2. Dia Lagi?

27 5 0
                                    

Brukk

"Aduh maaf ya" aku meminta maaf, tapi anehnya orang itu malah sedikit tertawa. Sontak aku langsung bicara "Why? Is not funny!". Lalu dia menjawab perkataanku "Yes, I know. Nona". Huh? Dengan masih kesal dan karena aku penasaran siapa dia, aku menoleh ke arah orang itu dan ya, mata kami saling bertemu. Ada 1 hal lagi yang membuatku kaget, ternyata dia orang yang aku tabrak 2 hari lalu saat MPLS hari pertama. Pantas saja aku seperti pernah mendengar suaranya, bisa juga di sebut deja vu?. Btw ini hari terakhir MPLS.

"Hai Mbak" sapanya sambil tersenyum ramah.

"Hai juga, tapi gak usah manggil gue Mbak. Lagian kita seangkatan" -Bulan

"Tapi kenapa saat kita bertemu harus tabrakan?" -Bulan

"Yaaa! Mana gue tau" jawabnya.

Oh iya, tadi kami sudah mengambil barang yang jatuh.

"Jan galak-galak napa Mbak" ucapnya.

"Berisik, diem lo" -Bulan

"Oh iya, kenalin aku Dwi Dirgantara. Biasanya di panggil Dwi" -Dwi

Dia memperkenalkan dirinya sendiri tanpa aku minta. Aku juga memperkenalkan diriku.

"Dwi ya? Salken, namaku Aksara Bulan. Biasanya di panggil Bulan. Btw, aku di kelas 7D. Kalau kamu? Di kelas apa?" -Bulan

"Aku di kelas 7B, hehe" -Dwi

"Bulann! panggil Juli dan Mei. Setelah dipanggil mereka aku berpamitan ke Dwi. "Dadah!~" ucapnya sambil tersenyum kepadaku.

Skip, waktu pulang sekolah --->

Ya, aku bertemu lagi dengan anak itu. Kalian pasti tau dia siapa?. Benar sekali "Dwi". Lagi-lagi aku bertemu dengan anak itu.

"BULANN! panggil anak itu.

"Dih, siapa sih?!" ketusku. Aku menoleh ke arah suara tersebut berasal. Dan ternyata benar, anak itu lagi "Dwi".

"Kamu lagi?" ucapku kesal. Dwi hanya tertawa.

"Apaan sih lo" ketusku.

"Gapapalah" jawabnya.

"Lo penguntit ya?" -Bulan

"Gaklah, yakali" -Dwi

"Terus kenapa lo kayak ngikutin gue?" -Bulan

"Anu... Boleh minta nomor Whatsapp kamu ga?" -Dwi

"Owalah bilang kek" seruku. Dan lagi-lagi ia hanya tertawa.

"Nih ya" aku memberikan nomor WA ku, yang ku tulis di kertas.

"MAKASIH YA" ia berterimakasih dengan wajah yang senang.

"Sebenarnya aku tidak menyangka, setelah mendapatkan nomor WA ku. Yang ku lihat dia sangat excited, seperti anak TK yang diberi permen. Dia benar-benar sesenang itu" bicaraku dalam hati. Belum sempat berpamitan, tiba-tiba Kakakku sudah datang menjemputku.

"DEK! WOY BOCAH! teriak Kakakku, ya benar itu Kak Langit. Dia baik tapi ngeselin. Dia yang menjemputku, umurnya 19 tahun. Sedangkan umurku 13 tahun, jadi selisih umur kami adalah 6 tahun.

"Dicariin malah pacaran di sini" -Langit

"Apaan sih, gak ya Kak. Aku jomblo gak usah ngejek" -Bulan

"Yaudah ayo pulang cill" -Langit

"Iya-iya, bentar belum pamitan" -Bulan

"Dih, beneran bukan pacarmu?" -Langit

"Iya Ka-" jawaban Bulan diputus.

"Kenalin Bang aku temannya Bulan, namaku Dwi Dirgantara" -Dwi

"Oh beneran cuma teman? Yaudah deh. Salken bro gue Langit, Aksara Langit" -Langit

"Dih motong-motong pembicaraan orang" ketusku.

"Maaf Mbak" ucap Dwi tak bersemangat.

"Mbak?" -Langit

"Iya Bang, hehe" -Dwi

"Udah Kak, ayo pulang" sahutku.

"Yaudah ayo Dek, see you bro" -Langit

"Yoi Bang, dadah Bulan~!" -Dwi

Aku cuma diam dan tidak peduli. Setelah pembicaraan itu, akhirnya aku dan Kakak pulang.

TBC
MAAF KALAU GAK NYAMBUNG 🙏🏿

KALO TYPO TOLONG DI INGATKAN YA!

The Moon Is Beautiful Isn't It [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang