Lepas lima tahun kepergian keluarga tuan Wingston dari Calestia, Toko roti Tuan Dulcie terlihat semakin ramai berkat bantuan Tuan Wingston dan keluarganya.
Tuan Wingston dan Dulcie terlihat menuangkan beberapa karung tepung kedalam mesin penggiling sedangkan Alaida- Istri Dulcie- dan Melisa terlihat sibuk membentuk roti dan memasukannya kedalam oven.
Sedangkan di kandang sapi terlihat dua gadis tengah mengobrol hingga membuat keduanya tertawa.
Alicia, gadis yang sedari tadi tengah memeras susu sapi murni itu terdengar terkekeh mendengar cerita Tiana, sepupunya sekaligus putri Paman Dulcie.
"Aku tidak berbohong. Pangeran itu memang terang-terangan menyatakan perasaannya padaku saat di pasar kemarin," ujar Tiana berusaha meyakinkan Alicia.
"Oh, ya? Lalu apa kau menerimanya?"
Tiana menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak! Aku hanya menyukai Ksatria Arlo dan bukan Pangeran Elio."
Alicia hanya mengangguk paham dan mulai berdiri menyerah satu ember susu kepada Tiana.
"Bukankah kau sangat ingin menjadi seorang tuan putri?" tanya Alicia sembari menuangkan satu ember susu kedalam satu kuali besar dan segera menyalakan api.
Tiana berpikir sejenak. Ia memang sangat ingin menjadi tuan putri tapi pasti akan sangat merepotkan jika harus mematuhi peraturan kerajaan.
"Aku mungkin tidak akan sanggup berada di istana karena peraturan yang mereka buat sangatlah ketat," sahut Tiana lalu duduk diatas tumpukan kayu. "Apa kau tidak pernah berpikir jika Pangeran Arthur menyukaimu?"
Alicia masih saja sibuk meniup kayu bakar agar segera menyala, bahkan wajah gadis itu sudah terlihat sedikit menghitam akibat abu pembakaran.
Ukhhh~
Ukhhh~Alicia mengibaskan tangannya mengusir beberapa abu yang membuatnya batuk dan bersin. Alicia lebih memilih menyibukkan diri mengaduk susuk secara perlahan ketimbang menjawab pertanyaan Tiana yang satu itu.
Alicia benar-benar tidak ingin sembarang jatuh cinta lagi. Apalagi dengan seseorang dari pihak kerajaan. Cukup Max dan setelahnya ia berjanji tidak akan menyukai seorang pangeran kembali.
"Bisa tolong ambilkan wadah besar dan ragi keju di laci dekat meja dapur?"
Tiana menghela napasnya. Di usia Alicia yang sebentar lagi memasuki 27 tahun, gadis itu belum juga memilih untuk menikah dan malah sibuk membantu memerah susu sapi.
Tiana saja yang berusia 23 tahun saat ini sudah sangat gencar mendekati Ksatria Arlo dan berharap suatu saat nanti mereka bisa berkencan.
"Apa kau tidak memikirkan tentang pernikahan?" tanya Tiana pada Alicia, tapi gadis itu masih saja sibuk memasukkan beberapa batang kayu untuk memanaskan susu sapi barusan.
"Untuk apa kau bertanya seperti itu? Jawaban ku masih sama. Aku sama sekali belum tertarik dengan pernikahan, kau paham!? Sekarang segera kau ambilkan aku ragi keju dan wadah, sebelum keju ini gosong!!"
Tiana langsung terkekeh, saat ia berbalik ia melihat Pangeran Arthur tengah berdiri dan sepertinya ia ingin menemui Alicia dan sepertinya pria itu sangat gugup.
Tiana melirik Alicia yang masih belum sadar dengan kehadiran Arthur.
"Lihatlah! Kita kedatangan pria tampan." Tiana lalu mendekati Arthur. "Apa kau ingin bertemu dengan kakakku?"
Arthur mengangguk. "Tapi sepertinya dia sedang sibuk," jawab Arthur yang tak hentinya melihat kearah Alicia. Sebenarnya Arthur belum lama mengenal Alicia karena ia lebih banyak bekerja di luar kota dan menghabiskan waktunya di istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [SEASON 2] [TAMAT]
Historical FictionSelepas kepergian Alicia dari Calestia. Entah mengapa mimpi aneh terus saja menghantui hidup Alicia. Mimpi buruk yang terjadi secara berulang terus-menerus menghantui pikiran dan hidupnya. Ia bahkan sama sekali tak mengenal sosok pria yang kerap kal...