25

668 100 16
                                    

Nara kini beristirahat total, kakaknya tidak membiarkannya keluar satu langkah pun dari kamar, apalagi semalam dia demam tinggi mungkin itu efek dari jahitan di punggung nya.

Mengingat jika semalam dia demam tinggi, kakaknya yang merasa panik langsung menelpon dokter untuk datang. Padahal ini cuma demam bukan sesuatu yang parah.

Luka dipunggung nya masih terasa sakit, ingin tidur pun harus dalam keadaan tengkurap dan itu membuatnya susah bernafas dan tidak nyaman, Nara cukup tersiksa jika ingin tidur.

Jadi sekarang yang bisa dia lakukan adalah duduk sedikit bersandar pada sandaran ranjang yang di beri bantal lembut agar punggung nya tidak terlalu sakit.

Ini sudah siang, Nara rasanya bosan sekali sedari tadi hanya membaca buku di atas tempat tidur.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka menampakkan Yamato yang tengah membawa nampan berisi makanan.

"Waktunya makan siang" ucap Yamato

Yamato meletakkan nampan di atas meja samping ranjang, dan dia duduk di kursi dekat ranjang.

"Bubur lagi? tadi pagi bubur sekarang bubur" keluh Nara saat melihat makanan yang ada di mangkuk

"Kau sedang sakit Nara"

"Yang sakit kan punggung kakak"

Satu tangan Yamato terulur untuk menyentuh wajah dan leher adiknya, masih terasa hangat rupanya, tapi untung saja tidak sepanas semalam.

"Masih demam" gumam Yamato

"Biar kakak ganti plester nya" Yamato melepas plester di dahi adiknya dengan perlahan.

"Tidak usah di pasang lagi kakak, aku sudah tidak panas" ucap Nara

Tapi seperti biasa Yamato tidak memperdulikannya, dia mengambil plester penurun panas yang ada di laci dan menempelkannya pada kening adiknya.

"Kakak masih marah padamu ya, jadi jangan membantah terus"

"Marah-marah terus nanti cepat tua!"

Yamato menghela nafas lelah, tidak ada gunanya terus berdebat dengan Nara, karena pada akhirnya adiknya itu selalu saja memiliki jawaban untuk membantahnya.

"Sekarang makan dulu" ucap Yamato sambil mengarahkan sendok yang berisi bubur ke hadapan Nara

Nara refleks menutup mulutnya dengan tangan, kepalanya menggeleng keras. Bubur adalah makanan yang lembek dan membuat nya ingin muntah. Sudah cukup pagi tadi dia dipaksa untuk makan bubur, kini tidak lagi. Bisa-bisa dirinya mabuk bubur.

"Nara!"

"Aku tidak ingin bubur"

Yamato menghela nafas panjang, adiknya ini benar-benar menguji kesabaran nya yang setipis tisu di bagi dua.

"Lalu ingin apa?"

"Ingin ramen pedas" seru Nara

"Jangan aneh-aneh, kau itu sedang sakit dan kau tidak bisa makan makanan pedas!" ucap Yamato, dia sangat tahu Nara itu tidak suka pedas dan tidak bisa makan makanan terlalu pedas.

"Kalau begitu ramen manis saja"

Kedua mata Yamato melotot ke arah Nara kala mendengar permintaan aneh itu "Tidak!"

Lagipula mana ada ramen manis, adiknya ini memang suka sekali makanan manis tapi tidak sampai ramen harus manis juga.

"Yasudah aku tidak ingin makan!"ucap Nara, karena sungguh dia tidak tahan jika harus makan bubur itu. Pencernaan nya tidak sakit hingga harus makan bubur.

Story of Nara [High&Low] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang