➳ f i f t y f o u r ✧

13 7 0
                                    

Hari tiga perkemahan berakhir dengan baik dan menyisakan banyak kenangan indah.

Dimana Yeonkyu dan Rei meresmikan hubungan mereka, lalu Won Bin dan Wonyoung yang berhasil berbaikan dengan bantuan Hwi serta Jeongwoo.

Lucunya, akhirnya mereka memutuskan untuk mengesampingkan soal perasaan masing-masing dan memutuskan membentuk geng sampingan berisi empat manusia tinggi.

Bahkan sampai ketika mereka mau naik ke kereta, keempatnya masih aja membahas soal nama buat geng aneh itu.

"Nggak cocok Wonyoung and the geng mah. Lo kata kita babu lo?!" protes Won Bin dengan nama yang diajukan Wonyoung.

"Dari pada lo?? Apaan Winnie the Pooh! Dasar bocah berkedok anak SMA!!"

Hwi dan Jeongwoo sama-sama menyesal mau satu geng sama dua orang ini.

"Ada banyak pelajaran yang gue dapet di tahun terakhir sekolah ini."

Sementara Junhyeok, duduk bersebelahan di kereta dengan orang yang nggak pernah diduga-duga bisa akur dengannya.

"Gue yakin itu bukan pelajaran-pelajaran yang lo dapet di kelas."

"Sok tau lo." Junhyeok mendengus setelah mendengar jawaban dari lawan bicaranya.

"Yang pasti gue denger dari cerita Rei, lo selalu bolos kelas, hahaha!"

Haruto tertawa keras. Dia merasakannya keanehan dari semua ini, tapi kenyataan tetap kenyataan. Dia dan Junhyeok juga teman baik dulu.

Mereka juga berbaikan. Karena berteman itu indah. Haruto pun nggak nyangka kalau Junhyeok akan meminta maaf padanya untuk kesalahan yang tidak begitu jelas.

Haruto kikuk setelah menerima permintaan maaf itu. Walau dia nggak tahu harus bagaimana menanggapinya, tapi pada akhirnya, keegoisan mereka kalah.

"Jadi, pelajaran apa aja yang lo dapet? Maksud gue, selain apapun yang nggak mungkin lo dapet di kelas." timpal Haruto.

"Kalo keegoisan cuma bisa ngehancurin banyak hal, termasuk hubungan persahabatan. Dan cinta bisa tumbuh meski harus dipaksakan terlebih dulu."

"Ceilah!" Haruto lagi-lagi tertawa. Nggak begitu memperhatikan kemana saat ini Junhyeok memandang."Puitis amat bahasa lo."

Junhyeok terdiam. Nggak membalas apapun selain senyuman tipis. Netranya nggak mau beralih dari pemandangan yang sebenarnya cukup membuat hatinya sakit.

Rei benar-benar bisa bahagia tanpanya. Karena ada Yeonkyu yang akan selalu berada di sisi gadis itu.

Yeonkyu jadi tempat bersandar paling nyaman untuk gadis itu. Dan kini yang bisa Junhyeok lakukan cuma mendoakan mereka, agar memiliki waktu lebih banyak untuk merajut kebahagiaan.

"Gue seneng bisa berdamai sama diri gue sendiri lagi." ucap Junhyeok kemudian. Kali ini, netranya melirik pada jendela kereta yang menampilkan pemandangan persawahan.

"Mungkin, gue juga harus jenguk dia abis ini."





















































"Ada yang liat Rei?"

Semua mendongak, kompak menggelengkan kepala masing-masing. Tapi sio langsung berceletuk."Coba lo tanya Haruto, atau nggak Yeonkyu."

Hanni masuk. Dia yang barusan menanyakan keberadaan Rei. Mereka jadi dekat sejak perkemahan yang sudah berlangsung dua minggu lalu.

Dia cari-cari Rei. Alasannya karena mereka mau mencoba menu baru yang ditambahkan di kantin. Tadinya mau bareng Wonyoung, tapi gadis itu hari ini nggak masuk sekolah.

Because of you[✓]Where stories live. Discover now