Chapter~7

105 23 6
                                    

3 hari Jungkook berada di rumah sakit, istirahat dengan sebegitu tenang dan nyamannya. Namun entah kenapa ada yang terasa kurang, begitu sangat mengganggu pikirannya, semscam ada yang hilang. Dan sekarang Jungkook tahu apa itu.

Ia merindu makhluk tak kasat mata yang selalu datang menghampiri nya di malam mimpi basah nya.

Terdengar gila awalnya, bahkan tak cuman 1 atau 2 kali Jungkook mencoba menepis semua pemikiran itu, namun pada akhirnya ia menerima semuanya. Selain dirinya yang dijamah dan dicumbu, tak ada hal lainnya yang Jungkook alami di dalam apartements ini.

Maka~ mari coba untuk menikmatinya saja.

Perut nya di elus dengan sangat halus. Membawa Jungkook pada kejutan geli, seakan ada ribuan kupu-kupu yang tengah berterbangan di dalam perut nya. Jantungnya serasa di gempur, hingga suara dentuman nya pun tidak karuan bak pacuan yang sedang mengejar garis finish.

Jungkook mengejang kala telinga nya samar-samar mendapat gigitan dan juga bisikan. Suara itu~ Terdengar begitu sangat serak dan berat. Membawa Jungkook pada perasaan membuncah yang aneh.

Ini pertama kalinya Jungkook bisa mendengar suara dari makhluk yang entah seperti apa wujudnya.

"Jangan pernah mencoba untuk menyakiti dirimu sendiri. Karena sekarang kamu sudah tidak sendiri lagi"

Sumpah mati Jungkook ingin berteriak. Namun apalah kuasanya. Semuanya masih sama seperti yang lalu-lalu. Jungkook beku dan Jungkook kaku. Bahkan untuk membuka matanya saja Jungkook tak mampu.

"Biarkan aku bicara padamu, aku juga ingin melihat wajah Ayah dari calon anakku nanti"

"Aku tidak pernah melarangmu bicara"

Jungkook meremang dalam tingkat yang tak seperti biasanya. Tubuhnya belum di koyak dan kenikmatan nya belum lah di belah. Tapi entah kenapa pada malam ini semua terasa berbeda.

Tiap jengkalan pada tubuhnya, Jungkook begitu merasakan nya dengan nyata dan dengan seksama. Ia telah menguatkan tekad nya untuk tidak akan memberontak lagi. Ia akan pasrah pada mulai hari ini menerima afeksi dalam bentuk apapun itu selama masih dengan makhluk yang sama.

"Namamu.... Akhhh~ Bisakah kamu memberitahuku"

Jungkook mulai sesak nafas kala merasakan lubang analnya mulai terkoyak secara perlahan. Dorongan itu mulai memaksa untuk mendapatkan akses nya.

Dan Jungkook pun memberikan nya dengan melebarkan paha nya lalu menaikkan kaki nya ke atas pundak dari makhluk itu.

Dia nyata ada namun netra nya tak bisa mendapati tembus pandang nya.

Jungkook benar-benar menikmati senggama nya kali ini. Bahkan tanpa sadar ia pun telah beralih posisi dan kini berada di atas tubuh yang di duga Jungkook tinggi nya hampir setara dengan nya. Kakinya pun jenjang begitu juga dengan lengan nya yang panjang. Jungkook terpikir dalam kondisi tidak waras nya kali ini bahwa makhluk yang sedang ia tunggangi penis nya pastilah tampan.

Jungkook terus bergerak naik dan turun dengan segala deru desah basah nya. Menikmati setiap kali ujung tumpul penis itu menyentuh titik manis nya. Membuat Jungkook jejeritan resah akan ulah nya sendiri.

Orgasme yang datang pun terasa berbeda seperti yang biasanya. Biasanya ada tangis dalam duka, namun kini ada tawa dalam suka.

