Ep 05

31 5 0
                                    

Seminggu ini Jimin tidak muncul, dia tidak terlihat dimana-mana.

Seminggu ini pula kau merasa kalau Jungkook menjauhimu. Dia selalu menolak kau ajak kencan dengan alasan pekerjaannya, tugasnya, dan projeknya. Kau memakluminya tapi kau tahu ada yang salah dari cara Jungkook menghindarimu. Kau takut. Kau takut diselingkuhi seperti Jimin dulu. Jadi, kau pergi ke apartemen Jungkook setelah sepulang dari kampus. Kau bahkan ambil cuti kerja tahunanmu hanya untuk memberikan kejutan pada Jungkook ketika dia pulang.

Sandi apartemen Jungkook adalah tanggal lahirnya. Kau begitu yakin tapi ternyata dia mengantinya. Kau tak bisa masuk ke apartemennya. Kau tak bisa memasak untuknya. Lalu, kau pada akhirnya menelphone Jungkook, mengatakan kalau kau ada di depan apartemennya. Tidak disangka Jungkook marah padamu.

"Untuk apa kau ke apartemenku? Sudah aku katakan, aku ada projek, tak bisa pulang sekarang." Jungkook seperti kesal padamu.

"Aku hanya ingin memasak untukmu. Kau mengubah sandinya, aku jadi tidak bisa masuk." Katamu.

"Tidak perlu memasak. Aku akan pulang larut malam, kami akan makan di luar." Ada suara bising di telphone Jungkook. Suara tawa laki-laki dan perempuan.

"Tidak apa, aku akan menunggumu."

"Pulanglah.., aku mungkin tidak akan pulang." Kata Jungkook.

"Kau tidur dimana?"

"Di studio. Aku sedang bersama yang lain, tidak enak kalau aku pulang duluan. Aku harus segera menyelesaikan projek kami."

Kau agak kecewa. "Apa sandi apartemenmu? Kenapa kau mengantinya?"

Jungkook memanggil namamu, "Jangan memperdebatkan tentang sandi sekarang." Ada helaan napas dari Jungkook.

Kau tahu memang ada yang tidak beres dengan Jungkook. "Apa yang kau sembunyikan dariku?" Kau kalut,

"Tidak ada oke? Kumohon, pulanglah, kalau aku sudah selesai aku akan mampir ke apartemenmu." Jungkook mematikan telphonenya secara sepihak.

"Jungkook? Jeon Jungkook!" Kau tidak mempercayainya. Dia mengabaikanmu. Kau mencoba menelphonenya lagi, tapi Jungkook menolak panggilanmu.

Kau menelphonenya yang ketiga kali dan nomor Jungkook berada di luar jangkauan. Jungkook mematikan handphonenya.
"Brengsek!"

Kau membawa pulang kembali belanjaan yang kau bawa. Matamu sudah berair, tapi kau tahan sampai kau masuk ke dalam taxi. Kau menangis sejadi-jadinya di dalam taxi membuat si sopir kebingungan.

****

Malam harinya kau mabuk di apartemenmu dengan bir dan soju. Dan secara tidak sadar kau menelphone Jimin. Kau mengundangnya datang ke apartemenmu.

Jimin datang dengan wajah khawatir.
"Hei, kau baik-baik saja?"

Kau berdiri di ambang pintu dengan keadaan kacau. "Jungkook selingkuh."
Kau tidak bisa berpikir dengan jernih. Kau hanya menyimpulkan dugaanmu sebagai sebuah fakta yang kau beritahu pada Jimin. "Sepertimu." Ucapmu lagi. "Miris sekali bukan?"

Kau membuka pintu agar Jimin bisa masuk. "Kau tidak apa?" Tanya Jimin lagi.

"Kau pikir aku tidak apa?" Tanyamu lagi. Kalian saling bertatapan, ada sorot khawatir di mata Jimin dan kau menatapnya dengan hati terluka.
"Aku tidak tahu apa yang salah. Bukankah kau akan memberitahuku apa salahku hingga kau berpaling dariku?"

"Kau mabuk." Jimin menutup pintu, dia melihat kaleng bir yang kau pegang dan merebutnya kemudian meminum isinya sampai habis. "Jangan minum lagi." Katanya. Jimin berjalan dan duduk di sofa. Dia membereskan kaleng bir dan botol soju di meja. Memasukkannya ke dalam kantong keresek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Hate You, But I Love You | Jimin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang