with u part 4 Kegilaan Athur

246 10 0
                                    


Tiga hari berlalu, masalah terror itu telah selesai, Bibi yang bekerja membersihkan apartemen Tania telah menjelaskan darimana paket yang berisi bangkai itu. Dan mulai sekarang, sepertinya Tania, Lyla dan Bibi harus berhati-hati jika menerima paket dari fans Tania, karena yang mengirim paket tidak hanya fans, hatters pun ternyata juga mengirim terror untuk Tania.

***

Dengan set kebaya kutu baru, Tania terlihat cantik dan angun, beberapa wartawan yang ikut di undang untuk gala dinner malam ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membidik sang model.

"Tania, kamu sangat cantik sayang.." Ivana Amanda menyambut kedatangan Tania.

"Tante Ivana juga cantik, walau udah empat puluh tahun tapi Tante masih cantik, anggun, Tante roll model Tania banget," Tania memuji kembali Ivana Amanda yang maish terlihat muda walau usianya telah empat puluh tahun.

"Kamu ini bisa saja, andai Tante punya anak cowok, Tante gak fikir dua kali buat jodohin kamu sama anak Tante, tapi sayangnya, anak Tante Cuma satu, cewek lagi," Ivana sedikit kecewa dengan kenyataan yang ada, Tania Bhaskara memang calon istri idaman semua orang, namun saat ini belum ada satupun laki-laki yang mampu memikat hatinya.

"Tania,, apa kabar?." Amelia Amanda, anak dari Ivana Amanda menghampiri Tania dan Ivana yang sedang mengobrol berdua.

"Amelia,, aku baik sekali, bagaimana denganmu?." Tanya Tania sembari bercipika-cipiki dengan Amelia.

"Aku enggak baik-baik aja," Amelia cemberut, mmebuat Ivana tertawa.

"Mama jangan tertawa, aku akan marah pada Mama kalau Mama masih saja menertawakanku," Amelia bersungut-sungut pada Mamanya.

Tania tersenyum melihat interaksi ibu dan anak di hadapannya.

"Baiklah, baiklah, Mama tidak akan menertawakanmu, jika Mama tidak lupa," Ivana masih saja menggoda anak semata wayangnya.

"Terserah Mama kalau gitu, Tania sebaiknya kita pergi dari sini, tamu Mama semakin banyak." Amelia mengajak Tania untuk masuk kedalam hallroom, dan memang benar apa kata Amelia tamu-tamu Ivana banyak yang antre untuk masuk kedalam hallroom.


Tania menikmati acara malam hari ini, beruntungnya Tania tidak mengalami banyak kendala sama sekali, selain tadi pagi dia lupa menyiapkan kebaya untuk acara malam ini.

"Tania?, kau juga di undang Tante Ivana?." Tania sedang asik menikmati musik terkejut dengan ucapan orang disampingnya.

"Iya,," Balas Tania cuek, dari sekian banyak orang yang ada disini, kenapa Tania harus bertemu dengan Danira Salsadila, model pendatang baru yang sukanya mencari sensasi sana-sini.

"Wahhhh,, aku tidak menyangka Tante Ivana sangat baik hati sekali, setelah masa kontrakmu dengan brand milik Tante Ivana selesai, Tante Ivana masih berbaik hati mengundangmu,".

"Apa maumu Salsa?." Tania paling malas basa-basi dengan Salsa, melihat wajahnya saja Tania malas apa lagi ngobrol dengan Salsa.

"Aku ingin kau mundur dari RoseJewelry.". Tania menyunggingkan senyumannya, sangat manis, bahkan orang yang melihat senyuman Tania akan terpesona dengan wajah ayu miliknya. Tapi tidak dengan Salsa, Salsa malah menunjukan rasa ketidak sukanya pada Tania.

"Jika kau mau, maka bersainglah, jangan mengemis seperti ini, apa lagi RoseJewelry menunjuku sebagai brand ambasadornya, uppss,,,," Tania menutup mulut dengan tangannya.

"Astaga, aku keceplosan, padahal berita ini masih rahasia," Bisik Tania di telinga Salsa.

Amarah Salsa semakin menggebu, tangannya mengepal, menahan emosi agar tidak meledak disini, bisa hancur imagenya jika Salsa tidak sanggup menahan amarahnya.

"Tania, ayo ikut aku bentar," Amelia memanggil Tania, membuat ketegangan diantara Tania dan Salsa mereda.

Tania dan Melia pergi, meninggalkan Salsa seorang diri, Salsa terus mengawasi kemana perginya Tania dan Amelia anak pemilik acara malam ini.

