17.| PENOBATAN

71 27 27
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Dingin meresap pelan, menjalar masuk ke tulang, aku takut, tapi perjalanan ku belum berakhir, sebuah rahasia benar-benar akan lenyap jika seseorang mengungkapnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dingin meresap pelan, menjalar masuk ke tulang, aku takut, tapi perjalanan ku belum berakhir, sebuah rahasia benar-benar akan lenyap jika seseorang mengungkapnya."

A story by Ade Bintang 🌟

___________________________


    Semuanya sudah siap, tertata sangat rapi pada tempatnya masing-masing. Aroma khas tercium wangi dari makanan yang terhidang. Suara lantunan musik klasik terdengar memanjakan telinga. Diiringi tarian dari beberapa penari kerajaan guna menghibur para tamu sebelum di mulainya acara hari ini. Gerbang rumah kerajaan di buka lebar, para rakyat kecil yang biasa tak pernah di anggap keberadaannya kini ikut masuk menyaksikan penobatan yang segera di selenggarakan.

Persiapan bernuansa elegan diadakan di kastil kerajaan Carlotte. Dalam rangka acara penobatan Putri Aluna De Forgers Charlotte. Akhirnya penobatan yang selalu ditunggu-tunggu selama ini tiba harinya.
Di sisi lain, di suatu ruangan besar yang terletak di dalam kastil. Tampak Alhandra yang menatap dari kejauhan. Wajahnya terlihat kusut, tatapannya pun begitu sayu. Penyesalan akan masa lampau masih merundung sanubarinya. Alhandra terbatuk, ia menutup mulutnya dengan keras, berharap tak ada yang mendengar suara batuknya. Namun hal lain membuat ia terkejut setengah mati. Mata Alhandra terbelalak, ia melihat telapak tangannya yang nyatanya telah di penuhi oleh darah kotor.

Wajah Alhandra terlihat lebih pucat. Ia segera mencuci tangannya. Tak membiarkan kejadian tidak diinginkan terjadi di hari penobatan putrinya ini. Alhandra berjalan keluar kamarnya, seakan tak pernah terjadi apapun. Walaupun sebenarnya, hal serupa sering terjadi. Ia merasakan bahwa tubuhnya tak sekuat dahulu, inilah alasan ia sangat menginginkan Aluna secepatnya di nobatkan, karena setidaknya, jika ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam kurun waktu yang singkat, Carlotte telah memiliki pemimpin baru. Yang Alhandra sendiri percaya, bahwa Aluna mampu melakukannya.

Acara segera di mulai, namun tak ada tanda-tanda keluarnya Sang Putri. Para bangsawan mulai berbisik tunggang-langgang. Telah lama mereka menantikan kedatangan Aluna namun beberapa jam pun sudah berlalu tapi Aluna yang mereka nantikan tak kunjung keluar.
Para penari penghibur kini telah kehabisan ide untuk penampilan. Mereka akhirnya berhenti tampil dan ikut menunggu kedatangan Aluna, bahkan sedari tadi Ahli Waris telah menunggu untuk untuk segera menjadi saksi penobatan.

Keadaan mulai riuh mereka ingin acara ini segera dimulai. Karena jam bahkan sudah menunjukan pukul 12 siang. Isabella yang melihat sedikit khawatir, apa yang terjadi pada Aluna. Ia ingat bahwa tadi malam Aluna sama sekali tak keluar dari kamar. Kekhawatirannya semakin menjadi-jadi saat menyadari, sampai sekarang pun Aluna tak keluar.

Namun tiba-tiba, di tengah bisikan dan keriuhan. Pintu aula terbuka lebar beriringan dengan suara keras. Seketika atensi mereka beralih ke arah sumber suara.

Tak salah lagi, itulah Aluna. Seorang gadis yang bahkan tak menyapa, hanya menatap tajam tanpa kedipan. Dengan pakaian serba hitam dan surai emas yang seharusnya terurai panjang malah di sanggul sedemikian rupa. Tak seperti putri mahkota yang di harapkan dengan kecantikan dan keeleganan. Bahkan tampilan Aluna berlawanan betul dengan tema klasik dari pesta ini bisa dibilang, ia seperti penyihir gelap dan merupakan penjahat utama dalam kisah ‘Akulah Sang Putri’.

ALLETHEA [REVISI]Where stories live. Discover now