BAB I: Awal Mula Kisah Pertama Dimulai (5-End)

8.1K 31 0
                                    

Penisku tidaklah terlalu besar, ukuran standar orang indo. Kira-kira 8-13cm, namun berisi/berotot gitu bentuknya.
Tanpa menunggu lama Bu Tina langsung rebahan di lantai setelah menarik roknya ke atas dan di ikat sedikit ke pinggangnya. Dan terpampang jelas bibir vagina yang merah itu.
"Cepetan sini sayangg", bu Tina mulai manja dengan memanggilku sayang seraya melebarkan dan mengangkat kedua kakinya. Lalu bu Tina juga mengeluarkan payudaranya dari dalam BH. Sungguh fantastis! Aku tidak tau ukuran BH namun dengan genggaman penuh tanganku pun belum dapat menggenggam penuh payudara bu Tina.
"Sini sayangg, yuk sini diajarin", bu Tina menarik tanganku dan akupun berlutut dihadapan liang kenikmatan bu Tina yang merah ini.
"Masukin pelan-pelan sayang, jangan buru-buruu", kata bu Tina sambil menggigit bibirnya.
Aku yang tak bisa berkata-kata lagi hanya biasa menuruti permintaan bu Tina karena memang baru ini pertama kalinya ingin bersetubuh dengan seorang wanita. Aku pun mengarahkan penisku ke vaginanya yang sudah basah, seingatku di film-film porno, harus dibimbing sama tangan, namun penisku berdiri keras tanpa perlu di tuntun.
"Iyaa gitu sayang, atas dikit, arghhh", desah bu Tina pelan sambil tangannya merangkul tubuhku. Akhirnya penisku masuk kedalam lubang pipisnya bu Tina. Walaupun terkena bulu halusnya, sangat terasa saat pertama masuk ke dalam vaginanya. Mungkin karena bu Tina sudah berumur dan juga sudah beranak dua, jadinya lubang kenikmatannya sudah sedikit kendor.
"Mmmph, agak cepetan sayang, terasa bgt kontol abang, enak bang, lagii... Lagii.. mmpph", bisik bu Tina.
Aku pun memberanikan diri untuk memaju mundurkan pantatku, terasa hangat penisku di dalam, basah, becek, dan ingin mengeluarkan sesuatu seperti aku onani dulu.
"Buk, mau keluar ni kayaknya, uhh", ucapku sambil menahan nafas yang keluar dari mulutku.
"Bentar sayangg, bentar", bu Tina tiba-tiba menolak badanku dan penisku keluar dari vaginanya.
"Ahh..mmph, sabar sayangg.. bentar..", ucap bu Tina sambil menahan nafasnya juga. Bu tina menatapku dengan sangat bernafsu, lalu mengangkat badannya dan mencium bibirku.
"Mmmph.., remas sayang", katanya sambil menuntun tanganku ke payudaranya. Beneran besar! Tanganku nggak sanggup meremasnya, putingnya yang hitam dan terasa keras. Membuatku makin meremas payudara bu Tina. Aku hanya mengikuti ciuman lidah bu Tina, sesekali bu Tina menggigit bibir bawahku, aku pun membalasnya.
Setelah beberapa saat berciuman dan tanganku masih meremas remas payudaranya, bu Tina berhenti menciumku. Dia menatapku penuh nafsu, dan memegang payudaranya seperti kode agar aku menghisap puting nya. Tanpa perintah, aku pun langsung melahap payudara bu Tina yang besar itu.
"Arghhh, iya sayang, mmphhh.." keluar desahan dari bibir bu Tina. Bu Tina lalu menuntun tanganku ke vaginanya, dan langsung saja ku masukkan jariku sambil mengocok vagina bu Tina.
"Mmm sayang, lagi bangg, dalam lagii.." pinta bu Tina sambil meremas rambutku.
Aku naikkan tempo mengocok vaginanya sampai terdengar bunyi plop plop plop seperti mengocok sesuatu yang becek. Vagina bu Tina pun semakin basah.
"Uhhhhh, iya sayang, arghhh..", desah bu Tina. Bu tina tiba-tiba menarik rambutku dan berkata, "Colok sekarang sayangg, entod aku bangg cepet..".
Rupanya bu Tina sudah beneran ingin klimaks, dengan makin beceknya vaginanya yang telah ku kocok, dan bu Tina langsung mencium penisku sebentar lalu kembali rebahan dan mengangkat kembali kaki ke atas.
"Cepet bang, mmpphh..", desah bu Tina sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri dan kanan. Langsung saja ku masukkan kembali penisku, kali ini langsung masuk kedalam dan terasa lebih hangat dan berair dari yang pertama tadi.
"Colok yang kuat sayang, ahhh.. uhhh..", desah bu Tina lagi. Aku pun memompa penisku dengan cepat, dan aku merasa ingin keluar atau ejakulasi.
"Buk, mau keluar nih.. ahhh", aku berkata dengan nafas ngos-ngosan.
"Ahhh..didalam sayang jangan berenti entodnya,,ahh uhhh hmmphh..", desah bu Tina makin cepat. Dan akhirnya penisku mengeluarkan cairan spermaku didalam liang vagina bu Tina, aku masih memompa penisku dengan kencang dan terasa makin panas lalu bu Tina mengerang keenakan dengan memelukku erat.
"Oohhh..ahhh..aduhh...mmmph", bu Tina akhirnya mencapai klimaksnya. Aku merasakan penisku dijepit dan ujungnya terasa ada cairan panas yang keluar dari dalam liang vagina bu Tina.
Bu tina terkulai lemas dilantai, tangannya mulai roboh ke lantai, begitu juga kakinya udah lemas terasa karna aku masih memopang kaki bu Tina.
"Enak sayang..hhh..lemasss", ucap bu Tina seperti orang sehabis lari kencang. Penisku masih berada didalam vaginanya, terasa penisku berdenyut-denyut, dan mulai tidak keras seperti tadi. Aku pun mencabut penisku pelan-pelan, dan keluar cairan putih agak kekuningan kental dari vagina bu Tina.
Aku pun bangun dan duduk dilantai, tepat di depan kaki bu Tina.
"Capek buk yaa, baru pertama kalinya ini buk", kata ku.
"Iya ketauan kamu nggak tau gimana caranya biar klimaks barengan, makanya tadi saya cabut dan suruh remas tetek saya bang, agar birahi saya makin memuncak gitu", kata Bu Tina menerangkan.
"Baru sebentar kok udah keluar sih bangg, haha", ejek bu Tina.
"Yee kan tadi barengan kita buk", sahutku.
Bu tina pun melambaikan tangan ke arahku agar aku menariknya. Setelah ku tarik, bu Tina naik ke pangkuanku, dimana penisku udah tinggal daya sekitar 50%.
"Kalau udah keluar sekali harus nunggu dulu bang, kalau abang mungkin bentar lagi udah tegang kembali, tapi saya belumm", ucap bu Tina sambil mencium bibirku.
"Saya udah tua bang, jadi nggak sanggup lagi kalau sampe 2 ronde, enggak becek lagi memeknya, kalau becek masih oke abang entod", kata bu Tina.
Kami pun saling berciuman bibir. Setelah 7 menit berlalu akhirnya terasa penisku mulai tegang lagi. Bu tina pun merasakannya, karena dia masih duduk dipangkuanku. Bu tina lalu menggesek-gesekkan vaginanya di penisku.
"Ahh, unchh, sakit bangg, udah kering memeknya, belum becek lagi", kata bu Tina seraya mencoba untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini vagina bu Tina terasa seret, nggak becek seperti tadi. Jadinya kepala penisku pun terasa sakit.
"Kamu masih kuat ya sayang? Mau lagi", tanya bu Tina sambil memandangku.
"Kalau ibuk nggak bisa, ya nggak apa-apa buk, nanti juga saya ejakulasi sendiri itu kena memek ibuk hehe," balasku. Namun penisku udh tegang sempurna kembali, sangat ingin kurasakan lagi liang vaginanya.
Bu Tina lalu berdiri dihadapanku, dan jongkok lalu menghisap penisku.
"Ahhh..", desahku. Baru ini pertama kalinya penis di hisap oleh bibir wanita, sampai bunyi gitu.
Setelah beberapa saat, bu Tina berhenti, lalu meludah sikit ke kepala penisku dan bu Tina balik badan ke samping lalu menungging.
"Masukkin ke pantat aja bangg, tapi pelan-pelan yah, dikasih ludah sikit dipantatnya nanti yah bang", kata bu Tina.
Aku sedikit terkejut, namun karena penis ini sudah sangat keras, aku pun bangun dan mulai mengarahkan penis ke lubang pantat bu Tina.
"Ouchhh, pelan-pelan bang, ludahin lagi biar enak masuknya, saya juga baru pertama ini entod dari pantat bangg", kata bu Tina.
Memang sangat susah memasukkan penis gemukku ke lubang pantatnya bu Tina itu. Aku pun meludah lagi kearah lubang pantatnya. Dan mulai mencoba memasukkan penis kembali.
"Arghh, mmm.., ahhh..", bu Tina merintih kesakitan. Namun aku tetap memaksakan penisku masuk kedalam lubang anusnya itu. Dan blop, akhirnya penisku berhasil masuk namun sangat sakit karena dijepit. Aku berusaha memaju mundurkan penis dengan pelan.
"Sakit buk?", Tanya aku kepada bu Tina seraya menggoyangkan pantatku maju mundur.
"Iya bang, tapi ada rasa enak gitu, ahhh..uhhh bang sakit", bu Tina merintih lagi. Aku pun berhenti dan mengeluarkan penisku. Padahal sedikit lagi muncrat lagi sperma ku itu.
