04. Perang Dunia?

274 115 469
                                    

"Aduh!" Lavina meringis.

Pelayan kafe itu terjatuh bersama minumannya. Sheila yang melihat itu juga menatapnya dengan kaget. Ya, Lavina tak sengaja menabrak pelayan kafe beserta nampannya yang tadi ternyata berada di belakangnya.

"Aduh, maaf Mas saya nggak sengaja tadi," tutur Lavina.

Segera, Lavina dan Sheila membantu membereskan kekacauan yang diperbuatnya.

"Iya, Mas, maafin teman saya ya? Dia emang gitu orangnya pecicilan," tambah Sheila membuat Lavina melotot menatap temannya itu. Enak saja! Padahal jika saja Sheila tidak merebut ponselnya ia juga tidak akan berlari untuk mengambilnya dan menabrak pelayan kafe ini.

Pelayan kafe itu mencoba tersenyum, "iya kak gapapa. Tapi maaf saya bisa minta ganti ruginya? Udah dua kali kak gaji saya kena potong minggu ini." Lavina dan Sheila buru-buru mengangguk.

Setelah pelayan kafe itu pergi Lavina dan Sheila kembali duduk dan menghembuskan napas secara bersamaan.

"Kacau lo, Lav." tuduh Sheila lalu menyedot minumannya.

Lavina mendelik, "enak aja, Sheila duluan yang cari gara-gara."

"Niat gue kan baik, gue mau daftarin lo tau."

Lavina mendengus menatap Sheila, "gue kan nggak mau di foto."

"Bodo amat yang penting gue udah dapet," ujar Sheila tak peduli, dan malah menggoyang-goyangkan badannya membuat Lavina menatap kesal.

Beberapa saat kemudian, setelah menghabiskan setengah dari minumannya Lavina seperti teringat sesuatu dan mencoba mencari sesuatu itu. Dirinya merasa seperti ada yang hilang. Tapi apa ya?

Ah iya, ponselnya. Dimana ponselnya?

"Udah yuk Lav, pulang?" ajak Sheila setelah menghabiskan minumannya, tangannya sibuk bermain ponsel mencoba memikirkan kata-kata yang pas untuk mengirimkan foto Lavina yang berhasil didapatkannya ini.

"Yok Lav." ajak Sheila lagi sembari berjalan menuju kasir.

Lain halnya dengan Sheila yang sibuk dengan ponsel ditangannya, Lavina malah sibuk mencari ponselnya yang entah berada dimana.

"Shel hp gue mana ya?" tanya Lavina, matanya awas menatap kebawah menelusuri setiap jengkal kaki-kaki meja, siapa tahu ponselnya terjatuh. Jika dari kejauhan Lavina akan tampak seperti sedang melotot kebawah untuk mencari kembalian koinnya yang jatuh.

Disisi lain, Sheila malah sudah berada dikasir, tengah membayar. Tak mendengar temannya itu sedang berbicara padanya.

Lavina kembali meringis, "duh mana ya? Apa jatuh waktu tadi tabrakan? Tapi jatuh di mana?"

Tanpa Lavina sadari seseorang telah memegang ponselnya sedari tadi. Tepatnya saat Lavina terjatuh tadi dan tengah mencoba menggapai pegangan, namun secara tak sadar ponsel nya malah terlempar jatuh dibawah kaki seseorang.

"Bro, mau sampe kapan kita berdiri terus disini?"

Ya, diantara kelima pria itu, pria yang mengenakan topi dengan cepat mengirimkan foto Lavina yang di potret Sheila tadi lewat akun instagram nya, setelah itu dirinya langsung menghapus pesannya itu agar tidak meninggalkan jejak.

"Lo kenal, bro?" bisik temannya setelah melihat aksinya yang agak nyeleneh itu.

Mengacuhkan pertanyaan temannya, dirinya menghampiri Lavina yang kebingungan kesana kemari mencari ponsel nya.

"Ini hp lo?" tanyanya yang jelas saja langsung diangguki cepat-cepat oleh Lavina.

"Yaampun iya, ini punya gue. Makasih banyak." Setelah mengucapkan terimakasih sekali lagi, Lavina lalu menghampiri Sheila dan pergi meninggalkan kafe.

Devil & Queen Dandelion SchoolDonde viven las historias. Descúbrelo ahora