TINGGAL

59 7 0
                                    

HAPPY READING!!!

.
.
.
.
.

🧟🧟🧟🧟🧟🧟🧟

Sekar pun kini sedang duduk terdiam di teras rumahnya, dia tidak menyangka jika Tomi akan melakukan hal ini. Tapi dia juga sebenarnya percaya semua yang di katakan oleh Tomi, namun dia masih sangat kecewa dengan semuanya.

“Apa aku berlebihan ya Tom?”

Setelah itu dia membuka blokirannya,  kekesalannya sekarang berubah menjadi khawatir. Dia mengingat jika hanya Tomi lah satu satunya orang yang paling dia percaya saat ini, Tomi yang selalu ada buat dia selama ini. Tomi juga yang membuat dia kuat atas meninggalnya kakak dan juga neneknya. Sekar sangat terpuruk ketika kepergian kedua orang yang paling di sayanginya itu, mereka meninggal dengan cara bersamaan, kakaknya meninggal gara gara kecelakaan di saat neneknya meninggal karena sakit. Keadaan kakaknya saat itu begitu parah, hingga Sekar sendiri tak mengenali wajah kakaknya karena ledakan saat kecelakaan itu.

Dia sangat terpuruk saat itu, hanya air mata kesedihan yang terus keluar dari matanya. Namun hanya Tomi yang menenangkannya, Tomi juga yang membuatnya kuat saat ini. Tomi adalah orang yang sangat berarti dalam hidup Sekar.

Setelah itu Sekar pun berniat untuk menelpon sahabatnya itu, namun handphone Tomi tidak bisa di hubungi. Sehingga membuat dia begitu khawatir dan sangat merasa bersalah. Tak seharusnya dia marah kepada Tomi, walau Tomi telah menjanjikan sesuatu untuknya.

EGSATO

Tomi kini telah berada di teras rumah wanita yang mengusirnya tadi. Dia pun seketika tidur di teras rumah itu, karena dia sudah begitu capek dengan keadaan ini. Tiba tiba hujan pun turun begitu saja dengan begitu deras, sehingga membuat dia pun kedinginan walau sudah memakai jaket. Di tambah atap teras itu pun bocor sehingga dia mau tak mau harus mencari tempat teduh yang  aman dari air hujan.

Beberapa saat setelah itu, sang pemilik rumah pun datang, dia akan mengecek keadaan di luar rumah. Namun pemandangan yang tak di inginkan pun muncul, setelah dia melihat Tomi yang tampak kedinginan itu di teras rumahnya.

Namun wanita itu seketika pun kasihan dengan Tomi yang terlihat kedinginan. Walau dia tidak mengenali Tomi, namun dia pun sangat kasihan dengan pria itu yang kedinginan, dia masih memiliki hati.

Dia membuka pintu rumahnya perlahan. Setelah itu dia berjalan menghampiri Tomi yang tampak kedinginan di teras rumah itu. Tapi Tomi yang melihat wanita itu pun sedikit takut, ketika nanti wanita itu tiba tiba mengusirnya lagi.

“Mbak aku mohon, di luar hujan. Biarkan aku tinggal di teras rumahmu, aku janji kok besok aku akan pergi dari rumah Mbak dan tidak akan kembali lagi.” Tomi memohon kepada wanita itu.

“Ayo masuk! Aku takut nanti ada mayat kedinginan di rumahku,” ucap wanita itu dengan wajah datar.

“Emang ada mayat di rumah Mbak?”

“Ya maksudnya mayatnya itu kamu,” jawab wanita itu singkat.

Tomi mengerutkan keningnya.“Hah?”

“Yaudah ayo masuk, sebelum aku berubah pikiran!” ajak wanita itu kesal.

Setelah itu Tomi pun berdiri, dia mengikuti wanita itu dari belakang untuk masuk ke dalam rumah. Dia pun duduk di sofa ruang tamu, sementara wanita itu membuatkannya teh hangat.

zombee Where stories live. Discover now