Chapter 009

41 23 39
                                    

Hari Minggu adalah kesempatan bagi Kiana untuk rehat sejenak dari hari-hari sebelumnya. Rutinitas pagi ini pun hanya diisi dengan rebahan oleh Kiana, karena hari Minggu kebagian shift malam.

Ini sebenarnya usul Noah, katanya agar Kiana punya waktu untuk diri sendiri setelah enam hari pikirannya berpusat pada pekerjaan.

Meski begitu, Kiana tetap bangun pagi, kamarnya tetap rapi dan cucian pun sudah berjejer di bawah sinar matahari. Kiana tinggal santai dan mengisi perut. Kiana tidak pernah mengisi hari Minggunya dengan bermalas-malasan.

"Perasaan pernah beli novel deh, kemana ya?" monolog Kiana mengingat-ingat novel yang sudah lama ia beli saat sedang ada promo.

Kiana pun bangkit, membuka-buka lemari berisi barang-barangnya. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul satu siang, tapi Kiana tetap belum mandi. Ah iya, Kiana lupa bilang kalau di hari libur ia hanya akan mandi sekali; yaitu saat sore hari.

Hehe.

Ting!

Sebuah notifikasi membuat Kiana mengalihkan atensinya dari lemari, beranjak mengambil sang ponsel yang ia taruh di atas tempat tidur.

Pak Noah Gladiolus:
Happy weekend, Kian. Sudah bangun apa masih tidur?

Kiana cemberut, meskipun libur begini dia tetap bangun pagi. Kiana menimang ponselnya dan berpikir apakah dia harus menjawab pesan dari bosnya atau tidak.

Send:
Udah dong, Pak. Saya kan anak rajin. Memangnya ada apa, Pak?

Pak Noah Gladiolus:
Saya mau ngajak kamu jalan Kian.

Dahi Kiana berkerut, apa tidak salah bosnya ini mengajak jalan?

Send:
Jalan?

Pak Noah Gladiolus:
Iya, Kian, jalan. Makan atau main kemana gitu, ini kan hari Minggu.

Send:
Gak usah, Pak. Saya gak enak ya.

Pak Noah Gladiolus:
Ngapain gak enak? Pokoknya saya tunggu kamu, gih siap-siap. Lima belas menit lagi saya sampai.

Itu adalah pesan terakhir sebelum akhirnya Kiana memutuskan untuk menerima ajakan jalan dari Noah.

🌼🌼🌼

Kiana sudah rapi dengan dress putih yang menampilkan bahunya. Entah ini akan cocok atau tidak, tapi Kiana memang tak memiliki banyak baju. Sebagian uangnya dia gunakan untuk makan dan membiayai kuliahnya, Kiana tak sempat menyisihkan uang untuk membeli pakaian.

Karena mereka hanya akan jalan, jadi dia hanya akan menggunakan makeup yang tipis saja. Juga memadukan lip tint serta lip gloss, pada bibirnya.

Meskipun hidup susah, bukan berarti Kiana tak tahu bagaimana caranya berdandan. Apalagi dia akan jalan bersama pria, tentu Kiana harus bisa merapikan penampilannya agar enak di pandang.

Tapi, tunggu, kenapa Kiana baru sadar jika bosnya mengajak dia jalan. Ada apa gerangan?

"Astaga, ini bos gue kesambet apaan? Seriusan ngajak jalan?" monolog Kiana di depan cermin.

Kepala Kiana mendadak berdenyut, dia lalu duduk di tepi kasur seraya mengigiti kukunya. Tengah memikirkan Noah yang mungkin sudah sampai sekarang.

"Kiana, ada yang nyariin tuh!"

Itu suara ibu kost, benarkan Noah sudah tiba. Dia benar-benar pria yang tepat waktu, untung Kiana mandinya cepat.

Pintunya Kiana buka, menampilkan wajah ibu kost dengan alis yang terangkat dan tatapan yang berbeda. Kiana jadi mengernyit, mencoba mengartikan tatapan itu. Tapi, lalu Ibu kost pergi meninggalkan mereka. Hingga, saat dia berjalan ke depan dan melihat sosok Noah, saat itulah Kiana benar-benar di buat mematung.

Complicated Love || 2020 ✓Where stories live. Discover now