Bab 5.

13.5K 1.9K 382
                                    

Hallooo!

Hari ini tanggal 14 jam 15:00 WIB bakal PO Merch + mini novel. Beli merch udah dapet bonus mini novel. Kalo mini novelnya cuman 30k aja yaaaa. Di sana banyak kelucuan keluarga cemara ini.

 Di sana banyak kelucuan keluarga cemara ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***"Pagi-pagi sekali Andrew sudah berpenampilan rapi berjalan di koridor rumah sakit tempat ibunya melahirkan bersama dua bodyguard yang mengawal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***"
Pagi-pagi sekali Andrew sudah berpenampilan rapi berjalan di koridor rumah sakit tempat ibunya melahirkan bersama dua bodyguard yang mengawal. Memakai setelan jas ala anak kecil dengan dasi kupu-kupu yang bertengger di leher.

Andrew benar-benar tampan hari ini, ia antusias sekali menjenguk dua adik yang baru lahir. Tadi malam, ia sudah tidur ketika Mommynya melahirkan. Alhasil ia baru tahu tadi pagi dan langsung menuju ke sini.

"Lama banget, sich, Om?!" protes Andrew kepada bodyguard gagah yang Mark utus.

"Tuan muda mau saya gendong saja?" tawar salah satu bodyguard itu.

Andrew menggeleng menolak. Ia kan jagoan, bisa turun pamornya kalau digendong.

Meskipun agak jengkel, Andrew tetap melanjutkan perjalanannya. Dua bodyguard itu hanya geleng-geleng kepala. Jujur saja, lebih mudah mengurus bosnya langsung dari anaknya.

Tibalah Andrew di depan pintu kamar VVIP ibunya. Sebelum masuk, bocah itu menyugar rambutnya sok kerenl lalu merapikan dasinya.

"Pintuna tendang atau doblak aja, Om, bial Daddy kaget," usul Andrew kurang ajar.

Bodyguard tersenyum sebelum  memberikan penjelasan, "Jangan. Kan ada adiknya Tuan muda, nanti kalau kaget dia serangan jantung. Kan masih bayi, jadi jantungnya rentan."

Andrew ber-oh ria. Bodyguard itu langsung membukakan pintu.

Begitu terbuka, Andrew langsung lari ngacir masuk karena tak sabar. Ia menghentikan langkahnya ketika melihat ayahnya menggendong satu bayi. Kemudian ia berganti menatap ibunya yang sedang tiduran di bankar juga menggendong satu bayi.

Mulut mungilnya melongo, terkejut karena ada dua bayi. Ia mengerjapkan matanya polos, lalu menatap dua bayi mungil itu bergantian.

"Hai, Boy!" sapa Mark dengan senyuman sumringah.

Andrew kembali dibuat terkejut, jarang sekali ayahnya tersenyum selebar itu.

"Hallo Jagoannya Mommy!" Zelva ikut menyapa. Wajahnya berseri-seri walaupun bibir itu terlihat masih pucat.

Andrew mengernyitkan dahi, bingung sekaligus heran. "Kok Mommy ngelahilin dua baby?" tanyanya bingung.

Mark dan Zelva beradu pandang sebentar lalu kompak tersenyum.

"Kan Mommy hamil bayi kembar, Andrew." Mark memberikan penjelasan. "Jadinya dua."

Andrew langsung ternganga. Pantas saja waktu hamil perut mamanya besar sekali. Ia kemudian mendekat ke arah bangkar tempat mamanya menimang bayi. Mata tajamnya mengamati bayi mungil itu. Badannya kecil, kulitnya putih, bulu matanya lentik sekali, rambutnya hitam. Wajah adiknya yang ini terlihat seperti Mommynya.

Setelah puas mengamati, Andrew berganti menghampiri sang ayah untuk melihat satu adiknya yang lain. Untuk yang ini, lebih seperti perpaduan antara wajah ayah dan ibunya, rambutnya berwarna coklat. Manis dan punya kharisma tersendiri.

"Kenapa adik Andlew kecil? sepelti botol Aqua mini," komentar Andrew setelah mengamati dua-duanya. "Kurang gizi kah?" ceplosnya watados.

Ingin sekali rasanya Mark menjitak putranya ini. Mulutnya Andrew memang sembarangan kalau bicara.

"Dulu kamu waktu masih bayi juga gini, Andrew!"

"Namanya juga baru lahir, Lions," tambah Zelva ikut menjelaskan.

Andrew manggut-manggut mengerti. Ia memasang ekspresi kecewa, "Padahal mau Andlew ajak main tinju. Kalau kecil sepelti ini sekali tinju pasti gepeng penyet."

Mark berdecak sambil kepalanya geleng-geleng tak percaya. Lihat 'kan? Pemikiran Andrew ini memang selalu di luar nalar. Ia sudah ingin berbicara, tetapi suara Zelva mendahuluinya.

"Adik baru harusnya disayangin, Sayang," nasihat Zelva lembut, menatap teduh putranya. Senyuman manisnya mengembang.

"Nggak boleh ditinju, yaaaa?" imbuh Zelva lagi.

"Oh, gitu yah...." Andrew manggut-manggut mengerti.

"Ya!" tegas Mark.

"Awas kamu kalo bar-bar sama Baby Girl. Bakal Daddy kasih hukuman," peringat Mark langsung dihadiahi tatapan penuh peringatan dari Zelva.

Andrew berdecih sinis lalu mengerucutkan bibirnya sambil bersidekap marah.

"Yang lembut 'kan bisa? Kenapa harus kaya gitu sih?" tegur Zelva kepada suaminya.

"Andrew kan ganas, suka gigit pipi kamu juga," kilah Mark.

Zelva tak menghiraukannya, lebih memilih menggerakkan tangannya mengode Andrew untuk mendekat. "Sini, Sayang. Mommy belum cium kamu lohh!"

Andrew langsung berjalan menghampiri, sesekali menghentakkan kakinya sebagai bentuk kekesalan.

"Ututuuu, jagoan Mommy ngambek, nih?!" ujar Zelva berusaha mencairkan suasana. "Manaaa senyumannya?"

Andrew tersenyum paksa, bibirnya mengembang tapi ekspresinya datar.

Zelva mengulum senyumnya, putranya ini lucu sekali. Ia kemudian mengecup kedua pipi Andrew secara bergantian, ini teknik membujuk secara lembut. Zelva selalu melakukan ini jika Andrew marah.

Ampuh! Andrew langsung mengembangkan senyumannya. Ia lalu dengan gesit membalas ciuman Zelva di pipi. Andrew melakukan hal yang sama seperti Zelva, tetapi lebih lama.

"Manisnya jagoan Mommy!" gombal Zelva.

****

TBC.

Akhirnya si kembar lahir.

Next.

Next

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Story Of Calzeylions Where stories live. Discover now