Ep 04.

23 7 0
                                    

Jungkook menjemputmu setelah kau selesai bekerja.

"Hai, aku bawa americano untukmu." Kau sengaja membuat satu cup americano untuk Jungkook.

"Thanks." Ucap Jungkook.

Kau duduk di kursi samping kemudi, di samping Jungkook yang menyedot kopi tanpa katakan apapun lagi, dia menyetir pergi dari depan cafe.

Kau menceritakan sesuatu pada Jungkook, mengenai pembicaraanmu dengan sepupumu, mengenai kalian sudah berbaikan, pura-puranya. Jungkook hanya mendengarkan tanpa bicara sampai kalian sampai di apartemenmu.

"Kau mau menginap lagi?" Kau menawari Jungkook begitu dia mengantarmu sampai apartemenmu.

"Sepertinya tidak untuk sekarang, ada yang harus aku lakukan." Katanya.

"Tugasmu belum selesai?" Kau mengira tugasnya belum selesai.

"Benar. Sepertinya, kalau aku menginap, aku takut tidak bisa menyelesaikannya." Kata Jungkook, kau terkekeh mendengarnya.

"Oke, hati-hati." Kau menghampirinya dan berjinjit di depannya, berharap mengecup bibirnya namun Jungkook menoleh cepat kearah lain hingga kau hanya dapat mengecup pipinya.

Kau mengerutkan keningmu dan menatap aneh pada Jungkook. "Kau menghindariku?"

"Tidak, aku hanya terkejut."

Ada sesuatu yang Jungkook sembunyikan, pasti karena tingkahnya aneh sekali. Sampai kau sakit hati karena dia mengelak kau cium.
"Bukankah sudah terbiasa aku menciummu sebelum kau pamit?"

Wajah melamun Jungkook berubah cepat menjadi senyuman kaku. "Biasanya aku yang menciummu." Katanya, lalu dia menunduk untuk menciummu. Kau dengan jahil berpaling hingga dia pun sama hanya mencium pipimu. Kau tertawa begitu Jungkook menahan kepalamu dan menciummu lagi di bibir.

Tawamu terbungkam oleh ciumannya, tapi hanya sekilas. Ciuman itu seperti hanya asal menempel di bibir lalu Jungkook dengan cepat menarik kepalanya lagi.
"Goodnight." Katanya sebelum dia benar-benar pergi.

"Goodnight bunny!" Serumu, kau tersenyum dan melambai pada Jungkook yang tengah masuk ke dalam lift.

Kau melihat tatapan kosong Jungkook lalu dia tersenyum denfan ekspresi aneh. Kau tahu itu senyuman miris, Jungkook seakan terluka hatinya setelah kau membalasnya dengan candaan.

"Ada apa dengannya..?"

****

"Hei.."

Kau merasakan ada yang memelukmu dari belakang ketika kau tertidur. Kau membuka matamu berbalik dan menemukan Jimin di sampingmu. Kau terkejut, tapi tak bisa berkata-kata atau mengenyahkannya.

"Aku merindukanmu.." ucapnya. Lalu dia mencium bibirmu.

Seketika kau terenyak terbangun dari mimpimu. Kau bernapas cepat, duduk di ranjangmu dan melirik spasi kosong di sampingmu. Dimana Jimin dulu suka sekali berbaring di sana, sekarang dia singgah di mimpimu. Konon kalau kau bermimpi seseorang, tandanya kau sedang merindukannya. Namun, kau tidak sedang merindukan Jimin. Kau hanya terlalu sering melihatnya akhir-akhir ini.

Kau tidak bisa tidur sendirian, jadi kau tidak bisa tidur. Bergerak gelisah di ranjangmu, kemudian kau beranjak untuk pergi ke balkon kamarmu, menghirup angin malam mungkin bisa membuatmu mengantuk. Jadi kau berdiri di depan pagar balkon. Melihat pemandangan di sekitar apartemenmu. Lalu kau melihat mobil yang sudah tidak asing lagi, terparkir di sebrang jalan apartemenmu. Dua orang di dalamnya sedang berbicara dengan gestur tegas. Kau tidak bisa melihat dengan jelas gerakan random keduanya karena terhalang sebuah pohon.

I Hate You, But I Love You | Jimin BTSWhere stories live. Discover now