9

407 29 8
                                    

Scenes 9

Lanjutan yg scenes 8

-----------------------------------------------------------

Setelah pulang sekolah, seperti yang diiyakan oleh Shinichi kepada Kaito, Ia menunggu Kaito di depan sekolah. Hampir tiga menit, tapi Kaito masih belum datang.

Tiba-tiba, mata Shinichi ditutup dari belakang oleh tangan seseorang. Shinichi langsung mematung ketika matanya ditutup, namun ia menyiapkan jam tangan biusnya untuk jaga-jaga kalau dia akan diculik.

"Coba tebak siapa?"

Shinichi langsung mengenali suara itu. "Kaito"

"Iya benar~!" Kaito membuka tangannya, Shinichi langsung menoleh ke belakang, dan ia melirik ke motornya Kaito yang diparkir di dekatnya. "Bagaimana bisa motor itu―"

"Jurus mengendap-endapku keren kan?" ujar Kaito sembari menghampiri motornya, lalu menepuk-nepuk motornya dan berlagak keren di depan Shinichi.

"Tidak" jawab Shinichi dengan senyuman kecil. "Baiklah, kau mau apa memintaku menemuimu di sini?"

"Aku mau mengajakmu ke suatu tempat" Kaito langsung menaiki motornya, lalu menyalakannya. "Ayo naik"

"Aku?" Shinichi menoleh ke belakang, tak ada siapa-siapa, ia mengira bahwa Kaito mengajak seseorang yang ada di belakangnya.

"Tentu saja" ucap Kaito disertai senyuman.

Shinichi menaiki motornya Kaito di bagian belakang. Setelah naik, Kaito langsung mengendarai motor itu ke tempat tujuannya. Tidak lama setelah itu, mereka sampai di tujuan. Kalian penasaran Kaito membawa Shinichi ke mana? Yoi, ke tempat mereka pertama kali bertemu, atap gedung hotel Haido city.

"Memangnya kita boleh nyelonong masuk ke gedung hotel?" tanya Shinichi kepada Kaito ketika mereka menapakkan kaki mereka ke atap gedung seusai menaiki tangga.

"Hotel kan untuk umum" cetus Kaito.

"Umum bagi orang yang butuh tempat menginap sementara"

"Palingan kita juga butuh nanti( ͡° ͜ʖ ͡° )"

"…" Shinichi terdiam, seketika tubuhnya merinding memahami maksud perkataan Kaito.

"Jangan pasang wajah jijik gitu dong~" goda Kaito serta mencubit pipi temannya itu. "Btw gemes ya pipimu"

"Iya iya" ketus Shinichi sembari menepis tangan Kaito agar tidak terus mencubit pipinya. "Jadi cuma nunjukin ini doang? Ini mah bisa dilakuin kapan saja"

Kaito tersenyum lebar. "Tapi tidak setiap hari langitnya begini kan?"

Shinichi mendongak ke atas. Ah, benar juga. Langitnya berwarna biru cerah, awannya memadukan warna birunya langit dan menutupi sebagian cahaya matahari yang menyengat di kulit. Mendung, tapi tidak mendung. Angin yang berhembus mengharmonisasikan indahnya langit hingga membuat suasana di kota itu semakin adem.

"I-iya, kau benar" Shinichi mengangguk-angguk. Shinichi hendak mau menambahkan kata-kata menyakitkan untuk Kaito, namun tidak jadi ketika pergelangan tangannya diraih oleh Kaito.

"Kalau duduk di tepi gedung, jadi semakin terasa suasana ademnya" ucap Kaito.

Shinichi tidak mempercayai perkataan Kaito, indahnya alam yang berada di langit tidak cocok dengan pemandangan kota minim pepohonan. Namun karema Shinichi malas menanggapi, akhirnya ia mengiyakan Kaito dan mereka pun segera duduk di tepi gedung dengan kaki yang mengayun-ayun.

Alangkah terkejutnya Shinichi ketika ia melihat pemandangan kota yang sibuk bisa mengharmonisasikan kesan langit. Mulut Shinichi terbuka saking takjubnya. Kaito melihat temannya itu, lalu tersenyum. "Bagus kan?" tanyanya kepada Shinichi. Shinichi hanya menganggukkan kepalanya, sembari memalingkan wajahnya karena malu.

Mereka terdiam untuk beberapa saat.

"Eh, kira-kira bagaimana ya rasanya kehilangan seseorang yang kita sayangi?"

Shinichi terkejut. "Kau sudah tahu rasanya kan?"

"Iya ya..." Kaito menggaruk-garuk kepalanya, ia cengar-cengir.

"..." Shinichi terdiam sesaat. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Kaito merenung, memikirkan jawabannya. "Aku tidak tahu rasanya memiliki orang yang akan menangis jika kehilangan aku"

Shinichi mengerutkan keningnya. Ekspresinya heran pada awalnya, namun berubah menjadi sedih. "Aku akan menangis kalau kehilangan kamu"

"Hah?"

"E-eh" Shinichi buru-buru memalingkan muka.

"Coba katakan sekali lagi!" Kaito langsung mendekatkan jarak duduknya dengan Shinichi. Ia memegang pundak temannya itu, lalu memasang wajah penuh harapan.

"Apanya? Mengatakan apa?'

"MEI-TANTEIIIII"

"A-aku tidak tahu a-apa maksudmu!"

"KATAKAN SEKALI LAGI!"

"GK TAHU GK TAHU GK TAHU"

"AAAAAA MEI-TANTEI, AYOLAH~"

"GK GK GK GK GK"

-----------------------------------------------------------

End :3 hehe malas mengetik

Keidou's KaiShin Scenes Collection | KaiShinWhere stories live. Discover now