EP. 01

101 14 3
                                    

EP. 01

.

.

.

Kau telah menjalin hubungan bersama dengan Jimin selama lima bulan terakhir. Kau bahagia, tentu saja karena kau mencintainya. Dia pacar pertamamu, ciuman pertamamu, dan segala sesuatu yang pertama kau lalui bersamanya. Jimin memperlakukanmu dengan sangat baik, dia laki-laki romantis, selalu menunjukkan perhatiannya bahkan pada sesuatu yang menurutmu sepele. Seperti memberimu roti ditengah kesibukanmu kuliah dan acara kampus tepat ketika kau sedang kelaparan. Kalian pernah bertengkar, sering kali malah, namun pertengkaran tidak akan berlangsung lama, kalian akan berbaikan lagi dalam hitungan jam.

Pertengkaran hebat yang membekas sampai sekarang adalah ketika kalian saling berteriak di apartemenmu dan berakhir kau menyuruhnya untuk pergi dari apartemenmu tepat pada pukul dua dini hari. Kau bahkan mengatakan hal-hal buruk padanya. Tiga hari kemudian Jimin datang dan meminta maaf padamu dan kau memaafkannya seakan tidak ada masalah diantara kalian. Setelah hari itu, Jimin tidak seperti dirinya yang dulu, ada beberapa hal yang mulai berbeda dari sikapnya. Kau tidak begitu bahagia lagi. Jimin jadi sering melupakan janjinya, membatalkan kencan tiba-tiba, atau datang terlambat pada kencan kalian. Kau pernah bertanya padanya, tapi dia selalu mengelak dengan mengatakan kalau dia sibuk dengan kegiatan kampus atau ada acara keluarga yang kau tahu bahwa itu adalah kebohongan.

Suatu hari ketika Jimin datang terlambat ke apartemenmu, ketika kau memeluknya diambang pintu, kau mencium bau parfum perempuan di tubuhnya. Kenapa Jimin berbau seperti perempuan? Kau tidak pernah mempunyai parfum berbau seperti itu, Kau ingin bertanya padanya tapi kau urung ketika dia bahkan tidak melirikmu ketika kau melepaskan pelukanmu. Kau bertanya-tanya ada apa dengannya? Kenapa dia datang terlambat?

Pertanyaan itu terjawab ketika ada panggilan masuk pada handphonenya ketika kalian menonton film. Kau melihatnya sekilas nama yang tertera di handphonenya adalah nama perempuan. Jimin tidak menolak panggilan itu, dia berdiri dan pergi keluar untuk menerima panggilan itu walau hanya sebentar. Kau kira dia akan kembali duduk di sampingmu, tapi dia malah pamit pulang dengan alasan bahwa temannya Hoseok sedang dalam masalah dan dia harus membantunya.

Kau tidak tahu siapa Hoseok, tapi yang menelphonenya tadi jelas bukan bernama Hoseok tapi nama perempuan bernama Seulgi. Kau mengikuti permainannya, pura-pura tidak tahu dan membiarkannya pergi. Namun kau diam-diam mengikutinya dan melihatnya pulang ke gedung apartemenya. Ketika kau berniat menghentikan taxi, kau melihatnya menghampiri seorang perempuan. Kau melihat mereka berpelukan dan berciuman di depan gedung. Kau tidak sanggup berkata-kata, bahkan lupa untuk menghentikan taxi, kau membiarkan semua yang kau lihat terlewati begitu saja.

Kau tidak bisa berpaling, hatimu hancur, kau tersedak dengan kekecewaan dan kemarahan, air matamu mengalir di pipimu. Kau terisak begitu hebat, membuat si supir taxi terkejut dan menanyaimu apa kau baik-baik saja. Kau menyuruh si supir untuk kembali ke apartemenmu. Semalaman kau menangisi Jimin. Tidak menyangka kalau dia selingkuh darimu, membohongimu, dan membuatmu seperti orang bodoh. Walaupun kau pernah mencurigainya karena dia bersikap berbeda, kau tidak pernah menyangka kalau Jimin tega berpaling darimu setelah kau telah setia dan memberikan segalanya padanya.

Esoknya kau tidak masuk kelas. Kau tidak memberi kabar pada siapapun bahkan pada sahabatmu. Kau masih berbaring di ranjangmu, menangis tanpa henti walau sudah tengah hari. Kepalamu sakit, perutmu lapar, tapi kau tidak beranjak dari ranjangmu. Handphonemu berkali-kali menyala, teman-temanmu menelphone dan mengirim pesan. Tapi tidak ada satupun pesan dari Jimin. Kau mulai menangis lagi sampai lelah dan tertidur. Sore harinya bel apartemenmu menyala-nyala, kau terbangun tapi tidak beranjak untuk membuka pintu. Ada ketukan brutal dan suara sahabatmu, Jiso terdengar nyaring. Namun kau tidak membukakannya. Berpura-pura kalau di apartemenmu tidak ada kau. Satu jam kemudian Jiso menyerah, dia pulang setelah mengatakan kalau dia mengantungkan jjajjangmyeon di depan pintu.

I Hate You, But I Love You | Jimin BTSOnde histórias criam vida. Descubra agora