"Kenapa dilepas bang, sakit sih tapi enak juga, cuma karena kering", kata bu Tina. Aku melihat posisi nungging bu Tina yang makin membuat gairahku menanjak. Lalu aku pun mencoba masuk ke dalam liang vaginanya kembali dengan memberikan sedikit ludah.
"Iya ke memek aja bangg, tapi pelan yah takut luka", pinta bu Tina. Bless, akhirnya penisku masuk kedalam vagina nya kembali. Langsung ku gaskan maju mundur dan tak lama kemudian aku menumpahkan spermaku kembali dalam liang vagina bu Tina.
"Yah crot lagi deh sayangku ini..enak bangg?", Kata bu Tiba mengejekku.
"Lemas bukkk..", hanya itu yang keluar dari mulutku karena lemasnya lebih dari yang pertama kali tadi.
"Ngentod ya capek bang, gitulah rasanya, lemas tapi enak iya kan", bu tina tertawa.
Aku mencabut penis dari dalam vagina bu tina dan duduk bersandar ke dinding. Bu tina lalu bangun dan mengambil tisu untuk membersihkan vaginanya, dia juga membersihkan penisku dari sisa sperma yang menempel.
"Oh iya, nama abang siapa sih, kita udah ngetod tapi nama abang saya nggak tau, heheh", tanya bu Tina.
"Panji buk, saya masih 29 tahun loh, ibu udah panggil abang ajaa", jawabku.
"Panji milenium yah, hahah", canda bu Tina. Bu tina lalu memakai kembali CDnya, dan mengikat kembali kancing baju dan merapikan jilbabnya kembali. Aku pun demikian sudah memakai CD dan celana kainku. Dan membuka toko secara perlahan takut suaranya terdengar sama orang lewat nanti dilihat pula ada laki dan perempuan dalam toko berdua.
"Panji sangka nggak kalau bakal sampai ngentod sama saya?", Tanya bu tina sambil senyum.
"Beneran nggak nyangka, diluar bayangan dan pikiran saya buk", jawabku senang.
"Heheh, saya juga nggak nyangka loh, cuma pas saya cerita tadi panji dengerinnya serius kali. Terus tatapan mata panji itu loh, buat ibu jadi grogi tau", bu Tina mencubit kecil tanganku.
"Biasa itu buk, kita harus dengerin orang cerita kan, biar bisa buat suratnya dengan benar", jawabku.
"Tapi beneran loh, setelah suami saya cuma kamu ya panji yang pernah rasain memek saya, nggak bohong loh, entah kenapa bisa, padahal ibu sering liat yang kontolnya nongol gitu dari celana, tapi entah kenapa kok terpikat sama kontol panji deh", kata bu Tina dengan raut wajah penasaran.
"Heheh, ya udah terjadi buk. Kan sama-sama enak yahh", jawabku dengan tertawa.
"Kamunya enak 2 kali panji, eh terus saya nggak pernah loh colok dari pantat kayak tadi. Baru sama kamu loh, karena saya liat kamu tegang lagi tadi, yaudah deh saya coba dari pantar, wkwk", canda bu Tina.
"Iya buk, pengalaman pertama saya jadi double shot. Memek dan pantat, wkwk", canda ku lagi.
"Heheh, yaudah deh udah mau jam 1 siang, takut anak saya pulang nanti saya nggak ada dirumah, kamu main-main ke rumah yah, sayangg, heheh", kata bu Tina lagi sambil senyum nakal.
"Nanti di rumah bakalan dapet yang lebih enak lagi, lebih dari ini pokoknyaa", lanjutnya.
"Dimana rumahnya buk?", Tanyaku penasaran.
"Nanti saya shaloc via WA ya, yaudah saya pulang dulu, eh berapa suratnya?", Tanya bu Tina.
"Gratissss", aku menjawab dengan tertawa
"Hahahah", bu Tina pun tertawa seraya mengambil dompet dan mengeluarkan uang 100ribu dan ditaruk di meja komputerku. Lalu bu Tina pergi dan saat melewatiku bu Tina meremas penisku dan berbisik ditelinga karena ada pelanggan yang baru datang.
"Pokoknya datang ke rumah ya sayang, awas kalau enggak", bisik bu Tina lalu pergi menggunakan sepeda motornya.

Mungkin itulah sedikit cerita yang memang betul-betul ku alami, beneran terjadi loh ini. Dan ada 2 tema lagi yang beneran terjadi dan akan kubuat kan menjadi cerita. Namun untuk sekarang cukup sampai disini dulu. Terimakasih yang sudah baca, maafkan aku bukan seorang penulis, aku hanya ingin berbagi kisah ku saja. END
By: Noname69.

Calon Janda Dan Tukang FotocopyWhere stories live. Discover now