5. Paman Tampan

1.2K 126 9
                                    

*Build POV*

Ku tatap gambaran wajah ku di dalam cermin rias.
Menawan...
Di peristri pengusaha muda yg kaya raya.
Hidup mewah, semua terpenuhi dalam sekali ucap.
Harusnya semua orang pasti akan bahagia dgn semua itu.
Bahagia?? Hem... sampai detik ini aku belum tau seperti apa rasanya.
Tertawa lepas bersamanya saja itu sesuatu yg sangat lah langkah, apalagi bahagia! Mustahil...
Kalau ada penghargaan sebagai pria paling tolol, mungkin aku yg akan menjadi pemenangnya.
Bagaimana tidak, aku masih bertahan selama ini dgn pria yg entah lah aku pun tidak tau harus mengambarkan seperti apa sifatnya pada ku.
Tapi satu yg slalu membuat ku tetap bertahan. Rasa sakit bersama Bible masih lebih baik dari rasa sakit yg membuatku hampir mati ketika bersama lelaki tidak berperasaan itu.
Meskipun Bible sering berkata kasar padaku, tapi dia jauh lebih baik di bandingkan dgn laki laki itu.

*Penulis POV*

Cklek...
Suara pintu terbuka membuat Build kembali menyisir rambutnya setelah tenggelam jauh dalam lamunannya.
Sosok pria tampan berdasi perlahan memasuki kamar itu sembari melepas jas kerjanya.

"Maaf sudah membentakmu seperti tadi" Ucap Bible membelai rambut Build dan kemudian mencium puncak kepala pria cantik itu.

"Sejak kapan seorang big boss seperti anda bisa mengucapkan kata maaf" Jawab Build yg masih membersihkan polesan make up di wajahnya.

"Sudahlah jangan seperti ini, aku tidak suka" Bible memutar kursi yg di duduki Build agar menghadap padanya.

"Siapa anak kecil itu?" Tanya Build yg sangat mengharapkan jawaban pasti dari Bible.

"Berhenti lah bertanya tentang anak itu, belum saatnya kau tau kebenarannya" Jawab Bible ketus yg kemudian beralih duduk di atas tempat tidur sambil melucuti pakaian kerja yg masih menempel pada tubuhnya.

"Tapi jangan coba berhenti mencintai ku, karena aku tau kau tidak akan bisa" Ucap Bible mencoba untuk mencairkan suasana, tapi gagal.. Build memilih untuk diam seribu bahasa, bibirnya seakan terkunci rapat tidak ingin menanggapi suaminya.

"Malam ini aku akan tidur bersama Alexa! Kau bisa tidur kan tanpa pelukanku semalam saja?"

Bible merapatkan diri pada Build bermaksud untuk mengecup bibir pink istrinya itu, tapi Build menghindarinya.

"Jangan merasa jadi orang sok paling di butuhkan" Balas Build.

"Terserah kau saja lah" Setelah itu Bible pergi meninggalkan Build untuk tidur bersama Alexa.
......

*Bible POV*

Entahlah sampai kapan aku akan tutup mulut seperti ini. Semakin lama Alexa juga akan semakin besar dan mengerti kehidupan. Mungkin 5 tahun lagi Alexa juga akan tau siapa aku sesungguhnya, dan kenapa dia memanggil ku papa.

Rasanya sangat sulit untuk berjauhan dgn dia suatu hari nanti. Tapi bagaimana pun aku punya kehidupan sendiri.

Build...
Sepertinya aku harus mulai belajar untuk mencintai dia dgn tulus.

"Pah"

Malakait kecil ini yg slalu membuat ku merasa hidup ini terlalu berharga untuk di sia siakan.

"Iyah Alexa?"

Ku lirik jam dinding masih pukul 2 pagi.

Kenapa anak sekecil dia bangung sepagi ini?

"Kenapa Alexa?"

"Dimana mama?"

Mata kecilnya bersinar tanpa dosa.

"Ehm mama masih bekerja sayang. Alexa sama papa saja yah, tidur lagi yah"

Ku baringkan lagi Alexa agar kembali tidur dgn tenang, tapi ternyata...

"Mama" Alexa menangis sangat keras.

Oh God apa yg harus aku lakukan saat ini. Baru pertama kali aku menghadapi anak kecil yg sedang menangis tanpa ibunya.

*Penulis POV*

Alexa menangis semakin kencang dan terus meronta di pelukan Bible sambil meneriaki mamanya.

"Ssstt jangan menangis" Bukannya diam, Alexa justru semakin histeris.

"Biar aku yg menidurkannya"

Entah karena tidurnya terusik atau karena memang tidak tega mendengar tangisan Alexa, Build langsung mengambil alih Alexa dari gendongan Bible. Sementara Bible hanya diam memperhatikan Build yg pergi membawa Alexa keluar dari kamar.

Build mengusap usap punggung Alexa dgn sangat lembut mencoba memberi ketenangan pada anak kecil itu.

"Jangan menangis lagi yah sayang, masak princess nangis" Ucap Build pelan.

Baru beberapa menit saja, Alexa sudah kembali tertidur dalam gendongan Build.

"Meskipun aku tidak tau siapa anak ini sebenarnya, aku tidak mungkin membiarkan dia menangis seperti ini. Bagaimana pun anak ini tidak pernah berbuat salah pada ku" Batin Build.

Sementara di kejauhan, sedari tadi Bible meperhatikan Build yg menenangkan Alexa sampai akhirnya dia tertidur.

"Sepertinya dia memang memiliki hati yg sangat lembut" Ucap Bible pelan.

"Haruskah aku menyia-nyiakan pria seperti ini?" Lanjut Bible dalam hati.

Setelah merasa Alexa sudah pulas, Build kembali membawa Alexa masuk ke dalam kamar.

"Apa dia sud.." Belum selesai Bible berbicara, Build langsung menutup mulut Bible.

"Jangan buat dia terbangun lagi, aku sudah lelah" Ucap Build sangat pelan.

Bible hanya mengangguk, karena dia sendiri pun sudah lelah mendengar tangisan Alexa.
.....

Pagi menjelang dgn suara gelak tawa Alexa yg sudah terbangun sejak pukul enam pagi, yg memaksa Bible juga harus terbangun sepagi itu.

"No no Alexa" Bible sangat kuwalahan mengurusi Alexa yg sedang senang senangnya berlari.

"Astaga ini lebih melelahkan daripada bekerja seharian penuh" Keluh Bible yg baru beberapa menit bermain dgn Alexa.

"Paman tampan" Alexa berlari ke arah Build yg baru keluar dari dalam kamar.

"Paman tampan mau kemana?"

Sangat menggemaskan memang bocah yg satu ini.

"Gak kemana mana kok, Kamu sudah makan?" Build mengangkat Alexa dan menggendongnya.

Alexa menggeleng pelan tanda belum di berikan makan. Build melirik ke arah Bible yg sibuk sendiri dgn ponselnya.

"Kenapa tidak memberinya makan, Bibs?" Tanya Build pada Bible.

"Tapi dia tidak minta makan, Biu." Jawab Bible santai.

"Dia hanya anak kecil Bible, mana mungkin bisa meminta layaknya orang dewasa" Build dibuat sedikit kesal dgn jawaban Bible.

"Kamu disini dulu yah, paman buatkan makanan dulu buat kamu" Build menurunkan Alexa ke pangkuan Bible.

Beberapa saat kemudian, Build kembali membawa makanan untuk Alexa.

"Kita makan dulu yah, biar kuat" Dengan telaten Build menyuapi Alexa makan sambil bermain.

"Seandainya Gigie bisa seperti Build ketika mengasuh Alexa. Meskipun Alexa bukan anaknya, tapi Build sangat baik padanya. Sementara Gigie yg benar benar ibunya justru lebih mementingkan karir daripada anaknya" Ucap Bible mengagumi ketelatenan Build pada anak kecil.

"Kita harus pergi sekarang" Ucap Bible bermaksud untuk mengajak Build ke kantor.

"Bisakah kita pergi beberapa menit lagi, aku masih ingin menemaninya" Ucap Build.

"Cepat lah, aku tidak ingin terlambat karena dirimu" Ucap Bible sedikit keras.

Build mendengus kesal dgn paksaan Bible.

"Sayang, paman pergi dulu yah nanti kita main lagi" Ucap Build pada Alexa yg sibuk dgn mainannya.

"Mbak jagain Alexa yah" Pesan Build pada suster yg menjaga Alexa.

Build pun langsung menyusul Bible yg sudah lebih dulu keluar dari dalam rumah.

I Hate My Lovely Boss (𝓑𝓲𝓫𝓵𝓮𝓑𝓾𝓲𝓵𝓭) ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora