Bab 4

11.2K 2.1K 433
                                    

Halloooo!

Bertemu lagi sama bocil tengil🤪

Happy reading ♥️

Jangan lupa vote & komen❤️‍🔥

Eh ada iklan dulu bentar.

Nanti tanggal 14 February 2023 lovstuff ngeluarin merch Calzeylions!🤍 Setiap pembelian satu merch dapet bonus MINI NOVEL + sticker. ( Calzeylions waktu kecil  )
Ada t-shirt, crewneck, dan toteback.
Kalo mini novelnya doang only 30k

Kalo mini novelnya doang only 30k

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


****

"Katana jagoan, tapi ko macih minum pake dot?" sarkas Drystan melirik dot yang mengalung di leher Andrew.

"Jagoan tuch pakena cenjata, ukan dot!" imbuh Drystan menohok, dengan ekspresi sinis.

Andrew melotot garang, walaupun pipi gembulnya sudah merah merona karena malu. Ia harus tetap stay cool biar bocah ini segan kepadanya.

"Heh, bocil cadel!" sentak Andrew, seraya memamerkan dotnya. "Ini juga senjata, dodol!"

"Bisa mukul pale lu sampe gepeng!" lanjut Andrew sadis. Gen keturunan Mark memang tak diragukan kekejamannya dalam berkata ataupun berperilaku.

Drystan kecil melirik Andrew sinis. Ada beberapa kosakata yang terdengar asing di telinga, tapi ia tetap mengerti.

"Cenjata kok kaya gitu, sich?!" remeh Drystan menatap ragu pada dot Andrew. "Nda elit!"

"Cenjata-cenjata..." Andrew meledek, bibir mungilnya manyun-manyun memperagakan cara Drystan berbicara.

Drystan memilih tak memperdulikannya. Ia lanjut melihat buku yang penuh dengan gambar-gambar hewan.

Andrew memanjangkan lehernya untuk mengintip apa yang dilihat Drystan. Jiwa penasarannya meronta-ronta.

"Ini milip kamu," gumam Drystan sambil menunjuk lembaran buku yang berisi gambar monyet.

Tangan kecil Drystan menutup mulut untuk meredam tawa imutnya. "Hihi, milip cekali kamu cama onyet," ejek Drystan.

Seorang Andrew mana bisa diejek seperti itu. Wajahnya sudah memerah kesal, tak terima wajah gantengnya ini dihina mirip monyet. Tangannya mengepal kencang mengarah pada Drystan, lalu dengan sengaja ia menyembulkan jari tengahnya. Jari mungil itu teracung penuh keberanian.

Drystan mengernyitkan kening, bingung kenapa Andrew malah memamerkan jari. "Napa, cih? Kok mayah cuit jali?" tanyanya. Drystan pernah main suit jari dengan Papanya, mungkin Andrew juga mengajaknya seperti itu.

Andrew memejamkan mata, untuk menahan emosinya yang akan meledak. Drystan ini benar-benar menguji kesabarannya.

"Ah, lelah hayati bicala sama bocil," keluh Andrew seraya memijat pelipisnya yang terasa nyeri.

Andrew kembali menyesap dotnya meminum susu agar tenaganya kembali lagi.

"Udah gede macih minum cucu..." Drystan meledek, lalu terkikik geli. Ekspresi marah Andrew sangat menghiburnya.

Andrew melepaskan empeng dotnya kasar. Menatap Drystan tajam. "Bacot lu, cil!"

"Dalipada lu, masi ngempeng sama Mommy," lanjut Andrew, lalu tersenyum menyeringai.

Drystan langsung kicep, mau menyangkal tapi itu kenyataan.

Bibir Andrew tersenyum puas melihat kebisuan Drystan. "Langsung belubah  mode Ijat."

Perdebatan berhenti. Dua bocah lelaki itu menoleh ke arah pintu ketika melihat Zelva datang sambil menggendong bayi laki-laki.

Dua alis tebal Andrew menyatu bingung, kenapa banyak anak-anak asing di mansion-nya?

"Ini lumah Andlew belubah jadi TK, Mom? Pelasaan dali tadi ada bocil tuyul mulu," sarkas Andrew dengan dua tangan berkacak pinggang.

"Aku ukan tuyull!" bantah Drystan.

Zelva geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan mulut pedas putranya.

"Ini anak-anaknya Om Gilgey, Lions, bukan tuyul," beritahu Zelva lembut, agar Andrew cepat mengerti.

"Ohhh, Om Gey?" ulang Andrew lagi.

Jelas saja Drystan selaku sang anak tak terima nama ayahnya tak ganti.

"Namana Papa ukan itu!" protesnya ngotot.

"Telus apa?" tanya Andrew meladeni. Dagunya ia angkat angkuh.

"Heiii, sudah-sudah." Zelva melerai seraya menepuk-nepuk bayi dalam gendongannya agar tak bangun dari tidur. "Nanti adiknya nangis loh karena kalian bringsik."

"Namana siapa, Mom?" tanya Andrew penasaran.

Zelva tersenyum sebelum menjawab, "Namanya si dede gemes ini Kenan."

Andrew manggut-manggut. Kemudian loncat untuk melihat bayi yang ada di gendongan Zelva. "Wow!" takjub Andrew.

"Kenapa?" tanya Zelva penasaran.

Andrew menyengir. "Kecil sekali, Mom, sepelti botol Aqua mini. Walna kulitna juga kaya coklat gelap."

Kulit Kenan memang sedikit gelap, jauh berbeda dengan Drystan yang putih bersih. Namun, keduanya tetap sama-sama tampan.

"Dicat aja, yu Mom! Bial putih glowing."

Pemikiran Andrew memang suka di luar nalar. Zelva jadi bingung harus menjawabnya apa.

"Dedena Dlystan jangan dinakalin!" larang Drystan. Ia tak maksud apa itu dicat, tapi kalau Andrew yang mengatakannya pasti mengandung arti buruk.

Andrew mengatakan 'bacot' tanpa suara, hanya mulutnya saja yang berkomat-kamit. Maklum, takut dimarahi oleh Zelva.

"Nggak usah dicat, Sayang. Yang kulitnya agak gelap gini malah manis kok," papar Zelva.

Andrew mengangguk-angguk. Kalau Mommynya yang berbicara, ia tak berani membantah.

"Andlew punya panggilan special buat bayi ini..."

"Apa, tuh?" tanya Zelva antusias.

"Cilblack singkatan dali Bocil black."

****

TBC.

Wkwkwk Andrew😭🤙

Si Kenan dari kecil dah kena roasting.

Ada au Instagramnya juga. Kalo kalian kangen sama couple Calzeylions check aja INSTAGRAM : @shinelions16

Spam next di sini=>

Salam hangat, dan jaga kesehatan, ya!

Story Of Calzeylions Where stories live. Discover now