Perkara Pulang Malam

563 78 21
                                    

Jake membuka pintu rumahnya dengan pelan; persis kayak mau maling di rumah sendiri. Kalau maling takut digebuk, Jake takut diomelin.

"Ngapain pulang? Nggak sekalian ngekos aja di rumah Sunghoon?"

Jake terperanjat, reflek dia mengelus dada karena kaget. Sementara yang ngagetin malah sok sibuk ngaduk teh di anak tangga menuju lantai atas.

Ngapain coba, harus banget ngaduk teh di anak tangga.

"Nggak pulang dimarahin, giliran pulang disinisin!" Gerutu Jake yang berdiri di depan Jay. Tangannya bertaut, sementara matanya menatap lantai; posisinya kalau bisa ngomong, pasti bilang 'siap salah, baginda'

Jay malas menanggapi, tapi masih duduk di anak tangga. Dia diam, lalu melirik jam dinding yang hampir manunjukan waktu tengah malam, dan tak lupa berdecak.

"Maapan ih, besok-besok pasti lagi ..." lanjut Jake setangah becanda, sayangnya Jay nggak mempan dibecandain. Dia malah menatap rupa adiknya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Celana riped jeans, kemeja kotak-kotak warna hitam, rambut berantakan dan wajah yang kentara lelah di penghujung malam.

"Males, kamu makin nambah umur makin kayak anak-anak. Makin nggak tau waktu."

Jake kesal jadinya, soalnya dia ngerasa kayak bocah banget diomelin begitu.
"Apaan sih, ah. Aku tuh dah gedek, wajar lah pulang malam-malam. Namanya juga cowok!"

Jay tak menjawab, sengaja dia biar Jake buka suara lagi.

"Abang, ah! Ngatur!"

"Oh, jadi kamu udah nggak mau diatur. Udah nggak mau dipeduliin?"

"Lah, kok malah baper. Berlebihan banget."

"Kamu yang kekurangan mikir. Jadi orang nggak bisa disiplin waktu banget."

"Tadi 'kan udah bilang maap."

"Katanya nanti pasti lagi?"

Oke, Jake betulan kesal sekarang. Dia menghela napas lalu berniat pergi ngelewatin Jay, capek debat dia.

"Awas, aku mau mandi. Capek!" Katanya pas Jay ngeblokir anak tangga menuju lantai dua.

Yang disuruh minggir nurut, dia kasi space buat adeknya lewat walau kentara banget ogah-ogahan.
"Mandi, abis itu makan. Ntar sakit, yang repot siapa? Abang!"

"Berisik!" Balas Jake lagi sebelum menutup pintu kamar dengan kencang, lalu merebahkan diri di lantai; sengaja enggak di kasur, soalnya pantang buat dia nyentuh kasur kalau belum bersih-bersih dan keringetan.

"Ingat ya, ATM kamu abang yang pegang. Nanti kasitau bunda biar nggak usah transfer."

Jake jelas dengar, mau tak mau dia bangkit dari rebahan sambil mencak-mencak terus masuk ke kamar mandi dengan ogah-ogahan.

Sedang mandi pun dia masih kesal, alat mandinya aja dia lempar-lempar asal.

Setelah selesai dan ngeringin rambut dengan brutal, dia lalu cepat-cepat turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

Jay udah ada di sana, masih dengan muka judesnya. Lalu tanpa ngomong apa-apa, dia nyodorin kotak chicken katsu yang kayaknya baru dipesen.

Tanpa ngomong apa-apa, Jake membuka kotaknya dan makan dalam diam. Sementara Jay juga melakukan hal yang sama.

"Besok-besok coba diatur lagi jadwalnya. Kamu pasti banyak tugas, kalau waktunya dipake keluyuran sampe larut gini; kapan mau nugas?"

Another part of Jay ngomel, tapi perkataan abangnya itu emang benar; jadi Jake pun nggak banyak ngebantah.

"Tugasku selesai semua kok." Katanya pelan setelah selesai mengunyah makanan di mulutnya.

Jay mengangguk-angguk, berusaha nggak ngedamprat adek satu-satunya itu.

"Iya, tau ... tau. Cuma, imbasnya ke mana? Ke jam tidur kamu. Gara-gara nongkrong terus, sementara tugas harus diselesein; ujung-ujungnya kamu harus ngorbanin kesehatan. Kenapa nggak buat skala prioritas coba? Bunda sama ayah jauh, kamu tanggungjawab abang di sini. Sampe kapan mau diingetin? Kamu pulang malam juga bahaya, banyak begal apa segala."

Jake menunduk merasa bersalah, kalau dipikir-pikir; belakangan ini memang dia selalu tidur lewat tengah malam. Makin sedih dia pas sadar kalau udah mulai careless sama diri sendiri, giliran dipeduliin sama Jay malah ngamuk.

"Maafin, tadi nggak sadar aja pas ngobrol tau-tau udah larut malam." Jawab Jake dengan semelas mungkin, dia nggak niat mau makan lagi; kenyang omelan Jay.

Jay menghela napas, kayaknya timimg dia ngomel agak salah ya.

"Ada deadline besok gak?" Tanya Jay.

Jake mengangguk pas ingat kalau besok harus ngumpulin file power point sebelum mereka dapat giliran buat presentasi.

"Buat power point structure."

"Yaudah, nanti dibantuin. Abisin dulu makannya."

"Nggak-"

"Mulai?"

"Iya ini diabisin."
Jawab Jake cepat-cepat, dia rencananya mau masukin kotak makanannya sekalian biar Jay puas; sayangnya nggak jadi, malas juga dia mati konyol.

***




Kolom merikwes

- xoxo, Nana

Cotton CandyWhere stories live. Discover now