-4-

1.4K 213 10
                                    

Bersamaan dengan jam makan siang yang sudah berakhir, meeting Rose juga akhirnya berakhir.

"Terima kasih atas kerjasamanya Tuan Jung" ujar Rose sopan.

"Sepertinya kita seumuran. Apa kita bisa menjadi teman?"

"Boleh saja" sahut Rose.

"Baiklah, kamu bisa memanggil aku Jaehyun dan aku akan memanggil kamu Rose" Ujar sang cowok dan Rose hanya mengangguk  "Mau makan siang bersama?"

"Tidak perlu. Aku harus kembali ke perusahan" tolak Rose sopan.

"Baiklah"

"Aku duluan" setelah berpamitan, Rose langsung berganjak pergi dari sana meninggalkan Jaehyun yang terus menatap kepergiannya.

"Cantik" gumam Jaehyun dengan pelan.
















Dengan wajah capeknya Rose berjalan masuk kedalam perusahannya "Maaf Mrs" panggil Georgia.

"Ada apa?" Sahut Rose.

"Tadi Tuan Joohyuk menelfon. Dia bilang dia mau Mrs pulang untuk makan malam"

Dahi Rose mengernyit. Tumben sekali Papa nya meminta nya untuk pulang. Biasanya, sang Papa lebih sering mengusirnya agar berada di perusahan dan menguruskan berkas berkas yang bikin pusing itu "Baiklah. Terima kasih infonya" setelah itu, dia bergegas memasuki ruangannya.

Hah~ benar benar hari yang melelahkan namun dia harus tetap semangat agar ketiga saudaranya tidak perlu menerima amukan dari sang Papa.

"Lakukan dengan benar Rose! Kalau kamu gagal mengurus perusahan ini, Papa akan menghukum ketiga saudara kamu itu!"

Ancaman dari Joohyuk membuatkan Rose terpaksa mengorbankan hidupnya demi keselamatan ketiga saudaranya.










*

"Totalnya 300 won" ujar Jennie tersenyum ramah.

"Ini"

"Terima kasih. Sila datang lagi" ujar Jennie.

Hah~

Seperti biasa, Jennie bekerja sebagai kasir di sebuah toko buku. Gaji nya tidak lah terlalu banyak namun ianya tetap cukup untuk membiayai hidupnya.

"Sudah makan siang?" Pertanyaan dari Joy hanya dibalas gelengan oleh Jennie.

"Aishh! Selalu saja seperti ini" dumel Joy "Sekarang lo pergi makan. Biar gue yang lanjut kerja" usirnya.

"Tapi-"

"Tidak ada bantahan! Lo mendingan ke belakang terus habisin makanan yang sudah gue beli itu!"

"Lo beli makanan untuk gue lagi? Berapa harganya? Nanti gue bayar"

"Tidak perlu Jen. Gue ikhlas kok"

"Benaran nih?"

"Iya"

"Ya sudah, gue makan dulu ya. Thanks Joyi"

Jennie bergegas ke belakang dan memakan makanan yang dibeli oleh Joy. Dia memang benar benar bersyukur karena bisa mengenali sosok sahabat yang pengertian seperti Joy walaupun kadang kadang Joy suka bikin dia darah tinggi:v









*
*

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Rose yang memang belum menikmati makan siangnya akhirnya memutuskan untuk ke cafe.

Ingin ke cafe yang berdekatan dengan perusahannya namun dia ingat kalau sang kakak juga bekerja di cafe jadi dia memutuskan untuk ke cafe yang menjadi tempat Jisoo bekerja.

"Georgia, saya pulang dulu. Kamu sama yang lain juga bisa pulang pas jam pulang kerja tiba" ujar Rose.

"Baiklah Mrs" sahut Georgia.









Rose berjalan memasuki cafe dan dia langsung duduk dibangku yang berada di pojokan.

"Permisi. Mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan menghampiri Rose.

"Chicken salad sama ice lemon tea"

"Baiklah. Silakan ditunggu" Pelayan itu berjalan pergi dengan membawa pesanan Rose.

Brakkk

Seisi cafe langsung menatap kearah sumber suara bahkan Rose ikut menatapnya.

"Lo bisa kerja tidak!?" Teriak seorang cowok.

"Maaf Tuan. Saya tidak sengaja" Jisoo terus membungkuk berkali kali. Dia benar benar tidak sengaja menumpahkan air ke baju sang cowok.

"Lo fikir maaf lo bisa mengembalikan baju gue hah!? Asal lo tahu, baju gue lebih mahal dari harga diri lo!!" Bentak cowok itu.

Jisoo menunduk. Dia benar benar malu saat ini. Andai saja Seulgi berada disana, pasti sahabatnya itu akan membantunya.

Rose yang berada tidak jauh dari mereka itu pasti mendengarkan semuanya. Tangannya sudah terkepal emosi. Dia bangkit dan menghampiri mereka "Terus berapa harga diri lo?" Tanya Rose datar.

Jisoo sontak mendongak menatap sosok itu. Dia melotot ketika melihat sosok yang dibencinya.

"Lo siapa!? Tidak perlu ikut campur!" Marah cowok itu.

Rose mengambil uang dari saku jas nya dan melemparkannya tepat didepan muka sang cowok "Apa itu cukup untuk membayar baju murahan lo itu?"

"Jaga omongan lo!" Sentak sang cowok.

Rose bersmirk "Asal lo tahu, cowok yang menyakiti wanita itu lebih buruk dari sampah!"

Sial! Cowok itu benar benar malu. Tanpa bersuara, dia bergegas pergi dari sana dengan menahan kesalnya.

"Ikut aku!" Secara tiba tiba Jisoo menarik Rose menuju ke belakang "Apa yang sudah kamu lakukan!?" Sentak Jisoo marah.

"Aku hanya mempertahankan harga diri Kakak. Apa itu salah?" Sahut Rose.

"Tidak perlu sok baik Rose! Kamu tidak perlu melakukan semua itu!" Marah Jisoo "Apa kamu fikir dengan kelakukan kamu tadi, aku bisa memaafkan apa yang sudah kamu lakukan?"

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Kakak tidak bisa menghukum aku seperti ini. Kakak tidak tahu apa yang aku lalui"

"Aku tahu Rose! Aku tahu segalanya! Aku tahu kalau kamu hidup bahagia bersama harta Papa sementara itu aku sama yang lain harus mati matian berjuang untuk biaya hidup!" Teriak Jisoo menumpahkan segala emosinya.

Rose memberikan satu kartu atm nya kepada Jisoo "Kakak sama yang lain bisa menggunakannya"

Jisoo terkekeh sinis "Apa kamu fikir kamu bisa membeli harga diri aku!? Cukup Rose! Jangan bikin aku seakan manusia yang tidak ada harga diri! Aku muak sama kamu!" Setelah itu, dia berganjak pergi dari sana tanpa mempedulikan Rose.

"Maaf Kak" gumam Rose
















Cerita baru baby Chaeng sudah dipublish... Ayo mampir

  Tekan
    👇

I'm Sorry✅Where stories live. Discover now