PART 22

17.1K 1.2K 2
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------------
CURHAT BERUJUNG ++

Langit yang baru saja pulang bekerja langsung mencari keberadaan istrinya di dalam rumah.

Matanya pun menangkap seorang perempuan yang tengah tertidur di kamar milik mereka. Langit langsung menghampiri perempuan yang adalah istrinya itu dengan langkah yang pelan.

Tangan besar milik Langit terangkat keatas untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah istrinya.

"Cantik" gumam Langit.

"Eungh ..."

Mendengar lenguhan tersebut, Langit dengan cepat menarik kembali tangannya.

"Mas Langit? Mas Langit kapan pulang?" tanya Luna dengan suara yang serak.

"Baru aja kok. Udah, tidur aja lagi" jawab Langit.

"Enggak ah" ucap Luna dan mendudukkan tubuhnya untuk bersandar di kepala ranjang.

"Mas Langit udah makan?" tanya Luna sambil menatap suaminya yang tengah melepas seragam yang melekat di tubuhnya.

"Belum. Kamu udah?" sahut Langit sambil melirik istrinya.

"Belum juga. Aku mau nungguin mas Langit pulang biar makannya bareng" jawab Luna.

"Mas mau mandi dulu gak papa?" tanya Langit.

"Gak papa lah. Mandi aja, sambil nunggu mas selesai aku mau nyiapin makanannya" jawab Luna.

"Yaudah, mas mandi dulu ya. Gerah banget soalnya" ucap Langit yang di angguki oleh Luna.

Setelahnya, Luna pun bangkit dari atas ranjangnya dan melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan makanan.

Selesai menyiapkan makanan, sambil menunggu sang suami yang masih mandi, Luna pun membuka instagram miliknya yang sudah beberapa hari tidak dia mainkan.

Ucapan selamat dari para pengikutnya di instagram membuat Luna tersenyum. Banyak doa-doa baik yang di ucapkan oleh mereka, salah satunya adalah semoga dia cepat di berikan momongan. Luna pun berharap, doa-doa tersebut bisa dengan cepat terkabul.

"Yang ..."

Mendengar panggilan tersebut, Luna langsung meletakkan handphonenya dan menatap suaminya yang kini tengah menatapnya.

"Ngapain senyum-senyum ngeliatin handphone?" tanya Langit sambil mendudukkan dirinya di kursi makan.

"Oh itu, aku lagi bales-balesin komentar di instagram mas. Itu loh, komentar di foto resepsi kita kemaren" jawab Luna.

Langit yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya. "Yuk, makan."

Luna langsung saja melayani suaminya dan kemudian keduanya makan dengan hikmat.

*****

Sehabis makan, Luna serta Langit memutuskan untuk menonton televisi di kamar mereka dengan posisi berpelukan satu sama lain di atas ranjang.

"Mas ..." panggil Luna

"Kenapa?" sahut Langit sambil menatap istrinya.

"Kamu kenal gak sih sama Lettu Gibran, mas?" tanya Luna.

"Kenal, kenapa? Dia ada di bawah asuhan mas" jawab Langit.

"Orangnya baik gak?" tanya Luna.

"Baik. Kenapa kamu nanya-nanya soal dia?" sahut Langit tak suka.

"Istrinya nyebelin. Aku gak suka" beritahu Luna.

Langit yang mendengar itu mengerutkan keningnya. "Kenapa memang istrinya? Ganggu kamu?"

Luna pun menceritakan kejadian ketika dia bertemu dengan perempuan bernama Arum tadi.

"Kesal banget aku rasanya waktu liat muka sinisnya" gerutu Luna.

"Udah gak papa. Orang kaya gitu jangan di ladenin. Semakin kamu ladenin dia makin menjadi nanti" nasehat Langit.

"Gimana gak aku ladenin mas, orang dia nanya kaya ngeremehin aku banget. Gak kenal juga tapi sok-sok an tau tentang hidup orang lain" ucap Luna kesal.

"Udah, kalau dia memang keterlaluan nanti mas akan tegur ke suaminya dulu biar nanti suaminya yang nasehatin istrinya" tutur Langit lembut.

"Semoga aja modelan tetangga kaya dia cuman ada satu aja" dumel Luna.

Langit yang melihat wajah kesal Luna pun menjadi tersenyum. "Kamu lucu kalau lagi kesal kaya gini."

"Apanya yang lucu? Orang lagi kesel juga" sahut Luna cemberut.

"Gak tau. Menurut mas kamu lucu aja kalau lagi kesal gini. Apalagi bibir kamu sampai maju-maju kaya gitu. Lucu kaya bebek" ucap Langit.

Luna yang mendengar itu sontak melepaskan pelukannya dan memukul bahu milik suaminya. "Enak aja ngatain bibir aku kaya bebek. Bibir sexy gini di bilang kaya bebek. Rabun ya mata mas?"

"Bercanda sayang. Dari pada kamu kesal kaya gini, gimana kalau kita bikin anak aja" ajak Langit tersenyum.

"Di balik muka mas yang dingin dan datar, ternyata aslinya mesum" ejek Luna.

"Itu bukan mesum, sayang. Itu namanya naluri lelaki" ucap Langit.

"Jadi, gimana? Mau gak?" tanya Langit lagi.

"Masih sore juga mas" ucap Luna.

"Kenapa kalau sore? Emang ada larangannya?" tanya Langit

"Ya gak ada sih. Tapi, ayolah" jawab Luna dengan tersenyum malu-malu.

Pasangan suami istri itu pun akhirnya saling menyatu sama lain.

-bersambung-

MY CAPTAIN (End) || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang