4: Destinasi Awal

1.8K 354 14
                                    

Baik Istvan maupun Fyodor, tidak ada yang bisa memahami bagaimana alur pemikiran Elvard. Setibanya mereka di ibu kota, Elvard mengajak makan malam di sebuah kedai sederhana kemudian mereka mulai mengunjungi distrik perbelanjaan ibu kota Corville. Istvan mulai bertanya-tanya apakah Tuan Muda Ketiga sedang mencari sesuatu?

"Tuan Muda, maafkan kelancangan saya tapi ini sudah malam. Anda sudah lama berkeliling, lebih baik memesan penginapan lebih dulu kemudian berjalan-jalan lagi esok." Istvan mulai mengkhawatirkan Elvard. Dia yang paling memahami bagaimana kondisi fisik Elvard terhitung lemah dan hari ini mereka sudah melewati batas waktu berjalan-jalan yang ditetapkan oleh dokter terapi.

Sudah empat bulan sejak Elvard bangun dari koma tapi Duchess masih khawatir apakah tubuh putranya sudah pulih sepenuhnya atau tidak. Keluarga Castillon tidak memiliki kepercayaan pada kuil sehingga mereka lebih mengandalkan pengobatan dokter dibanding kekuatan suci. Sedang untuk luka yang dalam atau penggunaan instan, mereka menggunakan ramuan penyembuh yang dibuat kelompok alkemis.

Elvard tidak menjawab, alih-alih dia membawa langkahnya masuk ke sebuah gang yang sempit. Semakin dalam mereka melangkah, semakin waspada Istvan. Tanggapannya berbeda dengan Fyodor yang melirik sekeliling dengan minat tertentu.

"Tuan Muda, saya rasa lebih baik kita kembali ke jalan utama," bisik Istvan di samping Elvard. Pemuda itu melirik seorang pria tua berpakaian kotor yang mereka lewati, jelas saja wilayah gang ini merupakan area penduduk kalangan bawah.

Elvard tidak mengindahkan. Ditetapkannya langkah terus menapak ke depan. "Aku ingin melihat-lihat," jawabnya ringan.

Keingintahuan tuan mudanya terlampau besar, bagi Istvan itu mengkhawatirkan. Jika dapat memilih, Istvan tidak mau terlibat risiko yang tidak perlu. Sayangnya, rekan seperjalanannya yang lain, ksatria pelindung yang semestinya lebih tahu tempatnya untuk melindungi Elvard malah sangat tenang menatap sekitar seperti anak kecil yang tengah bernostalgia.

Elvard tahu ke mana dia akan pergi. Langkahnya tak memiliki keraguan saat dibawanya tungkai terus menapak belokan demi belokan yang di mata Istvan lebih terlihat jika Elvard cuma mengambil arah acak.

"Ah." Elvard melewati sebuah toko sebelum dia mundur sedikit dan menoleh ke samping, menatap pada jendela berdebu.

Bangunan toko itu terlihat sangat tua dengan cat mengelupas serta dinding yang dijalari tanaman liar. Elvard melirik logo papan yang tergantung sebelum beranjak maju mendorong pintu kayu dengan engsel berkarat dan spontan berderit nyaring.

"Tuan Muda!"

Istvan menyusul cepat sedang Fyodor meluangkan waktu memandang tulisan yang tersemat di papan toko yang lapuk.

La Potpourri.

Di luar dugaan Istvan, bukan aroma lembap atau bau apek yang segera menyergap mereka kala ketiganya memasuki toko. Sebaliknya, itu adalah semerbak wewangian yang tajam dan menyegarkan. Mata Istvan lekas membulat kala menghirup aroma toko, dia menyisir sekitar menemukan bahwa berbanding terbalik dengan tampilan luar toko yang kumuh, isi dalamnya cenderung bersih. Rak-rak tinggi tertata rapi di balik meja, ada puluhan toples bening yang di dalamnya berisi beragam dedaunan, bunga, hingga rempah-rempah.

Elvard membuka tudung jubahnya, dibawanya tungkai mendekati meja panjang yang digunakan melayani pelanggan.

"Permisi, Tuan."

Seorang pria di sekitar usia awal tiga puluhan mengangkat kepala. "Selamat malam, Tuan Pelanggan."

Tidak ada yang salah dari sapaan ramahnya tetapi arah tatapannya yang lurus ke depan membuat Istvan mengernyit sebab posisi Elvard sedikit ke samping. Dugaan aneh Istvan terbukti benar seusai Fyodor dengan santai mengayunkan tangannya di depan wajah pria itu dan tidak mendapat tanggapan apa pun selain sepasang mata yang tetap menatap lurus tanpa berkedip.

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Where stories live. Discover now