Chapter 34

25.9K 1.5K 52
                                    

Selamat membaca 😁

Jean mengantar Tristan sampai ke depan pintu.

Tristan mengecup kening Jean cukup lama. "Baik-baik di rumah. Aku kerja dulu."

Jean tersenyum simpul. "Aku pasti akan jaga diri."

"Kamu hati-hati di jalan," tuturnya lembut.

Tristan mengangguk.

"Nanti siang aku akan telfon kamu. Jadi pegang terus hp kamu," ujar Tristan mewanti-wanti.

"Kalau aku pegang hp terus, aku nggak bisa ngapa-ngapain, dong," kata Jean polos.

Tristan menyentil dahi Jean gemas.

"Akh!" Jean sontak menyentuh dahi sembari  mengaduh kesakitan.

"Maksud aku bukan itu," ucap Tristan.

"Terus?" tanya Jean.

"Pokoknya jangan jauh-jauh dari hp kamu. Biar aku bisa hubungin kamu kapan pun," pungkas Tristan.

"Iya-iya," gumam Jean seraya menggerutu karena dahinya disentil.

Tristan mengusap-usap dahi Jean dengan sentuhan halus. "Maaf."

Jean menatap Tristan sejenak. Dia lantas memalingkan wajah ke ke arah lain.

"Dimaafkan," ucap Jean singkat.

Tristan tersenyum kecil. "Aku akan usahakan pulang cepat."

Jean mengangguk. "Aku tunggu."

"Jangan rewel kalau aku tinggal kerja," goda Tristan.

Jean memasang wajah jengah sambil memutar bola mata malas.

Tristan terkekeh saat melihat ekspresi wajah Jean.

"Aku berangkat sekarang," pamit Tristan.

"Hati-hati," kata Jean.

"Hanya itu?" tanya Tristan.

Jean mengernyitkan dahi seakan tidak mengerti maksud ucapan Tristan.

"Mana ciuman buat aku?" tagih Tristan.

"Ah." Jean menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memantau kondisi.

Selepas memastikan tidak ada orang di sekitar sana, Jean dengan cepat mengecup pipi Tristan sebelum ada orang yang melihat.

"Sudah," ujar Jean pelan.

"Apa maksud kamu sudah? Ciuman di pipi saja belum cukup. Aku butuh lebih dari ini," protes Tristan.

"Tapi ini di luar, nanti ada yang lihat." Jean terlihat gelisah.

"Nanti setelah kamu pulang kerja saja," sambungnya.

"Oke, setelah pulang kerja." Tristan setuju.

Dia kemudian melangkah ke depan sambil mendekatkan wajahnya tepat di telinga Jean.

"Aku akan menagih itu nanti. Jadi, jangan coba-coba kabur," bisik Tristan dengan suara berat.

"Iya, aku nggak akan kabur," balas Jean malas.

Tristan menarik sudut bibirnya ke atas. "Good girl."

Jean terhenyak ketika Tristan meremas pantatnya.

"Tristan!" Jean memekik tertahan seraya mendelik ke arah Tristan.

"Apa?" sahut Tristan santai tanpa dosa.

"Jangan lakukan itu saat kita lagi di luar," tegas Jean.

"Astaga, galaknya." Tristan mencolek dagu Jean.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Where stories live. Discover now