Bab-18

695 90 2
                                    

Malam itu menjadi malam terakhir dengan penutupan yang luar biasa.

Ya, penyerangan di kuil tidak luput dari perhatian beberapa orang penting. Seperti Cedric.

"Di luar sangat berisik" ucap Alpha yang menonton dari kediamannya,

Ia melihat sekeliling sebelum kembali masuk ke dalam kamarnya, di dalam ia tidak sendirian.

Seorang Omega dengan aroma Lavender tengah bersandar dengan nyaman di atas ranjang, tangannya sibuk membalik halaman buku dan matanya bergulir membaca setiap kata.

Cedric tersenyum melihat sosok itu.

"Apa kau memerlukanku untuk menghiburmu malam ini?" Tanya Cedric sambil mendekatinya.

Ia duduk di samping, dengan perlahan tangannya terulur untuk memeluk pinggang ramping sang Omega. Hidungnya ia tempelkan di ceruk leher orang itu dan menghirup dalam-dalam aromanya.

"Aku tahu kau tidak sabar selama siklus Heat-mu, tapi besok kita akan kembali kan? Bagaimana jika kita menyelesaikannya di istana, hmm?" Bisiknya dengan nada menggoda.

Omega dalam pelukannya menghela nafas, menutup buku, dan meliriknya sekilas sebelum berbalik dan mengaitkan tangannya di leher sang Alpha.

"Aku tidak suka menunggu, lakukan saja sekarang. Tidak akan ada yang tau" ucapnya kesal.

Cedric menyeringai, ia mengusak rambut halus Omeganya dan berbicara.

"Sangat di sayangkan, andai sikapmu selalu seperti ini sepanjang waktu, Ellie" ucapnya di akhiri kekehan kecil.

Keduanya saling menatap, menyalurkan keinginan yang membucah melalui tatapannya.

Dan sedetik kemudian, Cedric sudah membuka mulutnya untuk 'melahap' Omega dalam siklus Heatnya.

*:..。o○ ○o。..:*

Di sisi lain.

Alvar tengah duduk beristirahat setelah lelah menggunakan kekuatan sucinya untuk menyembuhkan orang yang terkontaminasi oleh kegelapan itu.

Ia mengangkat kedua tangannya, mengusap wajah dan menghela nafas kasar.

"Sial...." Gumamnya frustasi.

Dan di tengah pikirannya yang sedang kacau, suara yang familiar menyapanya dari belakang.

"Bukankah kau bekerja terlalu keras?" Ucapnya tanpa rasa prihatin sedikitpun.

Dan sebaliknya, wajah itu tersenyum sangat lebar di balik kata-kata khawatirnya yang menyentuh.

Alvar meliriknya dengan malas. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Alpha itu mengangkat bahunya tak berniat menjawab.

Dia, atau lebih tepatnya putra mahkota Galldora itu bersandar di dinding dengan tangan bersilang sambil menatap ke kejauhan.

"Aku mendengar cerita yang menarik, ku pikirin aku akan menemukan sesuatu yang langka 'lagi' di sini" ucap Tedros, mulai bercerita tanpa di minta.

"Dan?" Tanya Alvar tak tertarik.

"Tapi aku malah melihat kehebatan dirimu yang luar biasa"

Alvarez mengerutkan kening bingung, agak tidak suka dengan nada bicaranya yang tidak serius itu.

"Apa maksudmu?"

I Become a Saint [Bl]Where stories live. Discover now