043 Coba-Coba Lagi

547 98 22
                                    

"Anak Sinetron nempel-nempel sama siapa sih kamu?"

Neima serta-merta mengambil Hagia dari Fashion, tapi ternyata anak tukang simak cerita rumah tangga di televisi itu cukup berat. Waktu Neima meringis karena kaget, Fashion kembali memeluk Hagia untuk digendongnya sendiri.

"Terima kasih kau cukup pengertian," kata Neima.

Dia menyertai langkah Fashion ke kamar. Di sebelahnya Fashion melirik Neima dengan tanda tanya tanpa suara.

"Kau paham untuk angkat anak ini tanpa membangunkannya."

Fashion tidak tersenyum karena tanggapan itu. Dia pun belum bicara sepatah kata pun bahkan mengucapkan salam. Sebab waktu Fashion baru saja turun mobil, Neima langsung berseru dan mengoceh sendiri mengomentari kelakuan putrinya.

"Hati-hati." Neima membenahi bantal sebelum Fashion meletakkan Hagia dengan pelan-pelan.

Walaupun bertiga, Fashion merasa kikuk berada dalam kamar bersama wanita itu. Cepat-cepat ia keluar tanpa berkata-kata. Kening Neima mengerut kemudian menyalakan kipas angin. Ya, dia kira Fashion tidak tahan di sana karena keadaan kamar yang panas. Padahal, bagi Neima malam itu cukup dingin. Lalu sebelum meninggalkan putrinya yang sangat cerewet itu, Neima menyelimuti tubuh anaknya sampai leher.

"Makin hari makin cantik saja orang ini. Anak siapa sih kamu?" Neima yang gemas mencubit pipi Hagia. "Udah bisa main malam ke rumah cowok lagi. Ck."

"Kak Nei."

Neima mendengar namanya dipanggil.

"Oh sampai lupa. Aku pikir kau sudah pulang," balas Neima menyengir.

"Belum. Mau di sini dulu," jawab Fashion yang tadinya berdiri kini memilih duduk di salah satu bangku.

Neima kontan menganga. "Wah, bisa ya begitu?" herannya.

"Tidak boleh?" Sebelum Neima sempat menanggapi, Fashion menjawab pertanyaannya sendiri, "Pasti boleh. Saya bosan di kosan."

"Tapi bukan tugasku menerima orang bosan. Aku mau istirahat."

Fashion tersenyum tipis. Senyum yang tipis sekali. Ia datang membawa beragam pertanyaan, baik untuk dirinya juga untuk Neima. Terlalu banyak hal yang ingin Fashion ketahui tentang Neima.

"Sudah lama gak ngobrol." Fashion menatap ke tempat lain selain wajah lawan bicaranya.

Neima berakhir di bangku yang berhadapan dengan Fashion. Tidak mungkin dia mengusir orang ini. Dibiasakan mengobrol beberapa waktu yang lalu oleh lelaki itu, sebelum Hagia kembali, Neima pikir tidak masalah malam ini menemani Fashion mengisi kebosanannya.

"Aulia kembali ke sini lagi, Kak?"

"Hm. Dia yang mengusulkan Hagia main ke tempatmu."

Fashion tersenyum. "Tidak apa-apa, tapi mending Ion yang ke sini ketemu Hagia."

"Ih, padahal Hagia ke sana karena kamu tidak pernah ke sini lagi."

Fashion merasa dadanya meletup-letup. Komentar kecil dari Neima membuatnya merasa diperhatikan.

"Hei!" Neima melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Fashion.

Lelaki yang tersenyum menatap Neima itu pun tersentak.

"Kamu kenapa?"

"Karena Kakak."

Fashion berusaha menahan senyumannya. Sungguh, bicara secara langsung dengan Neima serta mendengar perhatian yang tanpa disadari oleh yang bersangkutan adalah hal yang membuat Fashion sangat bahagia malam ini. Setelah sebelumnya dia sempat merasa kecil hati melihat kebersamaan Neima dengan mantan suaminya.

NEIMA Berdua Paling BaikDonde viven las historias. Descúbrelo ahora