suara kicauan burung yang merdu dari luar terkesan menambah suasana hangat dan nyaman yang membuat pemuda itu enggan membuka matanya meski dia sadar bahwa sudah waktunya untuk bangun.

Namun segera, ketenangan itu berakhir saat seseorang membuka pintu dengan keras dari luar.

Brak!

Seketika mata pemuda itu terbuka karena rasa kewaspadaan nya yang kuat yang membuatnya akan dengan mudah terbangun saat seseorang mengganggu tidurnya.

Dia perlahan berbalik hanya untuk melihat tiga orang yang memasuki kamarnya dengan satu orang yang mengenakan pakaian rapi berdiri di depan, dia segera mengerutkan kening dan bangkit dari tempat tidurnya.

"Kenapa kau datang ke sini, ayah?" suara serak yang khas dari orang yang baru saja bangun tidur terdengar.

Orang di depannya memiliki wajah tampan dengan garis wajah yang tegas, terlihat sangat cocok dengan stelan jas biru tua tanpa kerutan sedikitpun di badannya.

Orang yang dia panggil ayah itu mengeluarkan aura dingin yang akan membuat orang ragu untuk mendekatinya.

Tapi baginya dia hanya seekor rubah tua yang menyebalkan.

Rubah tua itu mulai berbicara.

"Aku akan pergi dalam perjalanan bisnis yang cukup lama, hari ini Leslie akan berkunjung ke sini untuk menemui mu dan membantumu bersiap dalam perjalananmu."

Alvaro mengerutkan kening, ayahnya tahu bahwa dia membenci wanita itu tapi dia tetap mengijinkannya untuk datang?

'Ha! Bajingan tua ini!'

Meski dia memaki tapi wajahnya hanya menunjukan keengganan dan tidak membantah, lagipula itu tidak akan berguna.

"Kau datang hanya untuk mengatakan ini?"

Mengingat sikap ayahnya, apalagi saat ini sekertarisnya juga ada di belakangnya bersama kepala pelayan membuatnya curiga ada hal lain.

Lagipula seorang Roy Andrean yang terkenal akan prestasi dan reputasi nya yang hebat dan membanggakan ini tidak akan melakukan hal kecil seperti datang ke kamar putranya di pagi hari hanya untuk mengatakan bahwa dia akan pergi ke luar negri.

"Aku ke sini untuk memberikanmu ini."

Roy melambaikan tangannya dan asisten laki-laki di belakangnya mengeluarkan amplop besar dari tas dan menyerahkannya padanya.

Setelah membaca isinya sekarang Alvaro mengerti, isi amplop itu menunjukan rencana masa depannya.

Karena semua hal dalam hidupnya di atur agar menjadi sempurna oleh ayahnya, bahkan sekarang dia sudah menentukan universitas dan jurusan mana yang akan dia masuki setelah lulus nanti.

Dengan enggan, Alvaro menyimpan amplop itu dan mematuhi Roy untuk sementara.

"Aku akan menyerahkan ini pada wali kelasku."

"Oke, jangan buat masalah dan patuhlah selama aku pergi ke luar negri."

"Kau tahu aku akan membuat masalah jika wanita itu berkeliaran di sekitarku." Alvar memutar matanya.

"....."

Roy tidak menjawab, dia hanya bergegas meninggalkan kamar bersama asistennya.

Hanya tersisa dua orang di ruangan itu, Alvaro menatap kepala pelayan di rumahnya dan tersenyum.

I Become a Saint [Bl]Where stories live. Discover now