****

Athur dan Rexi baru saja sampai hotel setelah pergi ke beberapa tempat untuk survei lokasi bersama dua vendor yang terpilih siang hari tadi, beruntungnya negoisasi dengan vendor di Indonesia tidak se alot dengan vendor dari singapura kemarin.

"Tuan anda langsung naik ke kamar atau pergi ke restoran?." Tanya Rexi, mereka berdua belum sempat makan malam, padahal ini sudah jam setengah sebelas malam, tapi hotel masih ramai, mungkin hotel sedang ada acara atau apa Athur dan Rexi tidak terlalu perduli.

"Aku ingin makan malam terlebih dulu," Perut Athur juga keroncongan butuh asupan.

Mereka berdua berjalan menuju restoran hotel.

Banyak Wanita cantik berlalu lalang keluar dari sebuah hallroom menggunakan baju tradisional indonesia, kalau tidak salah namanya kebaya, Athur lupa-lupa ingat dengan baju yang di pakai orang-orang itu.

Mata Athur tidak sengaja melihat dua Wanita sedang duduk tidak jauh dari tempat duduknya dengan Rexi, kalau tidak salah Wanita itu model yang di LED kan? Tapi Athur lupa namanya, padahal kemarin Rexi telah memberitahunya.

"Tuan ada apa?." Tanya Rexi penasaran saat Athur memicingkan matanya, mata Athur fokus pada dua Wanita yang duduk tidak jauh dari tempat duduk mereka, membuat Rexi penasaran.

Rexi mengulum senyumnya setelah mengetahui jika Athur sedang mengamati Wanita cantik, seorang model yang wajahnya terpampang di LED beberapa hari yang lalu, siapa lagi kalau bukan Tania Bhaskara.

Athur makan sembari mencuri pandang dengan Tania, sekarang Athur ingat nama Wanita cantik yang duduk sedang asik bicara dengan lawan bicaranya.

"Anda tidak ingin mendekatinya?." Tanya Rexi, ini pertama kalinya Rexi melihat Athur setertarik ini dengan seorang Wanita.

"Tidak,," Rexi terdiam setelah penolakan singkat Athur barusan.

Rexi tau Athur, rasa trauma yang dialami Athur mungkin belum sepenuhnya hilang, Rexi tidak mau terlalu berharap Athur akan memiliki pasangan hidup jika Athur masih memiliki trauma di dalam dirinya.

Mata Athur terus mengawasi Tania dan temannya ketika Tania lewat di sampingnya Athur menghirup aroma parfum Tania sedalam mungkin, aroma parfum Tania langsung menjadi candu untuk Athur, Athur suka wangi parfum Tania, begitu lembut dan menenangkan.

Beruntungnya Tania tidak menyadari kegilaan yang di lakukan Athur, mungkin kalau Tania tau, Athur bisa di cap sebagai pria gila, dan pamornya akan turun saat itu juga.

****

Tania langsung memejamkan matanya setelah sampai di mobil, Lyla dan supir memang menunggu di tempat khusus jadi mereka tidak ikut perjamuan di dalam hallroom.

"Tumben lama banget, gue kira lo udah balik duluan." Lyla bicara setelah Tania sampai di dalam mobil.

"Amelia ngajak gue kerja sama buat jadi model sepatu miliknya, tapi gue belum ambil keputusan, semua kerjaan gue lo yang atur, gue minta Amelia buat ngubungi lo besok, kalau memang memang ada waktu lo boleh ambil, tapi kalau ada jadwal lain jangan ambil, gue gak mau jadwal gue berantakan," Lyla mengangguk paham, Tania dan segala profesionalismenya terkadang membuat Lyla senang karena jadwal Tania tertata dengan rapi, namun Lyla kesal jika Tania sakit namun masih memaksa untuk bekerja karena sikap profesionalnya.

"Ohhh ya, tadi gue ketemu sama Salsa, lo tau, dia nyuruh gue buat lepasin RoseJewelry

"Pak, agak cepat ya, saya udah ngantuk." Tania meminta supir untuk cepat, beruntungnya malam ini cukup sepi, jadi tidak masalah ngebut dikit, Tania bener-bener lelah, tidak ada waktu buat istirahat sehari ini, jadi Tania ingin segera sampai penthosenya, dan langsung tidur.

"Lyl, lo nginep aja di apartemen" Pinta Tania.

"Emmmm,,," Lyla berdehem, Lyla sedang mengecek jadwal Tania untuk dua hari kedepan, Lyla takut jika ada jadwal yang hampir terlewatkan seperti gala dinner malam ini.

Beruntungnya dua hari kedepan, Tania tidak ada jadwal sama sekali, kecuali besok pergi ke dokter untuk perawatan tubuhnya, selebihnya Tania free.

Obstacles to be with uWo Geschichten leben. Entdecke jetzt