perasaan yang janggal

1K 121 6
                                    

Enjoy to read,
I hope you'll like this story.



"......"

Saat Soobin menjauhkan kepadanya dari Beomgyu. Dia melirik kesamping, menemukan Beomgyu dalam keadaan mata tertutup dan wajah kelelahan.

Soobin menatap Beomgyu dan wajahnya berangsur-angsur masam. Ini benar-benar memberinya perasaan aneh yang janggal.

Dia kemudian bangun dan duduk di samping tempat tidur.

Melihat cairan kental putih yang berlumuran di tangannya. Soobin mendesah lalu memegang pelipisnya dengan tangan lainnya yang masih bersih.

"Ini... benar-benar"

Dia tidak menduga akan melakukan hal ini dengan keadaan seseorang yang masih demam.

Soobin menoleh melihat Beomgyu yang terbaring berantakan. Melihat kekacauan yang dia lakukan pada pria ini sungguh memberinya perasaan aneh.

Soobin mengambil tisu yang disediakan dimeja dan membersihkan tangannya. Matanya tidak sengaja tertuju pada perut Beomgyu yang lebih banyak mendapatkan cairan kental, tidak dapat menebak milik siapa yang keluar lebih banyak.

Soobin mengirit memejamkan matanya, dia lalu berdiri dan merapikan pakaiannya, menarik kembali celananya dan mengancingkan.

Suara pakaian yang bergesekan dengan tangan terdengar kasar, saat dia merapikan pakaiannya yang kusut.

Soobin menarik beberapa tisu lagi, dengan sedikit membungkuk membersihkan sisa sperma yang mengotori tubuh bagian perut Beomgyu.

Beomgyu mendengus dalam tidurnya "uhm"

Setelah membersihkan semua dan membuang tisunya. Soobin menarik turun baju Beomgyu hingga menutupi bagian bawahnya yang tidak mengenakkan apapun

Membenarkan posisi tidur Beomgyu dan mengutip beberapa pakaian dan selimut yang dibuang nya.

Soobin menaruh selimut itu membungkus Beomgyu dan sisanya dia bawa ditangannya sendiri.

Ini momen yang langka dan cukup lucu.

Setelah semua selesai Soobin berdiri di samping tempat tidur dengan pose berpegangan pada pinggangnya. Dia menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki Beomgyu yang tertutup selimut.

"..."

Dering ponsel di saku celananya membuat Soobin tersadar dari lamunannya.

Dia mengeluarkan ponsel itu dari saku celananya. Panggilan dari asistennya Yeonjun.

Soobin melirik pada Beomgyu, dia lalu berbalik sambil mengangkat panggilan dari Yeonjun.

"Ada apa?"

"Ada apa? Kau menanyakan itu? Kau tau betapa sibuknya aku menerima telepon dan mendengar keluhan atas pertemuan yang tiba-tiba kau batalkan" ungkap Yeonjun kesal

"Bukankah itu sudah menjadi tugas mu"

Soobin berjalan sambil membawa pergi sisa pakaian. Dia membuka pintu itu tanpa membuat suara dan menutupnya dengan pelan.

Ruang didalam kamar menjadi sunyi.

Dan siapa yang bilang Beomgyu sedang tertidur. Dia hanya kelelahan dan memejamkan matanya. Berpura-pura tertidur dan menikmati perlakuan khusus.

Beomgyu mengintip dari celah kecil saat pintu kamar itu ditutup kembali.

Dengan tersadar sepenuhnya dia menetap pada pintu coklat itu. Perasaan yang cukup rumit membuatnya meremas selimut di dadanya.

Beomgyu menyentuh keningnya untuk merasakan suhu panas tubuhnya.

"...Sepertinya ini semakin parah" suaranya serak

Mengabaikan suara seraknya karena rasa lemas pada seluruh tubuhnya, dengan kelelahan Beomgyu kembali memejamkan matanya dan tertidur.

-

Soobin telah menyelesaikan urusannya, namun sepertinya dia masih memiliki beberapa pekerjaan dan bersiap-siap akan pergi.

Melihat pada jam tangannya dia tidak menyadari hari sudah mulai menggelap.

Soobin turun dari tangga, dari kejauhan dia sudah menatap pada kamar yang ditempati Beomgyu.

Sambil melangkah turun sesuatu baru terlintas di kepalanya.

"...Ah!" Ingin Soobin tiba-tiba

Beomgyu belum diberi makan atau minum.

Langkah Soobin segera menuju ke dapur, dengan terburu-buru.

Kebetulan Bibi rumah tangga sedang members-bereskan dapur. Namun ini sebentar lagi waktu dia selesai berkerja.

Soobin menghentikan langkahnya dan berdiri diam dengan ragu-ragu. Dia menggosok ujung hidungnya

Bibi menyadari kehadiran Soobin "apakah anda membutuhkan sesuatu?"

Soobin dengan ragu berkata "Sepertinya aku akan merepotkan mu. Bisakah bibi menyiapkan bubur dan minuman untuk tamu di kamar ke dua"

Bibi menolehkan kepalanya, melihat pada kamar yang dimaksud Soobin

"Tidak masalah, itu tidak memakan banyak waktu"

Soobin merasa lega dan sedikit tidak enak "terimakasih" ucapnya

Saat dia akan segera pergi, Soobin terhenti dan berbalik "benar, obat yang diberikan dokter ada di mejanya... aku lupa memberikannya"

Dia berkata dengan nada merasa bersalah dan sedikit penyesalan di wajahnya.

'jadi apa yang anda lakukan selama berjam-jam di kamarnya' batin Bibi

Bibi rumah tangga terbengong sejenak. Dia tau tamu yang dimaksud Soobin sejak pagi sudah dalam keadaan demam saat Soobin dengan gelisah menelepon seorang doktor.

"... tidak perlu khawatir. Bibi yang akan mengurus itu"

Setelah merasa pasti, Soobin berpamit dan pergi.




Please vote and support me guys!!
See you next chapter

We Have! (SooGyu)Where stories live. Discover now