Calon Pengantin

339 67 14
                                    

"Ah sialan euy! Si Ola kabur!"

Semua langsung menoleh pada perempuan bertubuh jangkung yang terlihat sedang memijat pelipisnya itu.

Dia terlihat stress.

Tentu saja dia stress karena bagaimana bisa dia tidak stress jika Ola yang akan menjadi pengantin perempuan untuk tugas bab pernikahan mereka tiba-tiba menghilang.

"Tadi dia bilang cuma mau ke toilet bentar kok Chel..." kata perempuan berkaca mata itu yang langsung ditatap tajam oleh si pemilik nama Chelsea itu.

"Astaga Reshyaaaa kamu mah cuma dikerjain doang sama itu bocah tau! Si Ola itu kabur Syaaa bukan izin ke toilet," kata sahabat Reshya yang lain.

"Apa aku coba susulin Ola ke toilet aja kali ya Tyas? Chelsea?" tawar Areshya yang masih percaya sahabatnya itu tidak kabur.

"Coba aja sana Shyaa semoga aja sih kamu bener," kata Chelsea frustasi.

Areshya mengangguk kemudian berdiri. Dia mencoba berjalan keluar kelas namun dia teringat sesuatu.

"Eh iya aku mau sekalian ke kantin, ada yang mau nitip nggak?"

Semua mata langsung tertuju pada Areshya dan Areshya langsung merasa menyesal karena dia kesulitan menghafal hampir dua puluh pesanan teman-temannya yang berbeda-beda itu.

***

Areshya mendatangi setiap toilet yang ada di Sekolahnya. Tapi dia masih belum menemukan Ola si sahabatnya itu.

Tidak salah sebenarnya jika Areshya percaya pada teman sebangkunya itu tapi untuk urusan ini sepertinya ia jadi kecewa sudah mencoba percaya. Apalagi jika diingat-ingat Ola memang terus menolak keinginan teman-temannya untuk menjadikannya pengantin perempuan.

Gara-gara tugas aneh itu memang.

Jujur saja Areshya memang terobsesi mendapatkan nilai bagus tapi dia benar-benar tidak menyukai tugas seperti ini. Tugas yang membuat dua kelas digabung dan harus mempraktikan bagaimana akad nikah itu. Ya kalau Areshya jadi Ola juga inginnya dia kabur apalagi jika dinikahkan dengan laki-laki yang bukan pacarnya.

Seandainya saja kelas Marshall yang ditugaskan melaksanakan praktik nikah dengan kelasnya, Areshya pasti dengan senang hati mencalonkan dirinya dan kekasihnya itu. Tapi sayangnya mereka tidak mendapatkan kesempatan itu. Padahal kalau dipikir-pikir kan lumayan buat latihan mereka nikah di masa depan nanti.

Sebelum berpikir semakin jauh, Areshya mulai mengetuk pintu toilet yang tertutup di depannya.

"Ola, kamu ada di dalem?" tanya Areshya yakin karena ini satu-satunya pintu toilet yang tertutup dan menandakan ada orangnya.

Tidak ada jawaban tapi Areshya dengan setia menunggu sampai akhirnya terdengar pintu toilet terbuka.

Dan keluarlah perempuan berambut panjang dari dalam toilet itu. Areshya tersenyum.

"Maaf ganggu, aku tadi ngira kamu sahabat aku."

"Oh iya nggak apa-apa," kata perempuan yang bernama Auryna itu karena Areshya sempat melihat nama di seragamnya.

Areshya pun meninggalkan perempuan yang tidak dikenalnya itu dan segera bergegas ke Kantin.

Di Kantin Areshya langsung memesankan semua pesanan teman-temannya. Sambil menunggu itu dia memesan semangkok batagor kuah. Jika sedang pusing begini memang enaknya makan sih.

Dan batagor kuah yang Areshya pesan pun datang. Areshya dengan senang hati membumbui batagor kuahnya itu dengan saos, kecap dan sambel. Begitu selesai ia menunggu batagor kuahnya dingin dan begitu dingin dia mulai menyendok kuahnya untuk mencoba kuah yang tadi dia racik sendiri.

PengantinWhere stories live. Discover now