Sesuatu yang lembut terasa mendarat di bibir Jungkook. Terus bergerak mengecap tiap senti rasa manis dari bibir pemuda yang kini masih tersengal lelah ambruk di atas tubuh makhluk tak kasat mata itu.

Di kecupinya dan di pangut hingga lengkuhan pun samar-samar tercipta kala tubuh Jungkook beringsut berguling lalu tidur terlentang kembali.

"Namaku Taehyung"

Desiran kembali membuncah, membuat darah seakan mendidih. Entah kenapa suara degup jantung Jungkook seakan seperti orang yang sedang mengalami sekarat pada penghujung nyawa nya.

Apapun itu, halusinasi, delusi atau fantasy. Bukti dari kehamilan yang sudah masuk dua bulan tentu adalah nyata ada nya.

"Jungkook.... Kook.... bangun, jangan membuat aku takut"

Onyx Jungkook mengendip lemah, mencoba menyesuaikan sinar yang masuk pada netra nya. Memindai perlahan ada siapa saja yang berada di dalam apartements nya.

Semua berkumpul di sana dengan raut muka yang hampir sama. Panik dan cemas. Ada apa sebenar nya ?

"Hyung..." Panggil Jungkook lemah dan orang yang di panggil Hyung pun langsung segera ber hambur memeluk adik kecil nya yang paling ia sayangi dari sejak masih berada di panti.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi ?." Tanya nya bingung sembari melonggarkan pelukan erat dari Seokjin.

"Semalam kamu demam tinggi Jungkook, dan Jimin yang menemanimu pun panik tentunya. Lalu menghubungi Seokjin." Itu Namjoon yang sudah memegang secangkir teh hangat dengan begitu sangat hati-hati mengulurkan nya pada Jungkook..

"Bahkan jika pagi ini demam mu masih belum turun juga, terpaksa kamu harus merasakan jarum menusuk urat darah mu lagi"

Jimin menyentak Seokjin dengan begitu kurang ajar nya dan lalu duduk di sebelah Jungkook dengan muka tanpa dosa nya.

"Tinggalah bersama kami sampai bayi mu lahir Jungkook"

Tawar Namjoon yang di angguki oleh Seokjin kemudian. Jungkook mengalami kurang gizi sebab pola makan nya yang tidak beraturan, ditambah juga hari-hari nya yang telah tergerus total oleh kesibukkan kuliah dan juga lalu bekerja.

"Tidak Hyung aku tidak bisa meninggalkan tempat ini. Terimakasih untuk tawaran nya"

Seokjin dan Namjoon telah menduga jika Jungkook tentu akan menolak tawaran itu. Dan apapun alasan Jungkook tentu tak lah jauh-jauh dari lelaki yang telah menghamili Jungkook yang entah siapa. Itu pemikran Seokjin dan tentu juga sama dengan Namjoon begitu juga Jimin.

Dan pada akhirnya semua orang yang berisik di dalam apartements Jungkook itu pun telah di usir habis semuanya. Menyisakan Jungkook seorang diri sekarang, sendiri dengan ke sunyian nya.

"Benarkah ini hanya mimpi ?." Gumam nya dalam monolog nya.

Merasa dikacaukan oleh pikirannya sendiri dan merasa dipontang panting oleh perasaanya sendiri pula.

Ketika Jungkook sudah mulai mencoba menerima semuanya, lagi-lagi ia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia terbangun dari mimpi nya lagi.

Lalu bagaimana dengan bayi yang berada dalam rahim nya itu. Apakah itu  hasil dari mimpi juga ?

Astaga~ Jungkook menggila, ketika dokter tidak bisa mendiagnosis kondisi jiwa nya, namun Jungkook sebegitu sudah yakin nya bahwa sepertinya ia sudah gila.





Bersambung_____

Pati, 5 February 2023

Hallo... ketemu lagi dengan coretanku di book room 27. Terimakasih buat kalian yang sudah setia untuk stay di lapak ini dan juga sudah meninggalkan jejak bintang nya.

Love u all 💜💜

Room~ 27 { Vkook }Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin