Ep 03

34 8 0
                                    

Matamu terbuka, kau melirik space di sampingmu. Kosong, tidak ada Jungkook. Kau berjalan ke kamar mandi, dia tidak ada di sana. Kau memilih mencuci mukamu di westafel dan berharap kuliah hari ini libur. Matamu agak sembab, Jungkook pasti mengira kau dan Irene berkelahi serius sampai kau menangis meninggalkan bekas sembab begini. Kau tidak ambil pusing lalu mengosok gigi dan mandi dengan malas.

Setelah mandi dan berpakaian, kau mencium sesuatu yang manis. Kau berjalan ke dapur dan menemukan Jungkook sedang membuat pancake. Jungkook belum mandi, tapi dia sudah rapih dan membulak balikkan pancake.
"Hei babe," kau menyentuh lengannya, Jungkook menatapmu tanpa ekspresi.

"Hei, tidurmu pulas?" Dia bertanya dan kau mengangguk.

"Terimakasih sudah menginap." Ucapmu.

Jungkook mematikan kompor, "Welcome, babe." dia menunduk padamu dan kau menciumnya di bibir.
"Kau habis gosok gigi?"

Kau tertawa, "Aku sudah mandi."

"Aku belum." Katanya. Tapi kau tidak jijik padanya, malah kau tidak mempermasalahkannya.

"Kita makan dulu saja." Katamu.

"Aku mau mandi dulu,"

Kau memeluknya "Kita makan dulu ya? Ayolah..," dan bertingkah manja yang menyebalkan.

"okey." Jungkook selalu luluh ketika kau dalam moody manja. Padahal kau tidak pernah begini pada siapapun kecuali pada Jimin.

Kalian makan pancake, Jungkook menghabiskannya dengan cepat dan pergi ke kamar mandi tanpa menunggumu selesai makan. Kau melihat ada yang aneh dari Jungkook, dia tidak banyak bicara dan tidak menanggapi obrolanmu. Jungkook hanya mendengarkan dan mengangguk ketika kau bercerita mengenai pekerjaan sampinganmu.

Kau mencuci piring dan menonton vlog oranglain di youtube sambil menunggu Jungkook selesai. Di lemarimu ada beberapa pakaian Jungkook. Dia sering menginap dan mandi di sini, jadi dia punya spasinya sendiri di lemari pakaianmu yang dulu terisi pakaian Jimin. Sekarang semua pakaian itu sudah kau buang, tapi kau menyimpan satu jaket miliknya yang tidak diketahui oleh sahabat-sahabatmu. Jaket hodie Jimin yang sering kau pakai hingga mereka mengira itu jaketmu dan kau entah kenapa tidak membuang jaket itu.

Jungkook keluar dari kamarmu dan dia telah seratus persen tampan dengan kacamata minusnya. Kau berdiri dan menyimpan handphonemu ke dalam tasmu. Namun ketika kau hendak merangkul lengannya Jungkook menolak.

"Sebentar, biar aku pakai sepatuku." Katanya, tapi setelah pakai sepatu dia tidak merangkulmu dan ada kerutan di keningnya sepanjang perjalanan kalian ke kampus.

"Jungkook, apa kau ada masalah?" Kau bertanya padanya ketika dia menepikan mobilnya di parkiran kampus kalian.

Jungkook melirikmu dan dia tersenyum, "Tidak ada."

"Benarkah? Kau terlihat banyak pikiran." Ucapmu.

"Aku tidak apa, yang bermasalah bukankah kau dan Irene?" Dia mengingatkanmu akan kebohonganmu. "Lekaslah berbaikan dengannya, apapun masalahnya kalian harus kembali bicara baik-baik." Katanya.

"Dia sedikit mengecewakanku. Nanti aku akan bicara lagi dengannya." Katamu. Kau berusaha untuk menjadi pembohong andal.

"Bagus, lebih cepat lebih baik karena kau akan bertemu dengannya setiap hari di cafe." Kata Jungkook.

"Yah, benar."

Kau tidak tahu saja kalau Jungkook sedang memikirkanmu. Igauanmu memanggil nama Jimin. Dia mendengarnya dan kau bahkan tidak tahu.

*****

Di kelas kedua Jimin duduk di dekatmu. Dulu kau punya satu kelas yang sama dengannya. Sejak putus denganmu dia tidak lagi masuk kelas yang sama denganmu, tapi dia hadir untuk hari ini di kelas yang bahkan tidak dia ikuti.

I Hate You, But I Love You | Jimin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang