4. Who are you

62 13 64
                                    

Jimin, Jimin, Jimin. Pusing kepala Hoseok, telinganya sakit mendengar Taehyung yang sedari tadi merengek minta keluar ingin bertemu dengan Jimin sebentar saja. Masalahnya, kata sebentar yang keluar dari bibir seksi Taehyung itu sangat tidak jelas. Dalam kamus Taehyung, kata sebentar itu bisa saja sampai setahun kemudian.

Aduh, Hoseok ingin saja menjitak kepala Taehyung jadinya. Susah sekali di beri tahu, di dalam otak Taehyung itu hanya ada tentang bermain-main ya?

Ding Dong

Bel apartemen berbunyi, pertanda ada tamu yang mendatangi kediaman Hoseok. Pria Jung itu melangkah untuk membuka pintu apartemennya, mata tampannya langsung memutar malas begitu melihat orang yang ada di depannya kini adalah Jimin. Jimin lagii, Jimin lagi.

"Oh Jimin, Taehyung sedang tidak di beri izin main-main dulu ya. Dia harus banyak-banyak belajar hari ini." Hoseok menyela sebelum Jimin membuka suara, sembari mengeluarkan senyum terpaksa.

"Jimin! Astaga Jimin temanku, jauh-jauh datang kesini bukannya ditawarkan masuk. Masuk saja ya Jim, anggap saja rumah sendiri." Taehyung berteriak kegirangan begitu mendengar Hoseok seperti ada menyebut-nyebut nama temannya. Ketika sudah memastikan dengan mata kepala sendiri, saat itu juga Taehyung mempersilahkan Jimin untuk masuk ke dalam. Membiarkan sang tuan rumah diam melongo melihat kelakuan manusia-manusia aneh di dalam kediamannya.

Yang dipersilahkan masuk jadi tersenyum malu-malu.

"Benar-benar." Siapa yang tidak frustasi? Hoseok lho tuan rumah disini, tapi di abaikan begitu saja. Kini bebannya sudah bertambah satu, totalnya jadi tiga beban. Sudah lah, Hoseok mau merajuk saja. Punya adik tidak ada yang bisa di atur.

Akhirnya pria Jung mengikuti kemana kedua sejoli itu pergi, bertanya-tanya di dalam hati mengapa dia tidak di ajak. Taehyung memang semenyebalkan itu.

****


Kedua pria tampan itu, meski memiliki cover yang kekanakan, mereka tetap lah memiliki sisi dewasa layak pria normal pada umumnya. Contohnya seperti sekarang ini, Taehyung ingin Jimin tahu bagaimana perkembangan dia dalam hal mendekati gadis pujaan. Sepertinya rencana Taehyung tidak berjalan dengan mulus, tidak sesuai dengan yang mereka rencanakan. Jimin dimintakan solusi oleh Taehyung.

"Memangnya kau mendekati gadis itu dengan cara apa?" Jimin meletakkan kaki kanan di atas kaki kirinya, menunggu jawaban dari Taehyung yang masih tampak berpikir jauh.

Pria Kim berdehem sebentar, "Sesuai seperti yang kau anjurkan. Aku selalu ada dimana pun dia berada. Lalu.."

"Lalu?"

"Aku memasang kamera di hunian miliknya."

"HEH !!" Sungguh Jimin tidak menyangka dengan kelakuan Taehyung yang satu ini. Itu namanya sudah melewati batas. Jimin memang pernah bilang pada teman seperjuangannya ini, kalau menginginkan wanita itu harus di dekati dengan cara yang berbeda. Tapi bukan maksudnya seperti itu, Taehyung ini benar-benar harus Jimin didik dengan benar.

Taehyung melirik Jimin dengan tatapan kelewat santai, "Kenapa?"

"Tae.. Waras kah dirimu kalau berbuat begitu?"

"Memangnya kau waras? Kau sudah menculik anak gadis orang kalau kau lupa. Nah, aku kan hanya ingin menuruti dan meniru kata-kata mu, hanya saja dengan gaya kreatifitas ku sendiri. Aku tidak ingin di katai menjiplak kelakuanmu."

Ahh, menculik ya. Jimin hampir lupa dengan hal itu. Benar kata Taehyung, dia sendiri bahkan pernah menculik pacarnya sebelum di jadikan kekasih. Tapi kejadian itu sudah berlangsung sangat lama, Jimin berbuat demikian karena suatu alasan. Intinya, Jimin tidak bermaksud memberikan solusi yang tidak-tidak pada Taehyung. Soal 'mendekati wanita dengan cara berbeda', Jimin benar-benar tidak menganjurkan Taehyung untuk mengikuti cara Jimin yang agak sedikit melenceng.

MR. STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang