BAB I: Awal Mula Kisah Pertama Dimulai (3)

7.7K 24 0
                                    

"Dan anak saya sampai nangis, saya tunjukkin foto yang ada di HP saya itu, sampai foto telanjang dan isi chat suami saya dengan si Mirna itu saya tunjukkin. Nggak nyangka ayah seperti itu kata anak saya yang paling tua". Sambung bu Tina.

"Makanya saya labrak kesana, ya ributlah disana, mau saya hantam pakai helm si Mirna itu di kontrakan suami saya, keluar kata-kata mutiara anjing babi lonte saat saya disana. Nah yang bikin sakit hati saya, suami saya malah lindungi si Mirna itu, bukannya diam aja, ini malah saya yang di maki-maki suami saya". Kata bu Tina lagi.

"Kau juga main dibelakang ku kan? Main tiktok, kalau anak pergi sekolah kau pun keluar entah kemana kau begatal dengan laki, ya gitu-gitu bang dimaki saya didepan si Mirna itu", kata bu Tina.

"Emang betul itu buk? Yang dibilang suami ibu?", tanyaku penasaran.

"Iya betul bang, tapi saya nggak ada chat-chatan mesra sama laki lain, paling cuma balas chat di tiktok, facebook, ada juga wa tapi teman dan suami pun kenal. Dan saya nggak ada perasaan sama dia, cuma kawan biasa aja, nih coba abang liat sendiri", seraya memegang kembali HP nya dan bu Tina memperlihatkan isi chat WA dengan laki yang suaminya tuduh selingkuh itu.

Aku pun mengarah ke arah duduk bu Tina, dan siku kiri ku tepat mengenai buah dadanya sedikit. Ah sungguh empuk, entah karena BH yang dikenakannya atau memang aslinya se empuk itu pikir ku. Lalu aku pun melihat dan membaca isi chat yang menurutku cuma biasa saja, tidak ada kata-kata sedikit mesra. Hanya saja mungkin cara bu Tina membalas WA temannya dengan kata-kata 'Abang ngpain sih??' itu yang membuat suaminya sakit hati.

"Hmm, iya seperti chat biasa buk", kataku.

"Nah entah darimana nya saya mesra-mesraan sama laki lain bang, nah ini abang liat isi chat suami saya pas abis kejadian di Kota B itu", lanjut bu Tina seraya membuka isi chat WA dari suaminya sesaat setelah kejadian labrak pertama itu.

"Coba abang baca deh ini, pantaskah seorang suami melontarkan kata-kata seperti itu ke saya istrinya sendiri? Dulu saat baca ini hati saya sedih dan nangis sendiri, namun seiring berjalan waktu saya udah mulai bisa lupain dia", kata bu Tina sambil mendekat ke arahku. Disini penis ku pun semakin tegang dan mulai keliatan membesar dari celana kain yang aku kenakan karena buah dada bu Tina makin kencang terasa di siku kiri ku.

Lalu aku pun membaca isi chat dari suaminya, ada kata-kata 'Ngpain kau sama si Z di pasar di Kota A, ngomong lama-lama sampai pulang pun diantarnya ke rumah. Anak sekolah, kau kasih pepek kau di sodok sama kontol si Z di rumah, apa aku nggak tau hah?'. Kira-kira begitu cuplikan chat yang sempat ku baca. Lalu aku pun bertanya kepada bu Tina.

"Benar itu buk, yang diantar sama si Z terus kasih itu ke si Z?", tanyaku penasaran.

"Ya nggak lah bang, saya orangnya memang suka bergaul sama siapa aja, dan kalau di tawarin pulang ya hitung-hitung irit ongkos ojol, ya mau aja. Toh si Z juga dikenal sama suami saya. Itu karena suami saya cari-cari alasan aja", jawab bu Tina.

"Nggak juga saya sodorin memek ke orang-orang bang, memangnya saya perempuan apaan? Lonte aja kalau mau dipakai ya harus bayar dulu, terus kalau disaya kasih begitu aja? tidak mungkin lah bang", lanjut bu Tina ketus. Disini penisku semakin menegang dan rasanya mulai memaksa keluar dari CD yang kupakai. 

"Hmm, bener sih buk", jawabku singkat. Bu Tina masih menscroll isi chat suaminya, dan mulai ada kata-kata cerai gitu dari suaminya dan suaminya tidak mau mengurus surat untuk cerai, melainkan bu Tina yang harus mengurus, agar bu Tina tidak bisa menikah lagi sama orang lain.

Setelah sekitar 7 menitan Bu Tina dan aku membaca isi chat suaminya sampai terakhir kali itu sekitar 2 bulan yang lalu Bu Tina membalas ke suaminya 'Siap-siap saja dipanggil ke pengadilan, aku udah bosan di gantung sama mu, semua surat-surat akan ku urus, anak pun sudah setuju' dan suaminya membalas dengan kata 'ok' saja. Setelah membaca dan mencerna kejadian yang bu Tina alami, akhirnya aku dapat membuat kata-kata untuk dituangkan ke surat.

"Hmm, jadi gitu buk. Oke isi suratnya saya buat gini ya", kata ku. Bu Tina pun membaca isi surat yang aku ketik dan duduk bu Tina semakin dekat ke arah ku. Entah disengaja atau tidak, tangan kanan bu Tina memegang paha ku yang mana jari-jarinya mengenai posisi penisku yang saat itu masih tegang. Dalam hatiku 'Apakah dia sengaja, atau cuma jadi pegangan agar tidak jatuh ke arahku'. Yang pasti penisku semakin berdenyut dan pasti bu Tina menyadarinya.

"Gimana buk, bisa gitu isi suratnya?", aku bertanya.

"Bisa bang, sepertinya udah oke itu isinya. Boleh diprint bang, terus ini ada foto isi chat suami saya ke saya juga, abang print kan juga ya untuk bukti-bukti nanti mungkin diminta", pinta bu Tina seraya mengangkat kembali tangan kanannya yang berada di paha ku. Dan sekilas aku lihat mata bu Tina melihat ke arah penisku dan sedikit tersenyum. Yang artinya bu Tina memang merasakan penisku yang dalam keadaan tegang.

Lalu bu Tina membuka kembali HP nya dan mulai mencari foto isi chat dengan suaminya itu. Terus Bu Tina menanyakan cara kirim foto tersebut dan aku memberikan nomor WA ku ke bu Tina agar bisa kirim foto tersebut. Beberapa saat setelah foto dikirim dan akan diprint, bu Tina yang saat itu masih memegang HPnya malah memperlihatkan foto-foto telanjang si Mirna kepadaku.

"Nah ini dia si Mirna itu bang, coba deh abang liat sendiri, itu tetek dan memeknya abang liat terus nggak apa-apa, emang lonte dia itu", kata bu Tina sembari memberikan HP nya kepadaku. Aku pun melihat dengan jelas payudara si Mirna ini, lalu vaginanya yang dipenuhi bulu. Aku pun menikmati melihat foto-foto gratis tersebut. 'Kapan lagi ya kan, hahah' ucapku dalam hati. Penisku pun semakin menegang dan aku pun terpaksa meraba penisku agar dapat terbebas dari CD karena sudah terasa sakit.

Disaat aku meraba penisku, mataku sedikit melihat ke arah mata bu Tina. Betapa terkejutnya aku kalau bu Tina ternyata melihat tanganku yang sedang memperbaiki posisi penisku dari luar. Tampak lehernya seperti sedang menelan ludah. Dan akupun agak lama memperbaiki penisku karena bu Tina mungkin senang melihat pemandangan ini. 

Bersambung ke BAB I: Awal Mula Kisah Pertama Dimulai (4)...

Calon Janda Dan Tukang FotocopyWhere stories live. Discover now