(3) meet.

22.4K 3K 136
                                    

Jeo menatap guru yang sedang menjelaskan dengan seksama sambil menahan rasa kantuk yang menyerangnya. Ia sungguh membenci pelajaran sejarah, baik di kehidupannya dulu maupun sekarang. Terlebih ketika harus mencatat.

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

Bel istirahat berbunyi bertepatan saat Jeo menyelesaikan catatannya.

Hal yang paling Jeo benci di sekolah adalah mencatat.

Jeo sangat lamban dalam hal mencatat. Tangannya juga cepat lelah, baru mencatat sedikit saja rasanya jari-jarinya akan keriting.

Guru yang mengajar langsung keluar begitu mendengar bel berbunyi. Dan ketua kelas mereka ―Doyni Darius, mengumpulkan catatan milik seluruh penghuni kelas.

Jeo menahan tawa nya begitu teringat asal usul nama Doyni.

Di novel dijelaskan bahwa sebenarnya orang tua Doyni itu ingin memberi nama anaknya Doni, namun saat membuat akta kelahiran, sang ayah salah sebut nama menjadi Doyni.

Alhasil namanya terdengar aneh. Namun nama panggilan Doyni tetaplah Doni, ia sendiri yang tidak mau di panggil menggunakan nama aslinya yang aneh itu.

Doni menatap heran melihat Jeo yang bertingkah aneh.

"Ngapa lo?" tanya Doni sambil memandang aneh Jeo yang bahu nya bergetar menahan tawa.

Jeo tak mampu menjawab, ia hanya melambaikan tangannya sambil menyerahkan buku catatan miliknya. Tidak sanggup menatap wajah Doni.

Doni menatap Jeo aneh dengan alisnya yang mengerut sambil meraih buku catatan milik Jeo.

"Jeo, hanya karna cinta lo ga diterima sama Jane, jangan sampai lo jadi gila ya." Doni menepuk pundak Jeo prihatin.

Jeo masih menahan tawanya dengan bahu bergetar. Memang se receh itulah humornya. Hanya karna nama Doyni, ia jadi hampir tidak bisa menahan tawanya.

"Iya Je, apalagi kak Hares belakangan ini kayak merhatiin Jane terus. Kalo saingan lo kak Hares, mundur aja deh, nda sanggup." ujar Yandi ikut menghampiri Jeo.

Aaron Yandi Angelo adalah salah satu teman dekat Jeo asli.

Oh ayolah, Jeo mulai merasa kalau novel ini sedikit lucu. Bagaimana tidak, nama lengkap Yandi itu sudah bagus ada unsur-unsur western nya malah di tengah-tengah ada Yandi nya.

Melihat Jeo yang tak kunjung menjawab, Doni dan Yandi mulai bertatapan.

Seperti melakukan telepati, kedua orang itu secara bersamaan mengguncang kencang bahu Jeo hingga empunya sedikit terombang-ambing.

"Woi woi! udahh." ucap Jeo merasa pusing di guncang-guncang oleh dua orang lelaki didepannya.

"Gue takut lo jadi ga waras, sumpah!" ujar Yandi dengan wajah panik.

"Emang udah ga waras dari dulu." celetuk Doni yang sudah menghentikan aksinya mengguncang tubuh Jeo.

Yandi tertawa melihat Doni nge roasting Jeo.

"Eh Doy, gaboleh gitu! Si Jeo ingatannya lagi konslet, nanti dia ga waras beneran." nasihat Yandi yang baru mengingat fakta bahwa Jeo kehilangan sebagian besar ingatannya.

"Lah iya? gara-gara kecelakaan pas dia nolong Jane itu?" tanya Doni terkejut.

Yandi mengangguk.

"Goblok lu Jeo." hardik Doni seraya menatap frustasi Jeo. "Cuma demi cewe, rasa in tuh akibatnya!" lanjutnya.

ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang