05 🔞

4.4K 71 5
                                    







Hestia mendudukkan dirinya di pangkuan Nimir. Menggesekkan miliknya pada kejantanan yang terasa panas.

"Aku tau kau bernafsu." Suara Hestia terdengar lembut, berbisik pada Nimir. "Jangan menahan diri dan nikmatilah." Ia sedikit mengangkat pinggulnya dan menduduki kejantanan Nimir tanpa memasukkannya.

Bibirnya mendekat dan ia bisa merasakan nafas hangat Nimir yang menyapu wajahnya. Mata pria itu juga sudah berkabut. Nimir kira, Hestia akan menciumnya tapi wanita itu hanya mengecup sudut bibirnya dan terus menggesekkan miliknya di bawah sana.

"Kau memang iblis." Gumam Nimir dengan suara seraknya. Ia mengakui bahwa Hestia berhasil menyiksanya. Tangannya yang tertahan di belakang seakan membuat tubuhnya hanya bisa pasrah.

"Ini pertama kalinya seseorang memanggilku seperti itu." Hestia mengalungkan tangannya di leher Nimir. Ia menaikkan sedikit pinggulnya dan memasukkan milik Nimir ke dalam lubangnya.

Kening Nimir mengernyit saat wanita itu menyentak sekali masuk. "Ughh.." ia bisa melihat Hestia mendesah pelan. Entah bisikan dari mana, pria itu memajukan wajahnya dan meraup bibir Hestia. Ia melumatnya, melampiaskan segalanya pada ciuman itu.

"Mmhhh.." gerakan pinggul Hestia semakin cepat. Matanya terbuka, melihat bagaimana Nimir menciumnya. Rasa senang menghantuinya. Lagi-lagi ia merasakan kepuasan yang sudah lama tak ia rasakan.

"Mmhhahhhh.." Nimir mendesah saat ia mendapatkan pepelasannya. Nafasnya terngah menatap wanita yang duduk dipangkuannya sembari menikmati pelepasannya.

Ia tak ingin membohongi dirinya yang terjerumus dalam sensasi aneh. Apakah memang seperti ini rasanya berhubungan badan? Lalu kenapa kakeknya melarangnya untuk mendapatkan kenikmatan ini?

Nimir menggerakkan tangannya yang entah sejak kapan bisa bergerak. Pria itu mendorong tubuh Hestia untuk berbaring di sofa dan menatapnya dalam diam. Ini kah tubuh wanita yang bisa membuat semua pria tergila-gila. Wajahnya yang cantik dan ekspresinya yang menghoda. Bekas kemerahan di sekitar payudaranya. Dan kewanitaan yang telah basah kuyup.

Tangan Nimir mengangkat sebelah kaki Hestia dan memasukkan miliknya. Ia seakan sudah tak bisa membendung nafsunya yang memuncak ingin dilampiaskan.

Rasanya aneh saat ia dengan sadar memasukkan miliknya. Pria itu menyentuh perut bawah Hestia dan menatap miliknya yang benar-benar masuk. Ia mulai menggerakkan pinggulnya. Suara desahan mulai terdengar dari bibir Hestia. Begitu seksi dan membangkitkan naluri Nimir.

Ia menunduk, meraup sebelah payudara Hestia dengan bibirnya dan meremas satunya dengan tangan. Kenyal, lembut, seakan itu membuatnya ingin terus melahapnya.

"Nghh.. mmhh.." disela desahannya, senyum tak pernah sirna dari bibir Hestia. Setiap sentakan yang Nimir lakukan, memberikan kenikmatan tersendiri. "Fasterr.. ahhh..."

Hestia seakan melayang ketika Nimir menghujaminya begitu dalam dan cepat. "Nghhh.."

"Sshhh... ahhhh.." Nimir menyentak miliknya dan menyemburkan semuanya ke dalam tubuh Hestia. Itu adalah pelepasan yang sangat luar biasa karena ia bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

"Apa yang sedang kau lakukan?!"

Suara pria berumur terdengar tinggi. Nimir menoleh ke arah pintu dan menemukan sosok ayahnya, sedang menatapnya dengan tajam.

"A-ayah?" Nimir melihat ke bawah, ke arah Hestia yang sedang mengatur nafas. Tubuhnya tiba-tiba bergetar dan ia langsung mencabut miliknya. Seakan ia sudah mandapatkan kesadarannya sepenuhnya.

Pria paruh baya yang dipanggil ayah oleh Nimir itu menghampiri anaknya dan melayangkan sebuah pukulan di pipinya. Tubuh Nimir terhempas karena pukulan keas itu. Ini pertama kalinya sang ayah memukulnya. "Kau melanggar aturan keluarga! Dan kau melakukan perbuatan bejat itu di kantor!"

Wanita yang Tak Pernah Bisa TerpuaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang