Bagian 43

15.5K 1.5K 161
                                    

Akhirnya, setelah beberapa hari rehat kembali up.

Vote dan komen menentukan cepat atau lambat up, ya.

***


Bilqis terbangun ketika mendengar suara percikan air, ia terkejut karena tak menemukan Al di atas tubuhnya.

"Al—" Bilqis menengok dan ia menghela napas lega, "Fyuh, Ummi kira kamu jatuh ke bawah, Sayang. Ternyata lagi bobo di sebelah El."

"Eh, tapi kok .. Al bisa ada di samping Ummi? El juga—"

"Mas yang boboin Al di sebelah El, Bilqis."

Ibnu baru saja keluar dari kamar mandi, membuat Bilqis mengubah posisinya menjadi duduk. Tak lupa, Bilqis menarik selimutnya agar tetap menutupi tubuh dia yang tak menutup aurat dengan benar.

Terlihat Ibnu tengah memilih baju dan sarung di lemari, sedangkan Bilqis sudah melotot ke arah Ibnu.

"Ih, Mas! Kalo kamu ngambil alih Al dari aku, berarti kamu liat aurat aku dong?"

"Apa?"

"IH, MAS IBNU!!!"

Teriakan Bilqis disambut tangisan dari El membuat Bilqis segera menepuk-nepuk paha El tanpa peduli Ibnu lagi.

"Cup, cup, El cayang, maafin Ummi. El kaget, ya? Ayo, bobo lagi."

"Hayo loh, makanya jangan teriak-teriak."

Ibnu duduk di tepi ranjang, mengusap kepala El dengan ibu jari untuk menenangkan El.

Belum sempat Bilqis membalas, Ibnu sudah lebih dulu melantunkan sholawat badar dengan syahdu sampai Bilqis terenyuh.

"Sholatullah salamullah, 'ala thoha rosulillah, sholatullah salamullah, 'ala yasin habibillah, tawassalna bibismillah, wabil hadi rosulillah. Wa kulli muja hidi lillah, biahlil badriya allah."

Selang beberapa saat, tangisan El mereda dan El terlelap kembali. Bilqis menatap Ibnu yang sudah rapi lalu melirik jam yang menunjukkan pukul tiga pagi.

"Kamu mau ke mesjid? Yah, aku nggak bisa ikut deh." Bilqis memajukan bibir bawahnya. Ibnu terkekeh.

Merasakan pergerakan anak kembarnya, Bilqis mengecupi kedua mulut Al dan El itu bergantian, tetapi mereka tetap nyenyak. Hanya mulut keduanya mengecap-ngecap setelah diberi kecupan.

"Kamu mau kamar mandi dulu nggak? Biar Mas yang jagain Al dan El," kata Ibnu memberikan ruang untuk Bilqis.

"Oke, Ibnu!"

Bilqis beranjak dari ranjang, ia memakai baju tidurnya sebelum menuju kamar mandi.

"Kamu bilang apa tadi? Kok cuma nama?"

"Biarin, wleee. Apa salahnya? Emang nama kamu Ibnu."

"Awas, ya, Mas bakal kasih hukuman sama kamu."

"Kalo hukumannya enak, aku mau." Bilqis semakin gencar, "Ibnu, Ibnu, Ibnu, wleee!"

"Hukumannya adalah baca nadhom alfiyah seribu bait di lapangan."

Bilqis membelakakan matanya, "Inalillahi ... jangan dong, nanti kakiku bengkak. Kamu mau aku sakit? Kalo aku sakit, siapa yang bakal ngurus kamu dan anak kita?"

"Yang bener dulu manggilnya." ucap Ibnu.

Ibnu berbalik membelakangi Bilqis, tangannya terulur untuk membenarkan posisi guling yang menjaga tubuh mungil Al dan El.

"Iya, Mas Ibnu, suami yang sempurna dunya wal akhirah."

Detik berikutnya, "Tapi, upil! HAHAHAHA."

Bilqis Saqila  (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now